Mitsubishi

perusahaan asal Jepang

Mitsubishi Group (三菱グループ, Mitsubishi Gurūpu, biasa dikenal sebagai keiretsu Mitsubishi) adalah sebuah grup perusahaan multinasional asal Jepang yang berbisnis di berbagai bidang.

Mitsubishi Group
Nama asli
三菱グループ
Swasta
IndustriKonglomerat
Didirikan1870; 153 tahun lalu (1870)
PendiriIwasaki Yatarō
Kantor pusat,
Jepang
Wilayah operasi
Seluruh dunia
ProdukPertambangan, pembuatan kapal, telekomunikasi, jasa keuangan, asuransi, elektronik, otomotif, konstruksi, industri berat, minyak dan gas, lahan yasan, makanan dan minuman, bahan kimia, baja, aviasi, dsb
Situs webmitsubishi.com

Didirikan oleh Iwasaki Yatarō pada tahun 1870, Mitsubishi Group secara historis diturunkan dari zaibatsu Mitsubishi, yang eksis mulai tahun 1870 hingga 1946. Zaibatsu Mitsubishi kemudian dibubarkan saat pendudukan Sekutu atas Jepang pasca Perang Dunia II. Bekas anggota zaibatsu Mitsubishi lalu tetap beroperasi dengan merek Mitsubishi. Walaupun bekas anggota zaibatsu Mitsubishi tetap bekerja sama secara terbatas, salah satu yang paling terkenal adalah melalui rapat eksekutif "Konferensi Jumat" bulanan, bekas anggota zaibatsu Mitsubishi tetap independen dan tidak sepengendali. Empat anggota utama dari grup ini adalah MUFG Bank (bank terbesar di Jepang), Mitsubishi Corporation (sebuah perusahaan perdagangan umum), Mitsubishi Electric dan Mitsubishi Heavy Industries (perusahaan manufaktur terdiversifikasi).

Sejarah

sunting
 
Yatarō Iwasaki, pendiri Mitsubishi

Mitsubishi memulai sejarahnya sebagai sebuah perusahaan pengapalan yang didirikan oleh Iwasaki Yatarō (1834–1885) pada tahun 1870 dengan nama Tsukumo Shokai (九十九商会).[1] Pada tahun 1873, nama perusahaan tersebut diubah menjadi Mitsubishi Shokai; Mitsubishi (三菱) terdiri dari dua bagian, yakni "mitsu" (三) berarti "tiga" (sebagaimana tiga daun ek yang ada di mon dari keluarga Yamauchi atau Tosa yang menguasai tanah kelahiran Yatarō dan mempekerjakannya) dan "hishi" (菱, yang menjadi "bishi" di bawah rendaku) berarti "kaltrop air", yang berbentuk "belah ketupat", sebagaimana tercermin pada logo perusahaan ini. Mitsubishi juga diterjemahkan menjadi "tiga berlian".[2]

Mitsubishi didirikan pada tahun 1870, dua tahun setelah Restorasi Meiji, dengan pengapalan sebagai bisnis utamanya. Mitsubishi lalu berekspansi ke bisnis yang terkait dengan pengapalan, misalnya berekspansi ke pertambangan batu bara untuk memperoleh batu bara yang dibutuhkan oleh kapalnya, membeli sebuah galangan kapal milik pemerintah Jepang untuk memperbaiki kapalnya, mendirikan sebuah pabrik besi untuk memasok besi ke galangan kapalnya, memulai bisnis asuransi pengangkutan laut untuk melayani bisnis pengapalannya, dsb. Kemudian, sumber daya manajerial dan kapabilitas teknologi yang didapat dari galangan kapal digunakan untuk mengembangkan bisnis Mitsubishi lebih jauh ke produksi pesawat terbang dan peralatan. Pengalaman yang didapat dari bisnis pengapalan ke luar Jepang pun membuat perusahaan ini juga berekpansi ke bisnis perdagangan.[3]

