Manajemen sumber daya alam

Manajemen sumber daya alam adalah penerapan ilmu manajemen terhadap sumber daya alam seperti lahan, air, tanah, tumbuhan, dan hewan dengan fokus terhadap bagaimana manajemen mampu mempengaruhi kualitas hidup manusia dari sekarang sampai masa depan. Manajemen sumber daya alam mengatur bagaimana manusia dan alam berinteraksi. Biologi konservasi, manajemen air, manajemen lingkungan, sosiologi pedesaan, dan perencanaan tata ruang dan wilayah bergerak bersama manajemen sumber daya alam terutama di sektor yang mengeksploitasi alam seperti industri pertanian, pertambangan, perikanan, dan kehutanan.[1] Manajemen sumber daya alam fokus pada penerapan ilmu dan pemahaman terhadap sumber daya alam, ekologi, dan kapasitas penunjang hidup dari sumber daya alam tersebut.[2] Sumber daya bukan sesuatu yang diciptakan dan bersifat statis, akan tetapi sumber daya alam ini berkembang mengikuti tindakan manusia.[1][3]

Contoh pengelolaan sumber daya alam sunting

Batuan yang mengandung tembaga sebelum ditemukan teknologi pengolahannya, hanyalah batu yang tidak berguna. Tindakan manusia yang menemukan teknologi pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi yang menjadikan bahan tersebut sebagai sebuah sumber daya. Contoh lain, semula kemiri bagi orang Kalimantan Barat bukanlah hal yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya. Namun setelah orang Jawa banyak bermigrasi ke Kalimantan Barat, kemiri menjadi sumber daya, karena dimanfaatkan sebagai bumbu bahan masakan orang Jawa berbagai masakan orang Jawa . Pada intinya sumber daya adalah proses yang tergantung pada fungsi dan menurut orang yang mendefinisikan hal tersebut.[2]

Sumber daya air sunting

Saat ini konstruksi yang dibangun untuk sumber daya air, khususnya oleh produsen air minum dalam kemasan Aqua, bukti bahwa air yang sehat sangat penting bagi manusia. Akibat konstruksi sosial seperti ini, air kemasan menjadi sebuah kebutuhan baru, bukan hanya untuk minum tetapi di beberapa daerah juga untuk mencuci muka, keramas bahkan untuk mandi mandi. Banyak orang yang meninggalkan air PDAM sebagai pemasok utama untuk air minum dan air bersih akibat konstruksi yang dibangun oleh Aqua.[2][3]

Sebagai salah satu sumber daya alam yang dimanfaatkan dan akibat dari tindakan manusia sumber daya yang lebih terbarukan lagi, produsen air minum dalam kemasan Le Minerale saat ini bisa mempengaruhi setiap elemen sumber daya, Le Minerale berkolaborasi, dengan dua media besar Metro TV dan Kompas TV serta dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memunculkan inovasi penggunaan galon sekali pakai seperti yang dilakukan Le Minerale bahkan bisa memberikan bahan baku dari proses daur ulang galon atau kemasan plastik yang mampu di produksi berbagai produk termasuk bahan baku untuk pembuatan jalan. Di tengah isu sampah plastik yang tidak dapat diurai dan isu mikroplastik yang ditemukan di beberapa hewan laut, terobosan inovasi ini dibuat oleh produsen air minum dalam kemasan Le Minerale.[3]

Kelapa sawit sunting

Sumber daya alam yang juga dapat dimanfaatkan adalah kelapa sawit yang merupakan sumber daya alam terbarukan yang kini gencar dikembangkan di daerah perbatasan. Produk turunan sawit dalam bentuk minyak merupakan komoditas perkebunan yang dibutuhkan berbagai industri, mulai dari makanan, kosmetik, kebutuhan rumah tangga, kesehatan, pakan ternak, hingga bahan kimia. Malaysia dan Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan kontribusi 85% dari keluaran global, di mana 53%nya merupakan capaian Indonesia dan 32% Malaysia. Kedua negara ini juga merupakan pengekspor terbesar dunia, mencapai 93%, dengan persentase ekspor Indonesia 55% dan Malaysia 38% dari total ekspor minyak kelapa sawit global. Minyak kelapa sawit dianggap sebagai sektor ekonomi strategis di kedua negara karena secara signifikan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB), pendapatan ekspor, ketersediaan lapangan kerja, dan pembangunan sosial ekonomi pedesaan .[3]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-02-08. Diakses tanggal 2014-07-19. 
  2. ^ a b c Massey University: Bachelor of Applied Science (Natural Resource Management)[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b c d HADIPURO, WIJANTO (2022). "MENEJEMEN SUMBER DAYA ALAM DARI PERSPEKTIF IDEOLOGIS". Universitas Katolik Soegijapranata: 36.