Rumbai lilin

Sejenis teki serupa pandan
Rumbai Lilin
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. sumatrana
Nama binomial
Mapania sumatrana
Sinonim[3]
  • Lepironia sumatrana Miq.[2] (basionym)
  • Thoracostachyum sumatranum - (Miq.) Kurz
  • Hypolytrum pandanophyllum F. Muell.
  • Mapania hypolytroides F. Muell. ex Benth.
  • Thoracostachyum dichromenoides Ridl.
  • Mapania heyneana Backer

Rumbai lilin atau selingsing (Mapania sumatrana) adalah sejenis rumput yang termasuk ke dalam suku teki-tekian. Rumput yang serupa pandan ini menyebar mulai dari Tiongkok Selatan, melalui Nusantara hingga ke Australia dan Pasifik. Nama-nama lainnya, di antaranya, rumbai lilin, r. ijo (Palemb.); umbai, rumput pandan biru (Mly.); selingsing (Lamp.); tigesangi (Papua).[4]

Pengenalan

sunting

Rumput yang mirip pandan. Batang kokoh, halus sekalipun di ujungnya, (25-)60-150 cm × (2-)5-10 mm. Daun-daun hijau atau hijau pucat, dengan pola serupa jala ketika mengering, panjang hingga 2 m, lebar (l-)2-3½ cm; tepinya kasar, setidaknya pada setengah bagian ke ujung; pelepah yang terbawah tanpa bilah, cokelat kelabu hingga kehitaman.[4]

Perbungaan berupa malai di ujung batang, bulat atau bulat telur, sering kali padat; garis tengahnya (3-)10–20 cm, berisi 10 hingga ratusan spikelet; daun pelindung (braktea) terbawah panjang, hingga 1 m, pada pangkalnya pucat; cabang-cabangnya halus atau kasar. Spikelet bulat telur atau bulat telur lonjong, 5–10 × 3–5 mm, sering nyaris bulat, hingga 7 mm lebarnya tatkala menjadi buah; berwarna jerami, dengan banyak bunga. Gluma (daun pelindung bunga) bundar telur, tumpul, pucat, bertepi tipis menerawang, 3-3¾ × 2-2¾ mm. Panjang bunga 3-3½ mm. Buliran (nut) bulat telur terbalik lebar, berusuk 3-5 tumpul, menyempit ke arah pangkal, tiba-tiba meluncip di ujungnya, cokelat hingga warna berangan, lk 3 × 2 mm (termasuk 1 mm paruh di ujungnya).[4]

Ekologi dan agihan

sunting

Rumbai lilin menyebar luas mulai dari Semenanjung Malaya (Melaka, Johor), Sumatra (Palembang, Lampung), Jawa Barat (Rawa Danau), Kalimantan, Sulawesi Tenggara, Papua, Australia (Queensland), serta Kepulauan Palau di Pasifik.[4] Dan juga di Tiongkok selatan (Hunan, Yunnan selatan).[5]

Rumput ini sering didapati di rawa-rawa, hutan paya, kolam, tepian sungai, pulau-pulau terapung; di wilayah dataran rendah. Kerap melimpah secara lokal.[4]

Manfaat

sunting

Di Sumatra (Palembang) dan Tanah Semenanjung, daun-daunnya dipakai untuk membuat anyaman.[4] Untuk keperluan itulah tumbuhan ini, di sekitar Palembang dahulu, ditanam orang di rawa-rawa dan tepi saluran air. Setelah dipanen, lembar-lembar daun itu dijemur dan diembunkan selama 2-3 hari; setelah itu dibelah memanjang menurut lebar tertentu dan dijemur kembali, sebelum kemudian digunakan untuk membuat tikar anyaman. Hasilnya adalah tikar yang bagus dan lembut, namun kurang awet jika dibandingkan dengan tikar pandan.[6]

Rujukan

sunting
  1. ^ Bentham, G. 1878. Flora australiensis: a description of the plants of the Australian territory. v. 7: 341. London : L. Reeve and co., 1863-78.
  2. ^ Miquel, FAW. 1861. Flora van Nederlandsch Indië. Eerste Bijvoegsel, Sumatra, Pt. 3: 604. Amsterdam :C.G. van der Post, etc.; 1855-60. [Dec 1861]
  3. ^ The Plant List
  4. ^ a b c d e f Kern, J.H. 1974. "Cyperaceae". Flora Malesiana. Ser. I Vol 7(3): 464-5. Jakarta:Noordhoff-Kolff, 1948- (sebagai Thoracostachyum sumatranum)
  5. ^ Flora of China: Mapania sumatrana (Miquel) Bentham subsp. pandanophylla (F. Mueller) D. A. Simpson
  6. ^ Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 360. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (sebagai Mapania heyneana Backer. Versi berbahasa Belanda -1922- I: 302)

Pranala luar

sunting