Pada tahun 1881, perusahaan ini berekpansi ke pertambangan batu bara dengan mengakuisisi Tambang Takashima, yang kemudian disusul oleh Pulau Hashima pada tahun 1890. Batu bara yang didapat kemudian dipasok ke armada kapal uap miliknya. Mitsubishi lalu juga berekspansi ke bisnis pembuatan kapal, perbankan, asuransi, pergudangan, dan perdagangan. Mitsubishi kemudian juga berekspansi ke bisnis kertas, baja, kaca, peralatan listrik, pesawat terbang, minyak, dan lahan yasan. Dengan makin berkembang menjadi sebuah konglomerat, Mitsubishi pun memainkan peran penting dalam memodernisasi di industri Jepang.[4]

Pada bulan Februari 1921, Mitsubishi Internal Combustion Engine Manufacturing Company di Nagoya mengundang perancang Sopwith Camel asal Britania Raya, Herbert Smith, bersama sejumlah bekas insinyur Sopwith, untuk membantu Mitsubishi membentuk divisi produksi pesawat terbang. Setelah pindah ke Jepang, mereka pun merancang Mitsubishi 1MT, Mitsubishi B1M, Mitsubishi 1MF, dan Mitsubishi 2MR.

Mitsubishi lalu melakukan diversifikasi yang akhirnya membentuk tiga entitas, yakni:

Lahan yasan utama milik Mitsubishi di distrik Marunouchi, Tokyo, yang diakuisisi pada tahun 1890, dipisah pada tahun 1937 untuk membentuk Mitsubishi Estate, yang kini merupakan salah satu pengembang lahan yasan terbesar di Jepang.[5]

Perang Dunia II

sunting
 
Pesawat tempur Mitsubishi A6M "Zero"

Selama Perang Dunia II, Mitsubishi memproduksi pesawat militer di bawah arahan dari Dr. Jiro Horikoshi. Mitsubishi A6M Zero adalah pesawat tempur laut utama Jepang pada Perang Dunia II. Pesawat terbang tersebut digunakan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang selama perang, termasuk dalam serangan kamikaze pada akhir perang. Sekutu pun kagum dengan manuverabilitasnya, dan pesawat terbang tersebut sangat sukses dalam pertempuran hingga Sekutu merancang taktik untuk memanfaatkan keunggulannya pada persenjataan dan kecepatan menukik.[6][7][8][9][10][11][12][13][14]

Mitsubishi juga menggunakan tenaga kerja paksa selama perang, yang meliputi tahanan perang dari Sekutu, serta warga negara Tiongkok dan Korea. Pasca perang, Mitsubishi pun mendapat sejumlah tuntutan untuk memberikan kompensasi, terutama dari bekas tenaga kerja paksa asal Tiongkok. Pada tanggal 24 Juli 2015, Mitsubishi setuju untuk meminta maaf secara formal atas penggunaan tenaga kerja paksa selama perang, dan memberi kompensasi ke 3.765 tenaga kerja paksa asal Tiongkok yang dipekerjakan di Mitsubishi Mining selama perang.[15] Pada tanggal 19 Juli 2015, Mitsubishi juga meminta maaf karena menggunakan tentara asal Amerika Serikat sebagai tenaga kerja paksa selama Perang Dunia II, sehingga menjadikannya perusahaan besar asal Jepang pertama yang meminta maaf atas penggunaan tentara asal Amerika Serikat sebagai tenaga kerja paksa selama perang.[16]

Pada periode tersebut, Mitsubishi juga terlibat dalam perdagangan opium di Tiongkok.[17]

