Hary Tanoesoedibjo

pebisnis dan politikus Indonesia

Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo, B.Com., M.B.A.[2] (lahir 26 September 1965) adalah seorang pengusaha dan tokoh politik asal Indonesia. Hary adalah pendiri sekaligus pemilik dari perusahaan konglomerat MNC Group. Di bidang politik, dia merupakan pendiri dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo). Ia pernah bergabung dalam Partai NasDem dan Partai Hanura.

Hary Tanoesoedibjo
Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia ke-1
Mulai menjabat
7 Februari 2015
Sebelum
Pendahulu
Jabatan baru
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo[1]

26 September 1965 (umur 58)
Surabaya, Jawa Timur
KebangsaanIndonesia
Partai politikPerindo (sejak 2015)
Afiliasi politik
lainnya
NasDem (2011–13)
Hanura (2013–14)
Suami/istriLiliana Tanaja Tanoesoedibjo[2]
AnakAngela Tanoesoedibjo
Valencia Tanoesoedibjo
Jessica Tanoesoedibjo
Clarissa H Tanoesoedibjo
Warren H Tanoesoedibjo[2]
Orang tua
  • Achmad Tanoesoedibjo (ayah)
  • Lilek Yohana (ibu)
KerabatBambang Rudijanto Tanoesoedibjo (kakak)
Kevin Sanjaya Sukamuljo (menantu)
PendidikanIlmu ekonomi
Alma mater
[1]
Pekerjaan
  • Wirausahawan
  • politikus
Dikenal karenaExecutive Chairman MNC Corporation
Kekayaan bersihPenurunan US$ 1 miliar (2023)[3]
Orang tua
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pada tanggal 23 Juni 2017, Kepolisian Negara Republik Indonesia menetapkan Hary Tanoesoedibjo sebagai tersangka terkait melakukan ancaman melalui media elektronik kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia.[4][5][6]

Kehidupan awal

Hary Tanoesoedibjo lahir dan dibesarkan di Surabaya.[7] Ia adalah anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha.[8] Hary adalah bungsu dari enam bersaudara,[7]

Seusai menamatkan pendidikan menengahnya di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya,[9] Hary meneruskan pendidikannya untuk mencapai gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada (1988); serta Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).[1][2]

Karier

Bisnis

Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989. Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali. Perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin besar.

Pada masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya banyak melakukan penggabungan dan akuisisi. Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra dan kemudian diubah namanya menjadi Global Mediacom ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.

Sejak pengambilalihan tersebut, Hary terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Hary kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris Mobile-8, Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. Selain empat jaringan televisi swasta (RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews), grup medianya juga mencakup beberapa jaringan radio seperti Trijaya FM dan beberapa media cetak seperti surat kabar Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, dan tabloid remaja Genie.

Pada tahun 2011, majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan Hary menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar.[2][10]

Saat ini, Hary Tanoesoedibjo juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.

Politik

Kabar bahwa Hary Tanoesoedibjo masuk ke dunia politik mulai terdengar sejak awal bulan Oktober 2011,[11] yang kemudian terkonfirmasi ketika ia secara resmi bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011.[12] Pada bulan November 2011, Hary muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama.[13] Di partai tersebut, Hary menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional. Sejak ia berkiprah melalui Partai NasDem, Hary mendengung-dengungkan semboyan Gerakan Perubahan, suatu gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia.[14] Menurutnya, di dalam Partai NasDem 70% kadernya terdiri dari generasi muda.

Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan partai.[15][16] Hary menyebutkan alasan bahwa "politik itu adalah idealisme",[17] dan dirinya merasa sedih dan sangat berat meninggalkan Partai NasDem yang telah tiga bulan ia besarkan;[18] apalagi Partai NasDem telah berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan resmi menjadi partai politik peserta Pemilu 2014 dengan Nomor Urutan 1.[19]

Setelah keluar dari Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada tanggal 17 Februari 2013. Hal ini disampaikan di kantor DPP Partai Hanura di Jl. Tanjung Karang, Jakarta, dan langsung menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan.[20] Ia selanjutnya menjabat Ketua Bapilu[21] dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto.[22]

Pada 7 Februari 2015, ia mendeklarasikan Partai Politik baru, yaitu Partai Persatuan Indonesia atau biasa disebut Partai Perindo.[23][24] Pada acara deklarasi tersebut, dihadiri oleh beberapa petinggi Koalisi Merah Putih (KMP), seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz. Selain itu juga hadir Wiranto, Ketua Umum Hanura.[25] Awalnya Perindo adalah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.

