Hulu Perak

distrik di Malaysia

Distrik Hulu Perak adalah sebuah distrik di Perak, Malaysia. Sebagai distrik terbesar di Perak, Distrik Hulu Perak berbatasan dengan Kelantan di bagian timur, Kedah di bagian barat, Distrik Kuala Kangsar di selatan, serta Distrik Larut, Matang, dan Selama di timur laut. Ibu kota dari distrik ini adalah Gerik.

Distrik Hulu Perak
Distrik di Malaysia Malaysia
Daerah Hulu Perak
Transkripsi lain
 • Jawiهولو ڤراق
 • Tionghoa上霹雳县
 • Tamilஉலு பேராக்
Lokasi Hulu Perak District di Perak
Lokasi Hulu Perak District di Perak
Peta
Distrik Hulu Perak di Malaysia District
Distrik Hulu Perak
Distrik Hulu Perak
Location of Hulu Perak District in Malaysia
Koordinat: 5°20′N 101°15′E / 5.333°N 101.250°E / 5.333; 101.250
Negara Malaysia
Bagian negara Perak
Ibu kotaGerik
Local area government(s)Gerik District Council
(Gerik)
Lenggong District Council
(Lenggong)
Pengkalan Hulu District Council
(Pengkalan Hulu)
Pemerintahan
 • District officern/a[1]
Luas
 • Total6,56043 km2 (253,300 sq mi)
Populasi
 (2010)₪[3]
 • Total89,067
 • Perkiraan 
(2015)[4]
97,300
 • Kepadatan0,14/km2 (0,35/sq mi)
Zona waktuUTC+8 (MST)
 • Musim panas (DST)UTC+8 (Not observed)
Postcode
33100 (Pengkalan Hulu)
33300 (Gerik)
33400 (Lenggong)
Kode area telepon+6-05
Vehicle registration platesA

Titik tertinggi dari distrik ini berada di puncak Ulu Titi Basah, Pegunungan Titiwangsa, dengan ketinggian sekitar 1,533 mdpl, yang dekat perbatasan Thailand, dan Danau Temenggor.[5]

Tun Saban

sunting

Menurut catatan sejarah, orang yang mula-mula membuka Hulu Perak ialah Tun Saban, anak Tun Perak (Bendahara Paduka Raja, Orang Besar Istana Sultan Melaka) pada awal abad keenam belas. Pada tahun 1511, setelah Kesultanan Melaka jatuh ke tangan Portugis, Sultan Mahmud Shah telah berpindah dan mendirikan kerajaannya di Bentan. Pada tahun 1526, Portugis telah menyerang kerajaannya sekali lagi menyebabkan baginda terpaksa berundur ke Kampar dan mendirikan kerajaannya di sana.

Pada masa itulah Tun Saban telah berhijrah ke Hulu Patani dan tinggal di satu tempat bernama Beredung Budi; kemudian berpindah ke Belum, di Hulu Perak, dan membuka kampung di tempat yang bernama Relap Hati lalu menjadi ketua orang-orang di Belum.

Sultan Perak

sunting

Pada masa itu, Negeri Perak belum ada raja tetapi penduduknya sudah banyak. Maka pada suatu ketika yang baik, Tun Saban telah pergi ke Kampar, mengadap Sultan Mahmud Shah, memohon seorang putera baginda untuk dijadikan sultan di Perak. Baginda lalu mengaruniai puteranya yang bernama Raja Muzaffar dengan alat kebesaran negeri. Pada tahun 1528, Raja Muzaffar telah ditabalkan menjadi Sultan Perak yang pertama dengan gelaran Paduka Seri Sultan Muzaffar Shah ibni Al-Marhum Sultan Mahmud Shah.

Setelah Tun Saban meninggal dunia,(tiada catatan mengenai tanggal yang pasti) mayatnya dikebumikan di Changkat Merah dan hingga sekarang pusaranya itu terkenal dengan nama Keramat Tok Merah. Beberapa orang keturunannya dilantik menjadi Orang Besar di Negeri Perak.

Peperangan Perak-Reman

sunting

Negeri Reman (sebagian dari Negeri Patani) berbatasan dengan Hulu Perak. Raja Reman telah melanggar masuk ke Kelian Intan dan mengusahakan tambang bijih timah di sana. Dalam tahun 1826, Sultan Perak telah membuat satu Perjanjian Persahabatan dengan Kompeni Inggris di Pulau Pinang. Tidak beberapa lama selepas itu, Sultan Perak telah menghantar satu pasukan tentara yang kuat dipimpin oleh Dato Seri Lela untuk menyerang orang-orang Reman. Oleh kerana serangan tentara Perak itu secara mendadak maka orang-orang Reman dapat dikalahkan. Bagaimanapun, beberapa tahun kemudiannya, Raja Reman telah dapat menawan kembali Kelian Intan dan Kroh.