Pasca perang

sunting

Mitsubishi adalah salah satu dari sejumlah konglomerat besar asal Jepang yang ditargetkan untuk dibubarkan selama pendudukan Sekutu atas Jepang. Mitsubishi akhirnya dipecah menjadi sejumlah perusahaan yang lebih kecil dan sahamnya ditawarkan ke masyarakat umum. Selama beberapa tahun, perusahaan-perusahaan tersebut dilarang untuk saling berkoordinasi dan menggunakan nama Mitsubishi. Larangan tersebut lalu dicabut pada tahun 1952, karena Perang Korea menimbulkan kebutuhan untuk industri yang lebih kuat di Jepang. Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi Heavy Industries, yang telah dipecah menjadi sejumlah perusahaan, pun kembali bersatu pada pertengahan dekade 1950-an.[18]

Mitsubishi juga berpartisipasi dalam pertumbuhan pesat ekonomi Jepang pada dekade 1950-an dan 1960-an. Contohnya, dengan makin modernnya industri energi dan bahan di Jepang, Mitsubishi membentuk Mitsubishi Petrochemical, Mitsubishi Atomic Power Industries, Mitsubishi Liquefied Petroleum Gas, dan Mitsubishi Petroleum Development. Fokus tradisional Mitsubishi pada pengembangan teknologi adalah di bisnis baru seperti pengembangan antariksa, aviasi, pengembangan kelautan, komunikasi data, komputer, dan semikonduktor. Mitsubishi juga aktif di bisnis barang konsumen dan layanan ritel.

Pada tahun 1970, Mitsubishi mendirikan Mitsubishi Foundation bersamaan dengan hari jadinya yang ke-100. Masing-masing anggota Mitsubishi Group juga memiliki yayasan amal. Paviliun Mitsubishi juga menjadi inti dari pameran di Jepang sejak EXPO'70 di Osaka pada dekade 1970-an dan 1980-an.

Pada tahun 2017, Mitsubishi, bersama sejumlah perusahaan lain, terdampak oleh skandal Kobe Steel, yang melibatkan pemalsuan data untuk produk yang dipasok ke industri dirgantara, otomotif, dan ketenagalistrikan.

Pada tanggal 28 November 2018, Mahkamah Agung Korea Selatan memerintahkan Mitsubishi Heavy Industries, yang merupakan salah satu perusahaan inti dari Mitsubishi, untuk membayar 10 warga negara Korea sebesar 150 juta won ($133.000; £104.000) sebagai bentuk kompensasi, karena telah dijadikan tenaga kerja paksa selama pendudukan Jepang di Korea.[19][20] Sebanyak 18 orang anggota keluarga dari tenaga kerja paksa lain yang digunakan oleh Mitsubishi Heavy Industries dan menuntut sebelum tahun 2008 juga akan mendapat kompensasi.[20] Mereka sebelumnya telah mengajukan tuntutan di Jepang, tetapi tuntutannya ditolak oleh Mahkamah Agung Jepang pada tahun 2008.[20] Pemerintah Jepang lalu menyatakan bahwa putusan tersebut melanggar Perjanjian Hubungan Dasar antara Jepang dan Republik Korea.

Anggota

sunting

Bentuk bisnis

sunting
 
Tokyo Building, kantor pusat Mitsubishi Electric di Tokyo
 
Kantor Mitsubishi EDM/Laser di Amerika Utara
 
Kampus utama Universitas Seikei

Mitsubishi Group terdiri dari sekitar 40 perusahaan yang tidak memiliki pemegang saham pengendali. Tiap anggota Mitsubishi Group saling memiliki saham dari anggota yang lain.

Sebanyak 29 anggota Mitsubishi Group berpartisipasi dalam Konferensi Jumat (金曜会, Kinyō-kai), sebuah rapat makan siang yang dihadiri oleh eksekutif paling senior dan digelar tiap hari Jumat kedua pada tiap bulan. Mitsubishi Group memulai tradisi rapat eksekutif bulanan tersebut pada tahun 1952, dan lambat laun, rapat tersebut menjadi ajang untuk mengkoordinasikan kebijakan antar anggota grup. Namun, pada dekade 1990-an, rapat tersebut dikritik (terutama oleh investor non-Jepang) sebagai pelanggaran terhadap hukum antitrust. Sejak tahun 1993, Konferensi Jumat resmi digelar sebagai ajang sosialisasi, bukan sebagai ajang koordinasi strategi bisnis. Walaupun begitu, Konferensi Jumat tetap menjadi ajang koordinasi informal, salah satunya mengenai bailout Mitsubishi Motors pada pertengahan dekade 2000-an.[21]

