Hibank

perusahaan asal Indonesia
(Dialihkan dari Bank Mayora)

PT Bank Hibank Indonesia adalah anak usaha dari BNI yang bergerak di bidang perbankan digital. Hingga akhir tahun 2022, bank ini memiliki 4 unit kantor cabang utama dan 30 unit kantor cabang pembantu yang tersebar di seantero Indonesia.[2][3]

PT Bank Hibank Indonesia
Sebelumnya
PT Bank Mayora (1993 - 2023)
Perseroan terbatas
IndustriJasa keuangan
Didirikan25 Februari 1993; 31 tahun lalu (1993-02-25)
Kantor
pusat
Jakarta Barat, DKI Jakarta
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh
kunci
Jenny Wiriyanto[1]
(Direktur Utama)
Husein Paolo Kartadjoemena[1]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
  • Tambah
  • Sipucuk
Jasa
PendapatanKenaikan Rp 309,228 milyar (2022)[2]
Kenaikan Rp 105,414 milyar (2022)[2]
Kenaikan Rp 67,147 milyar (2022)[2]
Total asetKenaikan Rp 11,589 triliun (2022)[2]
Total ekuitasKenaikan Rp 4,330 triliun (2022)[2]
PemilikBank Negara Indonesia (63,92%)
Mayora Inti Utama (36,08%)
Karyawan
493 (2022)[2]
Situs webwww.hibank.co.id

Sejarah sunting

 
Logo lama

Bank ini adalah salah satu bank yang lahir pasca terbitnya PAKTO 88.[4] Bank ini didirikan oleh PT Mayora Dhana Utama dan PT Mayora Inti Utama (Mayora Group) dengan nama PT Bank Mayora pada tanggal 25 Februari 1993.[5] Bank ini kemudian mulai beroperasi pada tanggal 28 Juli 1993.[6] Mayora Group sebelumnya sempat memegang 35% saham Tifa Mayora Sentosa Bank (TMS Bank),[7] sementara sisanya dipegang oleh PT Catur Sentosa Adiprana (15%) dan PT Dwi Satrya Utama (50%).[8][9] Tiga perusahaan tersebut kemudian menjual semua saham TMS Bank yang mereka pegang ke Hashim Djojohadikusumo.[10]

Pada tahun 1994, bank ini membuka kantor cabang utama di Jakarta. Bank ini kemudian berhasil melewati krisis finansial Asia 1997 tanpa memerlukan rekapitalisasi dari pemerintah. Pada tahun 2006, bank ini bergabung ke jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2008, bank ini membuka kantor cabang utama di Lampung. Walaupun didukung oleh perusahaan yang berskala cukup besar di industri makanan dan minuman, bank ini lebih dikenal sebagai bank kecil, dengan hingga tahun 2009 hanya memiliki 5 unit kantor cabang utama dan 91 orang karyawan.[11][12] Pada tahun 2011, bank ini membuka 9 unit kantor cabang pembantu dan 6 unit kantor kas, serta mulai mengoperasikan EDC. Pada tahun 2012, bank ini mulai mengoperasikan ATM sendiri yang terhubung dengan jaringan ATM Bersama dan mulai menyalurkan kredit mikro.

Pada tahun 2013, bank ini membuka kantor cabang utama di Bandung dan mendapat ijin untuk beroperasi sebagai bank devisa. Pada tahun 2014, bank ini mulai menyalurkan kredit pensiunan. Pada tahun 2015, International Finance Corporation (IFC) resmi memegang 20% saham perusahaan ini, sehingga bank ini dapat naik menjadi bank BUKU II, karena modal inti bank ini telah lebih dari Rp 1 triliun.[13][14] Pada tahun 2016, bank ini berekspansi ke bisnis bancassurance dan manajemen kekayaan. Pada tahun 2016 juga, PT Mayora Dhana Utama menjual saham bank ini yang mereka pegang ke PT Mayora Inti Utama. Pada tahun 2018, bank ini ditetapkan sebagai bank persepsi. Pada tahun 2019, bank ini bergabung ke jaringan ATM Prima serta meluncurkan layanan internet banking dan mobile banking. Pada tahun 2019 juga, bank ini menjalin kerja sama bancassurance dengan Cigna.

Pada tahun 2020, bank ini bekerjasama dengan Great Eastern Life untuk menyediakan asuransi jiwa bagi debiturnya. Pada tahun 2020 juga, bank ini mendapat izin dari OJK untuk beroperasi sebagai Perantara Pedagang Efek untuk Efek Bersifat Utang dan Sukuk (PPE EBUS).[2][3] Pada tahun 2022, Bank Negara Indonesia resmi mengakuisisi 63,92% saham bank ini dan berencana mentransformasi bank ini menjadi bank digital dengan menggandeng Sea Limited.[15] Bank ini pun diklaim akan menjadi bank digital khusus UMKM pertama di Indonesia.[16] Walaupun begitu, PT Mayora Inti Utama tetap memegang sebagian saham perusahaan ini.[17] Pada bulan Mei 2023, nama bank ini diubah menjadi seperti sekarang.[18] Nama Hibank dipilih untuk menggambarkan karakter bank digital yang ramah, sederhana, bersahabat, serta dapat diandalkan oleh UMKM.[19] Produk yang akan diluncurkan oleh bank ini pun diharapkan dapat menjadi produk perbankan pertama di Indonesia yang fokus pada UMKM.[20]

Komisaris dan Direksi sunting

  • Komisaris Utama: Husein P. Kartadjoemena
  • Komisaris Independen: Joys Djajanto
  • Komisaris Independen: Rufina Tinawati Marianto
  • Direktur Utama: Jenny Wiriyanto
  • Direktur Kredit: Tjahojo Bengawan
  • Direktur Kepatuhan: Tiolina Tumanggor
  • Direktur Risk Management: Andi M. Andries
  • Direktur IT dan Operasional: Prihadiyanto

Produk dan Layanan sunting

  • Tabungan Mayora
  • Tabungan Mayora Hadiah Langsung
  • Tabungan Tambah
  • TabunganKu
  • Tabungan Payroll
  • Tabungan Standby
  • Tabungan Giro Duo
  • Tabungan SiPucuk
  • Tabungan Valas
  • Giro Perorangan
  • Giro Duo
  • Giro Perusahaan
  • Giro MyMerchant
  • Deposito
  • KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
  • KKB (Kredit Kendaraan Bermotor)
  • KMG (Kredit Multi Guna)
  • EDC (Electronic Data Capture)
  • Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
  • Mobile Banking
  • Internet Banking
  • Pinjaman Rekening Koran
  • Pinjaman Berjangka
  • Kredit Investasi
  • Kredit Pemilikan Tempat Usaha Pasar
  • Pinjaman Angsuran Berjangka
  • MyBPR
  • Bank Notes
  • Hedging Product
  • Transfer Transferable LC/SKBDN
  • Pre Export Financing (PEF)
  • Negosiasi/Diskonto Wesel Export LC/SKBDN
  • Penerbitan LC/SKBDN
  • Post Import Financing (PIF)
  • Shipping Guarantee
  • Collection Non LC/SKBDN
  • Remittance
  • International Guarantee
  • Penerusan LC/SKBDN
  • Penerbitan LC Import
  • Bancassurance
  • Wealth Management (agen penjual reksa dana)

Referensi sunting

Pranala luar sunting