Kabupaten Gowa

kabupaten di Indonesia, di pulau Sulawesi


Kabupaten Gowa (Makassar: ᨁᨚᨓ, translit. Gòwa, pengucapan bahasa Makassar: ['gɔa]) adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. ibu kota kabupaten ini terletak di kelurahan Sungguminasa, kecamatan Sombaopu. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,33 km² dan jumlah penduduk sebanyak 799.999 jiwa diakhir tahun 2023.[3]

Kabupaten Gowa
Transkripsi bahasa daerah
 • Lontara Makᨁᨚᨓ
Danau Kalabborang Pallantikang
Bukit Bolangi Timbuseng
Lambang resmi Kabupaten Gowa
Julukan: 

Makassar: Butta Patturioloang (ᨅᨘᨈ ᨄᨈᨘᨑᨗᨕᨚᨒᨚᨕ)
tanah bersejarah[1]
Peta
Peta
Kabupaten Gowa di Sulawesi
Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa
Peta
Kabupaten Gowa di Indonesia
Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa (Indonesia)
Koordinat: 5°20′S 119°40′E / 5.33°S 119.67°E / -5.33; 119.67
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
Tanggal berdiri4 Juli 1959[2]
Dasar hukumUU Nomor 29 Tahun 1959[2]
Ibu kotaSungguminasa
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiAdnan Purichta Ichsan
 • Wakil BupatiAbdul Rauf Malaganni
Luas
 • Total1.883,33 km2 (727,16 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[3][4]
 • Total799.999
 • Kepadatan420/km2 (1,100/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 98,55% Islam
  • 0,08% Buddha
  • 0,02% Hindu
  • 0,01% Kepercayaan[3][5]
 • IPMKenaikan 73,01 (2023)
tinggi[6]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
Kode BPS
7306
Kode ISO 3166ID-SN
Pelat kendaraanDD
Kode Kemendagri73.06
Kode SNI 7657:2023SGM
APBDRp 1.812.880.000.000,00- (TA 2023)[8]
PADRp 233.950.000.000,00- (TA 2023)[8]
DAURp 875.384.715.000,00- (TA 2023)
DAKRp 114.696.595.000,00- (fisik, TA 2023)
Rp 292.550.525.000,00- (nonfisik, TA 2023)
Rp 407.247.120.000,00- (total, TA 2023)
Flora resmiPohon Lontar
Fauna resmiSerindit Sulawesi
Situs webwww.gowakab.go.id

Kabupaten Gowa, merupakan daerah yang sebelum kemerdekaan merupakan Kesultanan Gowa yang dipimpin oleh Sultan. Salah satu Raja nya yang paling terkenal adalah Sultan Hasanuddin. Kabupaten Gowa dengan Benteng Somba Opu sebagai ibukota Kesultanan Gowa di abad ke-16 hingga 17, sebagai ibu kota sudah dikenal oleh bangsa asing dari Eropa yang menetap di ibukota Somba Opu seperti Portugis, Inggris, Belanda, Denmark dan Prancis. Dari Asia Timur seperti China, bangsa Moor dari Afrika utara dan Yaman dari Timur Tengah. Komunitas Suku Melayu di Asia Tenggara seperti Pattani dari Thailand, Champa dari Vietnam, Minangkabau dari Sumatera barat, Johor dan Pahang dari Malaysia, Suku Aborigin dari Australia utara serta berbagai suku bangsa di Nusantara. Ibu kota Somba Opu menjadi kota paling Kosmopolitan di Asia Tenggara pada abad ke-XVII.

Sejarah sunting

 
Masjid di Gowa Tahun 1924.

Dalam khasanah sejarah nasional, nama Gowa sudah tidak asing lagi. Mulai abad ke-14 (1320), Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim yang besar pengaruhnya di perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul nama pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-tahun awal kolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa memang akhirnya takluk kepada Belanda lewat Perjanjian Bungaya. Namun meskipun sebagai kerajaan, Gowa tidak lagi berjaya, kerajaan ini mampu memberi warisan terbesarnya, yaitu Pelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi Kota Makassar ini dapat disebut anak kandungnya, sedangkan Kerajaan Gowa sendiri merupakan cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.

Kota Makassar lebih dikenal khalayak dibandingkan dengan Kabupaten Gowa. Padahal kenyataannya sampai sekarang Kabupaten Gowa ibaratnya masih menjadi ibu bagi kota ini. Kabupaten yang hanya berjarak tempuh sekitar 10 menit dari Kota Makassar ini memasok sebagian besar kebutuhan dasar kehidupan kota. Mulai dari bahan material untuk pembangunan fisik, bahan pangan, terutama sayur-mayur, sampai aliran air bersih dari Waduk Bili-bili.

Kemampuan Kabupaten Gowa menyuplai kebutuhan bagi daerah sekitarnya dikarenakan keadaan alamnya. Kabupaten seluas 1.883,32 kilometer persegi ini memiliki enam gunung, di mana yang tertinggi adalah Gunung Bawakaraeng. Daerah ini juga dilalui Sungai Jeneberang yang di daerah pertemuannya dengan Sungai Jenelata dibangun Waduk Bili-bili. Keuntungan alam ini menjadikan tanah Gowa kaya akan bahan galian, di samping tanahnya subur.

Geografi sunting

 
Peta administrasi kabupaten Gowa

Secara geografis, Kabupaten Gowa terletak pada 5°33' - 5°34' Lintang Selatan dan 120°38' - 120°33' Bujur Timur. Luas wilayah kabupaten Gowa adalah ±1.883,33 km².

