Teorema limit seragam

Dalam matematika, teorema limit seragam menyatakan bahwa limit seragam dari suatu barisan fungsi kontinu juga fungsi kontinu.

Contoh penyangkal yang memperkuat teorema limit seragam, apabila digunakan asumsi konvergensi titik demi titik, dibandingkan konvergensi seragam. Fungsi yang berwarna hijau konvergen ke fungsi berwarna merah yang tak kontinu. Hal ini terjadi hanya jika konvergensinya tidak seragam.

Isi Pernyataan sunting

Lebih tepatnya, diberikan   adalah suatu ruang topologis dan   adalah ruang metrik. Misalkan   adalah barisan fungsi yang konvergen seragam ke fungsi  . Menurut teorema limit seragam, jika fungsi   adalah fungsi kontinu (untuk setiap bilangan asli  ), maka limit fungsinya (yaitu fungsi  ) adalah fungsi kontinu juga.

Teorema ini tidak berlaku jika hipotesis konvergensi seragam diganti dengan konvergensi titik demi titik. Sebagai contoh, misalkan   adalah barisan fungsi  . Dari definisi fungsi  , terlihat jelas bahwa fungsi   adalah fungsi kontinu, untuk setiap bilangan asli  . Akan tetapi, barisan tersebut konvergen titik demi titik ke suatu fungsi   yang diskontinu, dengan

 
Contoh lainnya dapat dilihat pada gambar di bagian kanan atas halaman ini.

Dalam istilah pada ruang fungsi, teorema limit seragam menyatakan bahwa ruang   dari semua fungsi kontinuu dari ruang topologis   ke ruang metrik   adalah himpunan bagian tertutup dari   terhadap norma seragam. Pada kasus dimana   merupakan ruang metrik lengkap, hal tersebut mengakibatkan   juga merupakan ruang metrik lengkap. Lebih lanjut, jika   adalah ruang Banach, maka   itu sendiri adalah ruang Banach terhadap norma seragam.

Teorema limit seragam juga berlaku jika hipotesis fungsi kontinu diganti dengan kontinu seragam. Dengan kata lain, jika   dan   adalah ruang metrik dan   adalah barisan fungsi kontinu seragam yang konvergen seragam ke fungsi  , maka fungsi   juga fungsi yang kontinu seragam.

Bukti sunting

Kasus Khusus : Bilangan Riil dengan Jarak Euklides sunting

Untuk membuktikan kekontinuan dari fungsi   pada interval   dengan fungsi jarak beda mutlak, maka berdasarkan definisi kekontinuan, harus ditunjukkan bahwa

 
untuk setiap  .

Diambil sembarang   dan suatu nilai  . Berdasarkan hipotesis,

  1. Diketahui bahwa fungsi   konvergen seragam ke  . Berdasarkan definisi konvergensi seragam, maka
     
    untuk sembarang  . Jika dipilih  , maka berlaku pertidaksamaan
     
    untuk sembarang  . Oleh karena  , maka berlaku juga
     
  2. Diketahui bahwa fungsi   adalah fungsi kontinu pada interval  , untuk setiap  . Berdasarkan definisi kontinuu, maka
     
    Oleh karena  , maka
     

Apabila dipilih  , maka semua pertidaksamaan di atas akan terpenuhi, sehingga dengan menggunakan pertidaksamaan segitiga, diperoleh

 
Oleh karena nilai   dipilih secara sembarang, maka terbukti bahwa fungsi   kontinuu pada  .

Perumuman sunting

Untuk membuktikan kekontinuan dari fungsi   pada suatu ruang topologis   dengan suatu ruang metrik  , maka berdasarkan definisi kekontinuan, harus ditunjukkan bahwa untuk setiap  , terdapat suatu persekitaran   dari setiap titik   sedemikian sehingga

 

Diambil sembarang   dan suatu nilai  . Berdasarkan hipotesis,

  1. Diketahui bahwa fungsi   konvergen seragam ke  . Berdasarkan definisi konvergensi seragam, maka
     
    Jika dipilih  , maka berlaku pertidaksamaan
     
    untuk sembarang  . Oleh karena  , maka berlaku
     
  2. Diketahui bahwa fungsi   adalah fungsi kontinu pada ruang topologis  , untuk setiap  . Berdasarkan definisi kontinuu, maka
     
    Oleh karena  , maka
     

Diambil sembarang  . Dengan menggunakan aksioma pertidaksamaan segitiga pada ruang metrik  , diperoleh

 
Oleh karena nilai   dan   dipilih secara sembarang, maka terbukti bahwa fungsi   kontinuu pada  .

Teorema Limit Seragam dalam Analisis Kompleks sunting

Terdapat beberapa variasi dari teorema limit seragam yang digunakan dalam analisis kompleks, walau dengan modifikasi asumsi.

Teorema 1[1] — Misalkan   adalah himpunan bagian terbuka dari  . Jika untuk setiap  ,   adalah barisan fungsi-fungsi holomorfik yang konvergen seragam ke fungsi   pada setiap himpunan bagian kompak dari  , maka fungsi   holomorfik pada  . Lebih lanjut, barisan dari turunan fungsi   akan konvergen seragam ke fungsi   pada setiap himpunan bagian kompak dari  .

Teorema 2[2] — Misalkan   adalah himpunan bagian terbuka dan terhubung dari  . Jika untuk setiap  ,   adalah barisan fungsi-fungsi univalen yang konvergen seragam ke fungsi  , maka fungsi   holomorfik pada  . Lebih lanjut, fungsi   adalah fungsi konstan atau univalen pada  .

Catatan sunting

  1. ^ Theorems 5.2 and 5.3, pp.53-54 in E. M. Stein and R.Shakarachi's Complex Analysis.
  2. ^ Section 6.44, pp.200-201 in E. C. Titchmarsh's The Theory of Functions. Titchmarsh uses the terms 'simple' and 'schlicht' (function) in place of 'univalent'.

Referensi sunting

  • E. C. Titchmarsh (1939). The Theory of Functions, 2002 Reprint, Oxford Science Publications.