Rembes, Bringin, Semarang
Rembes adalah sebuah desa di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini berjarak sekitar 25 kilometer dari Ibukota Kabupaten Semarang. Desa Rembes terbagi menjadi 5 Dusun/pedukuhan dan 28 RT dengan pusat pemerintahan berada di Dusun Rembes. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Rembes | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten/Kota | Semarang |
Kecamatan | Bringin |
Kode pos | 50218 |
Kode Kemendagri | 33.22.12.2004 |
Kode BPS | 50218 |
Luas | 535.34 Hektar |
Jumlah penduduk | 4110 jiwa |
Kepadatan | - |
Jumlah RT | 28 |
Jumlah RW | 5 |
Situs web | rembes.bringin.semarangkab.go.id |
Potensi Desa
suntingPotensi Desa merupakan kekuatan,yang dapat dijadikan sebagai modal dalam pembangunan. Adapun secara garis besar potensi yang dimiliki Desa Rembes adalah sebagai berikut :
- Desa Rembes merupakan desa transisi. Sebuah masyarakat desa yang menuju kepada masyarakat yang modern
- Desa Rembes memiliki sumber daya manusia yang beragam
- Desa Rembes memiliki kualitas tanah yang relatif subur untuk pertanian
- Desa Rembes memiliki banyak aliran sungai
- Masyarakat Desa Rembes masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
- Tersedianya lahan kosong untuk tempat penggembalaan hewan ternak
- Desa yang dikenal di luar daerah dengan acara tahunan safaran
- Desa yang kondusif dan aman
Sejarah
suntingSEJARAH CIKAL-BAKAL DESA REMBES KECAMATAN BRINGIN, KABUPATEN SEMARANG
Pada abad XVII (± Tahun 1700 M) di suatu daerah yang berupa hutan belantara, belum berpenghuni seorangpun, datanglah di daerah itu seorang pengembara dan pemburu yang bernama CHADAM ROSYIDI. Dalam perjalanan itu, beliau berhenti untuk beristirahat dekat rembesan air yang cukup besar yang berada diantara dua pohon besar yang disebut pohon RANDU WONO yang disekitarnya juga ada pohon BAKUNG. Setelah cukup beristirahat, beliau melanjutkan perjalanan sampai ke dukuh GENDING dan beliau menetapkan untuk bertempat tinggal di dukuh tersebut. Tetapi dukuh tersebut mengalami kerusakan, yang tidak disebutkan sebab musababnya, maka beliau meninggalkan dusun tersebut menuju tempat yang pernah disinggahi yaitu tempat dimana beliau pernah istirahat di rembesan air diantara dua pohon besar. Beliau dapat menemukan tempat itu lagi karena dua pohon besar tersebut. Selanjutnya beliau menetapkan untuk bertempat tinggal didaerah itu. Tempat itu kemudian dinamai Dusun REMBES. Kedatangan beliau yang kedua kalinya dan memutuskan untuk menetap tinggal di daerah itu pada hari Rabu Kliwon. Oleh sebab itu, acara Dekah Dusun Rembes setiap tahunnya senantiasa dilakukan pada hari Rabu Kliwon.
Buyut CHADAM ROSYIDI mempunyai dua orang anak. Yang pertama seorang putri bernama KANI dan yang kedua seorang putra bernama KOSIM. Oleh karena anak pertama bernama KANI, maka Buyut CHADAM ROSYIDI lebih dikenal dengan nama BUYUT KANI.
Ketika itu, bumi REMBES merupakan wilayah kekuasaan Kesunanan Surakarta. Ketika Sunan membuat pengumuman atau sayembara bahwa “barang siapa dapat menyumbangkan sepasang harimau putih kepada sunan, akan diberi hadiah bumi merdeka dan diangkat menjadi Lurah di bumi tersebut”. Buyut bersama putranya berkeinginan dapat memenuhi pengumuman tersebut.
Buyut mendapat firasat bahwa didalam hutan dekat dusun yang disebut hutan Celong ada harimau seperti yang disayembarakan sunan yaitu sepasang harimau putih. Buyut dibantu putranya berusaha menemukan harimau yang dimaksud. Sang putra “bak-bakan” keselatan (daerah tersebut sekarang dikenal dengan Desa Lebak), sedang Buyut ke barat dengan maksud membatasi gerak harimau (membatasi dalam bahasa jawa adalah di”watesi”, daerah tersebut dikenal dengan dusun Wates). Dalam pencariannya, Buyut senantiasa tidak lepas dari do’a memohon ke hadirat Allah SWT dengan khusuk. Untuk memantapkan kekhusukannya, Buyut sering ketempat yang dinamai PLOSO WUNGU untuk berdzikir dan berdo’a. Disana Buyut sering merasa terkantuk-kantuk dan merasakan kenikmatan dalam kantuknya tersebut, sehingga Buyut memberi wasiat bila kelak wafat minta dimakamkan di PLOSO WUNGU.
Buyut berfirasat bahwa harimau yang dicari sedang “ngasin” di sebelah barat Celong (daerah itu kini dikenal dengan dusun Ngasinan), maka Buyut menuju ketempat itu hingga sampai pada sebuah gundukan tanah (gumuk). Tetapi setelah sekian lama di cari tidak diketemukan sehingga Buyut jadi marah (nesu) dan gundukan itu dicangkuli dan tanahnya digunakan untuk melempari tempat yang diperkirakan menjadi persembunyian harimau. Tempat tersebut kini dikenal dengan nama GUMUK MESU.
