Letkol. Pol. (Purn.) Andi R. Makmur Sitakka atau lebih dikenal dengan nama Makmur Sitakka atau Makmur Daeng Sitakka (lahir di Maros, Hindia Belanda, 7 Juli 1921 – meninggal di ?) adalah pejuang dalam membela dan mempertahankan keutuhan kemerdekaan Republik Indonesia di Sulawesi sekaligus pahlawan kelahiran asal Maros dan pindah menetap di Jl. Sultan Hasanuddin No. 90, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Andi R. Makmur Sitakka
Bupati Maros ke-4
Masa jabatan
1963–1965
PresidenIr. Soekarno
GubernurA. A. Rifai
Anggota DPRD Sulawesi Tenggara
Masa jabatan
1977 – 1982
PresidenSoeharto
Informasi pribadi
Lahir
Makmur Sitakka

(1921-07-07)7 Juli 1921
Hindia Belanda Maros, Hindia Belanda
Meninggal?
Kebangsaan Indonesia
Partai politikGolkar
Orang tuaAndi Abd. Rahman Karaeng Toto Karaengta Sanrobone
Alma materUniversitas Hasanuddin
PekerjaanABRI/Polri, Politisi
Dikenal karenaPejuang Mempertahankan Kemerdekaan dan Keutuhan RI, Politisi
Penghargaan sipilPahlawan
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang Polri
Pangkat Letnan Kolonel
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Pendidikan sunting

Karier sunting

 
Makmur Dg. Sitakka saat berkarier di Satuan Kepolisian
  • Pimpinan Golongan Kepanduan H.W. (19341942).
  • Pengurus Pusat Pemuda Nasional Indonesia (PPNI) (19451946).
  • Kepala Polres Maros (19611963).
  • Bupati Maros (19631965).
  • Pengurus Persatuan Anggota Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (PAAKRI) Sulawesi Tenggara (19651966).
  • Kepala Komando Antar Resort (Komtares) Wilayah Sulawesi Tenggara (1968-1971)[1]
  • Ketua Badan Koordinasi Pembinaan Generasi Muda Provinsi Sulawesi Tenggara (19731977).
  • Ketua I Dewan Harian Daerah Angkatan 1945 Provinsi Sulawesi Tenggara (19751977).
  • Anggota DPRD I Sulawesi Tenggara (19771982).

Perjuangan sunting

  • Aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Sulawesi Selatan melalui organisasi Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia (PPNI) (19451946).
  • Bersama Letnan M. Bakri memimpin pemberangkatan Pasukan Ekspedisi TRIPS Ke-IX (kekuatan 15 personil) dari Situbondo menggunakan Kapal Sinar Tangsi dan tiba di Lassang-Lassang Arungkeke Jeneponto, Sulawesi Selatan dalam mencegah gelombang Operasi Westerling (23 Desember 1946).
  • Memimpin pasukan Batalyon Xo2 dalam pertempuran menghadapi NICA Belanda di Bantaeng (1947).
  • Bersama Letnan Arsyad Daeng Temba memimpin Kesatuan-Kesatuan Lipan Bajeng, LAPTUR Jeneponto, dan TRI menghadapi NICA Belanda (1947).
  • Mengadakan gerilya di daerah Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Camba, dan Maros (1947).
  • Aktif menghadapi gerakan pemberontakan Andi Azis (1949–1950).
  • Aktif menghadapi gerakan pemberontakan DI/TII, Permesta, G30S/PKI di daerah Sulawesi (1950–1977).

Taktik & Bentuk Perjuangan sunting

  • Melalui organisasi Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia (PPNI)
  • Mengadakan gerilya
  • Dalam persiapan pasukan ke Sulawesi, pembekalan latihan militer di Situbondo untuk pengenalan semua peralatan persenjataan yang akan dipakai, dari senjata ringan, otomatis sampai mortir.

Penghormatan dan Tanda Jasa sunting

  • Tanda jasa pahlawan.
  • Satyalancana Aksi Militer I
  • Satyalancana Aksi Militer II
  • Satyalancana GOM Militer III
  • Satyalancana GOM Militer IV
  • Satyalancana Prasetya Pancawar II
  • Satyalancana Prasetya Pancawar III
  • Satyalancana Yana Utama
  • Satyalancana Satya Dharma
  • Satyalancana Penegak

Untuk mengingat dan menghargai segala perjuangannya, maka nama Makmur Daeng Sitakka diabadikan sebagai nama jalan di wilayah Kota Turikale Kabupaten Maros, lebih spesifiknya di sepanjang jalan poros wilayah Kelurahan Raya dan Kelurahan Boribellaya. Jalan ini dilalui dalam rute MakassarMarosBone atau PangkepMarosBone.

Referensi sunting

  1. ^ "Sejarah Singkat Polda Sulawesi Tenggara". sultra.polri.go.id. 24 Februari 2020. Diakses tanggal 15 Februari 2021. 
  • Departemen Dalam Negeri (1977). Ringkasan Riwayat Hidup Anggota DPRD I: Hasil Pemilihan Umum Tahun 1977 Untuk Daerah Kalimantan & Sulawesi. Jakarta: Departemen Dalam Negeri. 
  • Said, Muhammad Natzir (1985). Korban 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan: SOB 11 Desember 1946 Penyebab Banjir Darah dan Lautan Api. Bandung: Alumni. 
  • Pawiloy, Sarita (1987). Sejarah Perjuangan Angkatan 45 di Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Angkatan 45. 
  • Amir, Muhammad & Sitti Nuraedah (2008). Pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan. 
  • Arfah, Muhammad (1991). Ranggong Dg. Romo, Panglima Lapris: Sebuah Biografi Perjuangan di Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Pemerintah Daerah Tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. 
  • Paturusi, Saifuddin (1968). Peranan Dan Sumbangan Pemuda2 Bulukumba Dalam Repolusi Kemerdekaan Indonesia. Makassar: Lembaga Sedjarah Hankam. 
  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan (1986). Laporan Pengumpulan Data Peninggalan Sejarah dan Purbakala di Kabupaten Maros. Makassar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan. 
  • Harvey, Barbara Sillars (1989). Pemberontakan Kahar Muzakkar: Dari Tradisi Ke DI/TII. Ujung Pandang: Grafitipers. 
  • Dewan Pimpinan Pusat LVRI (2012). VETERAN:Dari Veteran Oleh Veteran Untuk Bangsa dan Negara, Vol. 2 No. 8. Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat LVRI. 
Jabatan politik
Didahului oleh:
Drs. H. Muhammad Nur Tahir
Bupati Maros
1963–1965
Diteruskan oleh:
Letkol. H. Muhammad Kasim Daeng Marala