Aktivitas

Hary Tanoesoedibjo pernah berkecimpung dalam Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat peride 2003-2007, dengan jabatan Bendahara.[26] Selain itu, ia kerap diundang sebagai pembicara seminar atau dosen tamu di berbagai perguruan tinggi.[2][27][28][29] Ia menjabat sebagai ketua Federasi Futsal Indonesia periode 2014-2018, dan terpilih kembali pada periode 2018-2022.[30][31] Selain itu dia juga menjabat sebagai Dewan Kehormatan/Pembina Persatuan Tinju Amatir Indonesia periode 2012-2016.[32]

Kehidupan pribadi

Hary menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo (1987), Valencia Herliani Tanoesoedibjo (1993), Jessica Herliani Tanoesoedibjo (1994), Clarissa Herliani Tanoesoedibjo (1996), dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo (2000).[2][7]

Kontroversi

Tanggal 23 Juni 2017, Hary Tanoesoedibjo ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan ancaman melalui pesan singkat (SMS) yang dikirimkan kepada Jaksa Yulianto. Penetapan status tersangka ini dilakukan setelah 1,5 tahun jaksa Yulianto melaporkan Hary Tanoe ke Markas Besar Polri. Hary Tanoe dijerat dengan Pasal 29 UU ITE sebagaimana pasal yang disertakan dalam laporan jaksa Yulianto ke Mabes Polri. Namun Hary membantah telah mengancam Yulianto. Atas penetapan tersebut, Hary Tanoe mengajukan permohonan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, namun pada tanggal 17 Juli 2017 permohonan tersebut ditolak oleh majelis hakim.[33] Pesan singkat yang sempat beredar luas di surat kabar dan jejaring sosial berbunyi sebagai berikut:

"Mas Yulianto kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar, siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasan tak akan langgeng, saya masuk politik karena ingin membuat Indonesia maju dalam arti yang sesungguhnya, termasuk penegakan hukum yang profesional, tidak transaksional, tidak bertindak semena mena demi popularitas, dan abuse of power. Suatu saat saya akan jadi pimpinan negeri ini, di situlah saatnya Indonesia akan berubah dan dibersihkan dari hal hal yang tidak sebagaimana mestinya. Kasihan rakyat yang miskin makin banyak sedangkan yang lain berkembang dan makin maju,"

— Hary Tanoesoedibjo

[34][35]