Selain Konferensi Jumat, kepala bagian umum dari tiap anggota Mitsubishi Group juga menggelar rapat tiap hari Senin ketiga pada tiap bulan, sementara kepala bagian hukum dari tiap anggota Mitsubishi Group menggelar rapat koordinasi kebijakan merek pada hari Jumat pertama pada tiap bulan.[21]

Anggota inti

sunting

Tiga anggota Mitsubishi Group secara informal dikenal sebagai "Tiga Rumah Besar" (御三家, Gosanke) dan menggelar rapat koordinasi tersendiri sebelum menghadiri Konferensi Jumat, yakni:[21]

Sepuluh anggota Mitsubishi Group besar lain juga secara bergantian berpartisipasi dalam rapat koordinasi (dengan enam dari sepuluh perusahaan berpartisipasi tiap bulan), yakni:[21]

Anggota lain

sunting

Organisasi terkait

sunting

Bekas anggota

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Origin". Mitsubishi.com. Diakses tanggal 29 May 2021. 
  2. ^ "Mitsubishi Mark". www.mitsubishi.com. Diakses tanggal 14 May 2021. 
  3. ^ Odagiri, Hiroyuki (1996). Technology and Industrial Development in Japan. Oxford University Press. hlm. 76. ISBN 0-19-828802-6. 
  4. ^ "The History of Mitsubishi Group". GearHeads. 19 May 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-02. Diakses tanggal 25 October 2012. 
  5. ^ "History". Mitsubishi Estate Co., Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-16. Diakses tanggal 7 September 2015. 
  6. ^ Wilcox, Richard (9 November 1942). "The Zero". Life Magazine. 
  7. ^ Jablonski, Edward. Airwar. New York: Doubleday & Co., 1979. ISBN 0-385-14279-X.
  8. ^ Green and Swanborough 2001
  9. ^ Hawks, Chuck. "The Best Fighter Planes of World War II". chuckhawks.com. Retrieved: 30 July 2015.
  10. ^ Young, Edward M. (2013). F4F Wildcat vs A6M Zero-sen. Osprey Publishing. hlm. 36. ISBN 9781780963228. 
  11. ^ Thompson with Smith 2008, p. 231.
  12. ^ Mersky, Peter B. (Cmdr. USNR). "Time of the Aces: Marine Pilots in the Solomons, 1942–1944." ibiblio.org. Retrieved: 30 July 2015.
  13. ^ Angelucci and Matricardi 1978, p. 138.
  14. ^ Willmott 1980, pp. 40–41.
  15. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2018-12-02. 
  16. ^ "Mitsubishi Materials apologizes for using U.S. POWs as slave labor". Reuters. 20 July 2015. Diakses tanggal 19 July 2015. 
  17. ^ Hastings, Max (2007). Retribution. New York: Vintage. hlm. 413. ISBN 978-0-307-27536-3. 
  18. ^ Morris-Suzuki, Tessa, ed. (1989). Japanese Capitalism Since 1945: Critical Perspectives. hlm. 109. ISBN 9780873325516. 
  19. ^ Denyer, Simon. "New South Korean court ruling angers Japan, deepening crisis between America's closest Pacific allies". The Washington Post. 
  20. ^ a b c "Mitsubishi payout ordered over WW2 labour". 29 November 2018 – via www.bbc.com. 
  21. ^ a b c d "三菱グループの最高決定機関「金曜会」の知られざる権力構造と裏序列". Shukan Diamond. 25 January 2016. Diakses tanggal 28 April 2016. 

Pranala luar

sunting