Komisaris Campbell

sunting

Daerah Hulu Perak itu sangat luas, yaitu berawal dari Selatan Negeri Petani sampai ke Kuala Temong. Menjelang abad kesembilan belas, sebagian besar dari Daerah Hulu Perak telah termasuk di bawah pemerintahan Negeri Reman.

Dalam tahun 1899, sebuah komisi yang diketuai oleh Tuan Campbell telah dibentuk untuk menyiasati dan menyelesaikan pertikaian perbatasan di antara Perak dan Reman. Hasilnya, batas kedua-dua negeri itu yang telah ditetapkan di Bukit Nasah dalam tahun 1882 dahulu, telah dipersetujui dipindah sedikit sampai ke Mukim Gerik dan Temengor. Sejak itu, pertikaian di perbatasan Perak - Reman itu pun reda sedikit terutama setelah Kerajaan Siam menghapuskan sistem pemerintahan kerajaan di Reman dalam tahun 1902.

Perjanjian Inggris-Siam

sunting

Pada 9 Juli 1909 Kerajaan Siam telah membuat suatu perjanjian dengan Kerajaan Inggris untuk menyerahkan Negeri-negeri Kedah, Perlis, Kelantan dan Terengganu untuk diawasi di bawah pemerintahan Inggris. Perjanjian tersebut telah ditandatangani di Bangkok oleh Sir John Anderson (Gubernur Negeri-negeri Selat) dan Sekretaris Luar Negeri Siam. Di antara lain-lain syarat dalam perjanjian itu Kerajaan Siam hendaklah juga menyerahkan balik Daerah Hulu Perak yang telah diambil oleh Raja Reman dahulu kepada Kerajaan Negeri Perak. Istiadat penyerahan itu telah dilangsungkan di Kroh, pada 16 Julai 1909.

Pegawai-pegawai yang mewakili Kerajaan Perak bagi menerima penyerahan itu adalah seperti berikut:

  • Wan Muhammad Isa, Orang Kaya Menteri
  • Wan Muhammad Salleh, Orang Kaya-Kaya Seri Adika Raja.
  • E.W. Birch, Residen Inggris di Perak.
  • A.S. Jelf MCS, Penolong Setiausaha kepada Residen British Perak.
  • H. Berkeley, Hakim Daerah Hulu Perak
  • G. Simpson, Inspektur Polisi Kuala Kangsar
  • J.D. Kemp, Pengurus Rahman Hydrolic Tin Limited, Klian Intan.
  • Kerajaan Siam diwakili oleh Keluong Wan Husain, pembesar Siam di Betong.

Perjanjian Perak-Kedah

sunting

Pada 4 Maret 1912 satu perjanjian telah dibuat di antara Kerajaan Perak dengan Kerajaan Kedah. Menurut perjanjian itu, Kerajaan Kedah setuju menyerahkan kawasan Belukar Semang dan Tasik kepada Perak. Sebagai balasannya, Kerajaan Perak pula setuju membiayai pembangunan jalan raya dari Baling ke Kuala Ketil sejauh 24 batu.

Kawasan yang diserahkan oleh Siam bersama-sama dengan kawasan Belukar Semang dan Tasik oleh Kedah itu dinamakan `Daerah Baru’ (The New Territory) dan telah disatukan dengan kawasan lain di Daerah Hulu Perak

Administrator Eropa yang pertama

sunting

Pegawai administrasi bangsa Eropa yang pertama menjabat di Hulu Perak ialah Cerlo Ferdinando Bozzolo, dari Italia. Sebelum bertugas di Hulu Perak, ia pernah membuka tambang bijih timah di Negeri Patani, tetapi perusahaannya itu tidak maju lalu ia berhijrah ke Perak.

Dalam tahun 1880, jabatan yang mula-mula disandangnya ialah Inspektur Jalan Raya. Pada 1 Januari 1881 ia dilantik menjadi Penguasa Ladang Kerajaan. Oleh karena ia pandai bertutur bahasa Siam dan Patani, maka ia telah dua kali diutuskan ke Negeri Reman bagi merundingkan pertikaian perbatasan di antara Perak dengan Reman. Pada 1 Januari 1888 Bozzolo telah dilantik menjadi Pemungut Cukai dan Hakim Daerah Hulu Perak.