Pada suatu hari, pada saat Buyut berada dibawah pohon ploso, Buyut kedatangan “Wali Sumende” dan menanyakan apa tujuan Buyut berada ditempat itu. Setelah Buyut menyampaikan maksudnya, Buyut disuruh Wali Sumende mengadakan kendurian yang lauknya panggang burung dan berbagai macam ikan air. Setelah kendurian siap sesuai permintaan Wali Sumende, Buyut menemui Wali lagi. Wali Sumende minta agar Buyut menemui “Wali Muhammad” di Gogodalem untuk membacakan doanya.
Buyut pergi ke Gogodalem menemui Wali Muhammad untuk membacakan doa dalam kendurian. Wali Muhammad mengajak adiknya bernama Wali Janip untuk menghadiri kendurian tersebut di rumah Buyut. Begitu selesai membacakan doa, harimau putih benar-benar datang dan menubruk tumpeng kenduri. Harimau ditangkap kemudian diserahkan kepada Sunan Surarakarta. Atas keberhasilan Buyut melaksanakan sayembara, Sunan Surakarta memberikan hadiah kepada Buyut berupa “bumi” yang dahulu dinamakan “Djati” (sekarang daerah itu di kenal dengan nama KOTAK JATI), serta dibebaskan dari membayar pajak.
Pada saat itu, anak kedua Buyut yang bernama Kosim oleh Buyut dijadikan Lurah. Maka Eyang Kosim Rosyidi adalah Lurah I Desa Rembes ( ± Tahun 1708 M ). Beliau menjabat hingga ± 1808 M.
Sejarah Pemerintahan
suntingNo | Nama Kepala Desa | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Periode |
---|---|---|---|---|
1 | Kosim Rosyidi | ± 1708 | ± 1808 | 1 |
2 | Kamat Wongsowidjojo | ± 1808 | ± 1878 | 2 |
3 | Wongsokarjo (H. Sholeh) | ± 1878 | ± 1918 | 3 |
4 | Wongsodiwirjo | ± 1918 | ± 1945 | 4 |
5 | Kusnin Wirjosoemarto | ± 1945 | ± 1947 | 5 |
6 | Karmin Hardjotakril | ± 1947 | ± 1949 | 6 |
7 | Kusnin Wirjosoemarto
menjabat yang ke II |
± 1949 | ± 1965 | 7 |
8 | H. Munawar Cholil | 1965 | 1972 | 8 |
9 | H.M Fathoni, BA | 1972 | 1985 | 9 |
10 | F. Zuhdi | 1985 | meninggal 25 Mei 1987 | 10 |
11 | Bambang Mudito
PD Kepala Desa |
1987 | 1988 | 11 |
12 | H. M. Muchib Munawar | 1988 | 2006 | 12 |
13 | Tri Santosa | 2007 | 2012 | 13 |
14 | Dra. Hj. Nur Arifah | 9 Januari 2013 | Sekarang | 14 |
Pemerintah Desa
suntingNo | Nama | Jabatan |
---|---|---|
1 | Dra. Hj. Nur Arifah | Kepala Desa |
2 | Sri Winarni, S.TP | Sekretaris Desa |
3 | Nani Hariati | Kaur Umum dan Perencanaan |
4 | Suhartini | Kaur Keuangan |
5 | Rika Yuliana | Kasi Pemerintahan |
6 | Muhamad Abadi | Kasi Kesejahteraan |
7 | Eko Winarno | Kasi Pelayanan |
8 | Agung Eko Santoso | Kadus Rembes |
9 | Sunarto | Kadus Watugimbal |
10 | Agus Makmun, S.Pdi | Kadus Belo |
11 | Muhammad Ikhwan | Kadus Klego |
12 | Suyitna | Kadus Kandangan |
13 | Rokhis Fawazah, S.E | Staff Tekhnis |
Kondisi Desa
suntingDesa Rembes termasuk dalam wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Batas admistratif Desa Rembes adalah sebagai berikut :
Utara | Sambirejo, Bringin, Semarang |
Timur | Gogodalem, Bringin, Semarang |
Selatan | Lebak, Bringin, Semarang |
Barat | Kalijambe, Bringin, Semarang |
Jarak dari Desa ke beberapa kota lainnya adalah sebagai berikut :
Ibukota Provinsi Jawa Tengah | 35 km |
Ibukota Kabupaten Semarang | 25 km |
Kecamatan Bringin | 3 km |
Kota Salatiga | 12 km |
Luas wilayah Desa Rembes adalah 535.34 Hektar (Ha) atau sekitar 0.56% dari luas Kabupaten Semarang, secara administratif terdiri dari 5 Dusun, 5 RW dan 28 RT. yaitu :
- Dusun Rembes 9 RT
- Dusun Watugimbal 6 RT
- Dusun Belo 5 RT
- Dusun Klego 4 RT
- Dusun Kandangan 4 RT
Demografi
suntingDesa Rembes memiliki populasi sebesar 4.110
Topografi
suntingWliayah Desa Rembes memiliki Topografi yang beraneka ragam mulai dari dataran tinggi/bukit dan lembah. Ketinggian diatas permukaan air laut sekitar 330,7 m.