Tugu Yogyakarta

tugu di Yogyakarta, D.I Yogyakarta, Indonesia

Tugu Yogyakarta (Jawa: ꦡꦸꦒꦸ​ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Tugu Ngayogyåkartå) adalah sebuah tugu atau monumen yang sering dipakai sebagai simbol atau lambang dari Kota Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis yang merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Pantai Parangtritis dan Panggung Krapyak di Kabupaten Bantul, Keraton Yogyakarta di Kota Yogyakarta dan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman.

Tugu Yogyakarta
Yogyakarta Indonesia Tugu-Yogyakarta-01.jpg
LetakGowongan, Jetis, Yogyakarta
Koordinat7°46′59″S 110°22′02″E / 7.782920627825076°S 110.3670853697517°E / -7.782920627825076; 110.3670853697517Koordinat: 7°46′59″S 110°22′02″E / 7.782920627825076°S 110.3670853697517°E / -7.782920627825076; 110.3670853697517
Tinggi15 m (49 ft)
Dibangun1775
ArsitekturArsitektur Jawa
Tugu Yogyakarta di Kota Yogyakarta
Tugu Yogyakarta
Lokasi di Yogyakarta
Tugu Yogyakarta di DIY
Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta (DIY)
Tugu Yogyakarta di Jawa
Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta (Jawa)
Tugu Yogyakarta di Indonesia
Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta (Indonesia)

Tugu ini sekarang merupakan salah satu objek pariwisata Yogyakarta, dan sering dikenal dengan istilah “Tugu Pal Putih” (pal juga berarti tugu), karena warna cat yang digunakan sejak dulu adalah warna putih. Tugu pal ini berbentuk bulat panjang dengan bola kecil dan ujung yang runcing di bagian atasnya. Jika dilihat dari Keraton Yogyakarta ke arah utara, maka akan terlihat bahwa Jalan Malioboro, Jalan Margo Utomo, Tugu Yogyakarta, dan Jalan A.M. Sangadji membentuk garis lurus menuju puncak Gunung Merapi yang dikenal sebagai Garis Imajiner Yogyakarta.

SejarahSunting

 
Suasana Tugu Yogyakarta, Februari 2021

Monumen ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755. Dikenal sebagai Tugu Golong-Gilig, dan dibangun dalam semangat persatuan rakyat. Di puncak tugu berbentuk bulat (golong) dan tiangnya berbentuk silindris (gilig), demikianlah namanya. Ketinggian monumen tersebut adalah 25 meter. Dibangun di Garis Imajiner Yogyakarta yang menghubungkan laut selatan, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Gunung Merapi. Pada saat bertapa, konon Sultan Yogyakarta saat itu menggunakan tugu ini sebagai patokan untuk menghadap ke puncak Gunung Merapi.[1]

Monumen ini runtuh saat gempa bumi besar yang terjadi pada 10 Juni 1867. Pada tahun 1889, pemerintah kolonial Hindia Belanda merenovasi monumen dengan bentuk persegi. Bagian atas monumen dibangun dengan bentuk kerucut, bukan berbentuk bulat seperti sebelumnya, dengan bola kecil di ujungnya. Ketinggian monumennya juga berkurang dari 25 meter menjadi 15 meter. Sejak itu, monumen ini juga dikenal pada saat itu sebagai De Witte Paal (Monumen Putih).

GaleriSunting

ReferensiSunting

  1. ^ "The Brief History of Tugu Yogyakarta". Diakses tanggal 23 Agustus 2018. 
  • Biro Pariwisata Yogyakarta
  • Pramuwisata Kraton Yogyakarta
  • Amos Kudadiri Yogyakarta

Pranala luarSunting