Pusat administrasi

sunting

Pada mulanya, Daerah Hulu Perak itu diadministrasikan dari Kuala Kangsar. Pegawai-Pegawai kerajaan hanya datang sesekali ke Kota Tampan dan Lenggong. Keadaan tersebut berlarutan hingga ke tahun 1886 apabila kerajaan membuka Teluk Janing (sekarang kawasan tersebut di panggil Kuala Kenering) sebagai pusat administrasi yang baru. Tempat tersebut terletak di tepi Sungai Perak, lebih kurang 50 batu ke utara Kuala Kangsar.

Di Telok Janinglah terletak kantor pemerintahan dan lain-lain bangunan yang penting seperti markas polisi, kantor pos, kantor kehutanan dan sebagainya. Setelah Gerik termasuk ke dalam wilayah Hulu Perak (selepas syor dan perakuan Suruhanjaya Campbell 1899) banyak orang Melayu telah berpindah dan menetap di Gerik.

Pada awal tahun 1901, Ibu Pejabat Daerah Hulu Perak telah dipindahkan dari Telok Janing ke Gerik. Pekan Gerik yang asal itu adalah kecil saja; rumah-rumah kedai dibuat dari papan dan beratapkan daun bertam. Kedudukan pekan itu ialah di tempat yang dinamakan Jalan Wan Mat Salleh sekarang. Dengan terbukanya perusahaan tambang bijih timah di Temengor, Pekan Gerik telah bertambah maju dan penduduk bertambah banyak.

Asal nama Gerik

sunting

Kira-kira seratus tahun yang lalu, tempat yang sekarang bernama Gerik itu masih diliputi oleh hutan belantara dan masih terletak di bawah pemerintahan Raja Reman. Dalam tahun 1870, beberapa orang telah datang dari Patani mengikut Sungai Hangai lalu membuka hutan di Kuala Sungai tersebut untuk dijadikan kampung. Mereka diketuai oleh seorang tua bernama Tok ‘Ad (Tok Sa’ad).

Tiada beberapa lama lepas itu, Raja Negeri Reman yang bernama Tuan Jagong, datang memburu gajah di Gunung Tujuh dekat Kuala Kenderong. Baginda mendengar cerita bahawa tiada jauh dari situ ada kampung orang terletak di tengah-tengah hutan.

Ketika Raja Reman menghampiri kampung tersebut, baginda terdengar suatu bunyi yang ganjil dari perdu serumpun bambu. Baginda memerintahkan supaya perdu buluh itu dipagari dengan sasak dan menyuruh orang-orangnya menggali untuk mencari sumber bunyi yang ganjil itu.

Setelah digali hingga ke pangkal perdu buluh itu, maka kelihatanlah berpuluh-puluh ekor dekan (Dekan, nama sejenis binatang rupanya seakan-akan tikus) sedang menggerit (memakan) umbi buluh. Oleh sebab umbi buluh itu sangat keras, maka gigitan dekan-dekan itu telah menghasilkan bunyi berkerit-kerit.

Raja Reman telah menamakan tempat itu Kampung Gerit. Sebutan `Gerit’ itu telah dipakai beberapa lama, tetapi orang-orang yang kemudian telah mengubah sebutan dan ejaannya daripada ` Gerit’ kepada `Grik’, kemudian menjadi `Gerik’ seperti yang digunakan sekarang.

Asal nama Kelian Intan

sunting

Pada masa dahulu seorang pembesar Negeri Reman bernama Wan Itam telah membuka kelian (tambang bijih timah) dekat Gunung Paku. Semenjak itulah tempat tersebut dipanggil orang `Kelian Wan Itam’. Lama-kelamaan perkataan `Kelian Wan Itam’ itu telah berubah sebutannya menjadi ` Kelian Intan’.


  1. ^ "Portal Rasmi Pejabat Daerah Dan Tanah Hulu Perak, Gerik - Pegawai Daerah". pdtgerik.perak.gov.my. 
  2. ^ "Rancangan Tempatan Daerah Hulu Perak 2030 (Jilid 1)" (PDF) (dalam bahasa Melayu). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-12-22. Diakses tanggal 2017-12-21. 
  3. ^ "Population Distribution and Basic Demographic Characteristics, 2010" (PDF). Department of Statistics, Malaysia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 22 Mei 2014. Diakses tanggal 02-07-2020. 
  4. ^ "Rancangan Struktur Negeri Perak 2040" (PDF). hlm. 316. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-03-28. Diakses tanggal 2018-03-28. 
  5. ^ "Gunong Ulu Titi Basah: Thailand". Geographic.org. 1994-04-06. Diakses tanggal 2013-04-30.