Referensi

  1. ^ a b c Administrator (6 Mei 2002). "Hary Tanoesoedibjo, 37 tahun". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-04. Diakses tanggal 3 Januari 2021. 
  2. ^ a b c d e f g Vizcardine Audinovic. "Hary Tanoesoedibjo". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-20. Diakses tanggal 18 September 2013. 
  3. ^ "Hary Tanoesoedibjo". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-03. Diakses tanggal 2020-11-17. 
  4. ^ Movanita, Ambaranie Nadia Kemala (23 Juni 2017). Gatra, Sandro, ed. "Polri: Hary Tanoe Sudah Tersangka". Kompas.com. Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-18. Diakses tanggal 23 Juni 2017. 
  5. ^ Salim, Hanz Jimenez (23 Juni 2017). Ariyanto, Yus; Haryanto, Andry; Suro, Ezri Tri, ed. "Polri Resmi Tetapkan Hary Tanoe sebagai Tersangka". Liputan6.com. Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-25. Diakses tanggal 23 Juni 2017. 
  6. ^ Audrey Santoso (23 Juni 2017). "Hary Tanoe Jadi Tersangka, Terancam Pidana Penjara 4 Tahun". detikcom. detikNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-07. Diakses tanggal 23 Juni 2017. 
  7. ^ a b c "Hary Tanoesoedibjo, Surabaya". Pusaka Jawatimuran. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 23 September 2013. 
  8. ^ "Hary Tanoesoedibjo Berambisi Menjadi Raja Bisnis Media Penyiaran Dan Telekomunikasi". 2 Agustus 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-21. Diakses tanggal 23 September 2013. 
  9. ^ Arief Ardliyanto (8 September 2013). "Hary Tanoe Tularkan Ilmu Bisnis - "Hidup Tidak Seperti Perhitungan Matematika"". Koran Sindo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-29. Diakses tanggal 23 September 2013. 
  10. ^ Nurul Qomariah (24 November 2011). "Ini Dia 40 Orang Terkaya Indonesia". detiknews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-16. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  11. ^ "Hary Tanoesoedibjo no threat, says PDI-P". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-24. Diakses tanggal 2011-11-10. 
  12. ^ "Hary Tanoe Disarankan Fokus Urus Bisnis". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-21. Diakses tanggal 2013-01-22. 
  13. ^ "Hary Tanoesoedibjo Dibebani Tanggung Jawab Besarkan NasDem". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-08. Diakses tanggal 2011-11-10. 
  14. ^ "Partai NasDem – Gerakan Perubahan: Visi dan Misi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-27. Diakses tanggal 2013-01-22. 
  15. ^ "Pengunduran Diri Pengusaha Hary Tanoe dari Partai NasDem". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-13. Diakses tanggal 2013-01-22. 
  16. ^ "Ini Penjelasan Lengkap Hary Tanoe Soal Pengunduran Diri dari NasDem". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-20. Diakses tanggal 2013-01-22. 
  17. ^ "Hary Tanoesoedibjo: Politik Itu Idealisme". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-08. Diakses tanggal 2013-01-22. 
  18. ^ "Hary Tanoe: Saya dan Surya Paloh Sama-sama Sedih". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-27. Diakses tanggal 2013-01-22. 
  19. ^ "KPU: NasDem Harus Segera Lapor ke Kemenkum HAM". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-17. Diakses tanggal 2013-01-22. 
  20. ^ Tanoe resmi bergabung ke Hanura
  21. ^ "Bermodal besar, Hanura pilih Hary Tanoe jadi Ketua Bappilu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-05. Diakses tanggal 2013-07-05. 
  22. ^ "Komentar Surya Paloh tentang Wiranto dan Hary Tanoe deklarasi Capres dan Cawapres". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-20. Diakses tanggal 2013-07-05. 
  23. ^ "Artikel:"Setelah Gagal di Nasdem dan Hanura, Hary Tanoe Deklarasikan Partai Perindo" di Kompas.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-29. Diakses tanggal 2015-02-12. 
  24. ^ "Artikel:"Deklarasi Perindo, Hary Tanoe: Permasalahan Korupsi Hanya Bagian Kecil" di detik.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-15. Diakses tanggal 2015-02-12. 
  25. ^ "Artikel:"Wiranto dan Petinggi KMP Hadiri Deklarasi Perindo" di detik.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-12. Diakses tanggal 2015-02-12. 
  26. ^ Jeremy Teti; Ari Trisna (20 Maret 2003). "Susunan Pengurus KONI Pusat 2003-2007". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-21. Diakses tanggal 18 September 2013. 
  27. ^ Hendrik (28 April 2013). "Hary Tanoe Jadi Pembicara Seminar INAFE". deliknews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-19. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  28. ^ Virdhani, Marieska Harya (16 April 2013). "Hary Tanoe: Generasi Muda Jadi Tulang Punggung Negara". Okezone.com. Okezone. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-19. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  29. ^ "Seminar Kewirausahaan Bersama Hary Tanoe". uib.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-21. Diakses tanggal 20 September 2013. 
  30. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-12. Diakses tanggal 2014-11-03. 
  31. ^ Bola.com. "Target Hary Tanoe sebagai Nakhoda Federasi Futsal Indonesia Kali Kedua". bola.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-14. Diakses tanggal 2018-11-30. 
  32. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-03. Diakses tanggal 2014-11-04. 
  33. ^ Nasional Kompas: Hakim Praperadilan Tolak Gugatan Hary Tanoe Diarsipkan 2022-08-08 di Wayback Machine. diakses 18 Juli 2017
  34. ^ News Detik: Hary Tanoe Jadi Tersangka, Ini Perjalanan Kasus SMS Ancaman Diarsipkan 2022-10-06 di Wayback Machine. diakses 8 Juli 2017
  35. ^ Nasional Kompas: Kata Hary Tanoe soal Status Tersangka dalam Kasus SMS kepada Jaksa Diarsipkan 2023-02-08 di Wayback Machine. diakses 8 Juli 2017

Pranala luar