Topografi sunting

Kabupaten Gowa terdiri dari wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 10-2800 meter di atas permukaan air laut. Namun demikian wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar merupakan dataran tinggi yaitu sekitar 72,26% terutama di bagian timur hingga selatan karena merupakan Pegunungan Tinggimoncong, Pegunungan Bawakaraeng-Lompobattang dan Pegunungan Batureppe-Cindako. Dari total luas Kabupaten Gowa 35,30% mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya dan Tompobulu. Kabupaten Gowa dilalui oleh banyak sungai yang cukup besar yaitu ada 15 sungai. Sungai dengan luas daerah aliran yang terbesar adalah Sungai Jeneberang yaitu seluas 881 km² dengan panjang sungai utama 90 Km.

Batas wilayah sunting

Batas-batas wilayah Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:[9]

Utara Kota Makassar dan Kabupaten Maros
Timur Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Bulukumba
Selatan Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto
Barat Kota Makassar dan Kabupaten Takalar

Iklim sunting

Wilayah kabupaten Gowa menurut klasifikasi iklim Koppen beriklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di wilayah Gowa disebabkan oleh hembusan angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan tidak banyak membawa uap air dan terjadi pada periode Mei hingga Oktober. Sementara itu, musim penghujan di wilayah kabupaten ini diakibatkan oleh hembusan angin muson barat laut–barat daya yang bersifat basah dan lembab. Musim penghujan di wilayah Gowa berlangsung pada periode November hingga April dengan bulan terbasah adalah Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 500 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah kabupaten Gowa berkisar pada angka 2.000–3.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 100–180 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah kabupaten Gowa berkisar pada angka 22°–33 °C dengan tingkat kelembapan nisbi ±81%.


Data iklim Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.2
(84.6)
29.4
(84.9)
30.1
(86.2)
30.7
(87.3)
31.1
(88)
30.6
(87.1)
30.7
(87.3)
31.2
(88.2)
31.5
(88.7)
32.5
(90.5)
31.7
(89.1)
30.3
(86.5)
30.75
(87.37)
Rata-rata harian °C (°F) 26.1
(79)
26.3
(79.3)
26.4
(79.5)
26.8
(80.2)
26.9
(80.4)
25.8
(78.4)
25.8
(78.4)
26.2
(79.2)
26.8
(80.2)
27.6
(81.7)
26.7
(80.1)
26.1
(79)
26.46
(79.62)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.9
(75)
23.3
(73.9)
22.9
(73.2)
22.9
(73.2)
22.8
(73)
21.8
(71.2)
20.9
(69.6)
21.4
(70.5)
21.9
(71.4)
22.8
(73)
23.8
(74.8)
23.9
(75)
22.69
(72.82)
Presipitasi mm (inci) 604.5
(23.799)
552.8
(21.764)
376.6
(14.827)
197.3
(7.768)
85.4
(3.362)
70.6
(2.78)
44.9
(1.768)
23.5
(0.925)
36.2
(1.425)
66.7
(2.626)
220.4
(8.677)
493.1
(19.413)
2.772
(109,134)
Rata-rata hari hujan 24 23 20 17 8 6 4 2 3 5 18 22 152
% kelembapan 87.1 86.2 85.6 83.7 82.1 80.4 77.2 74.1 76.4 79.3 81.6 85.7 81.62
Rata-rata sinar matahari harian 5.3 5.8 6.4 7.5 8.2 8.7 9.5 10.3 9.7 8.9 7.6 5.9 7.82
Sumber #1: Weatherbase[10]
Sumber #2: Climate-Data.org[11]

Pemerintahan sunting

Bupati sunting

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Periode Wakil Bupati
10   Adnan Purichta Ichsan 26 Februari 2021 Petahana 12
(2020)
  Abdul Rauf Malaganni

Dewan Perwakilan sunting

Kecamatan sunting

Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan, 46 kelurahan dan 121 desa. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,32 km² dan jumlah penduduk sebesar 752.896 jiwa dengan sebaran penduduk 400 jiwa/km².[12][13]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Gowa, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah Desa Status Daftar
Desa/Kelurahan
73.06.02 Bajeng 4 10 Desa
Kelurahan
73.06.18 Bajeng Barat 7 Desa
73.06.12 Barombong 2 5 Desa
Kelurahan
73.06.11 Biringbulu 2 9 Desa
Kelurahan
73.06.15 Bontolempangan 8 Desa
73.06.06 Bontomarannu 3 6 Desa
Kelurahan
73.06.01 Bontonompo 3 11 Desa
Kelurahan
73.06.16 Bontonompo Selatan 1 8 Desa
Kelurahan
73.06.09 Bungaya 2 5 Desa
Kelurahan
73.06.14 Manuju 7 Desa
73.06.07 Pallangga 4 12 Desa
Kelurahan
73.06.05 Parangloe 2 5 Desa
Kelurahan
73.06.17 Parigi 5 Desa
73.06.13 Pattallassang 8 Desa
73.06.08 Somba Opu 14 Kelurahan
73.06.04 Tinggimoncong 6 1 Desa
Kelurahan
73.06.03 Tompobulu 2 6 Desa
Kelurahan
73.06.10 Tombolo Pao 1 8 Desa
Kelurahan
TOTAL 46 121

Demografi sunting

Bahasa sunting

Bahasa yang digunakan masyarakat Gowa selain bahasa resmi nasional bahasa Indonesia adalah Bahasa Makassar. Bahasa makassar dialek lakiyung digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam acara adat. Bahasa makassar dialek lakiyung lebih lembut dibanding bahasa makassar dialek lainnya.

Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat satu bahasa daerah di Kabupaten Gowa,[14] yaitu bahasa Makassar, khususnya dialek Lakiung, dialek Turatea, dan dialek Makassar Konjo.[15]

Ekonomi sunting

Pertambangan sunting

Bahan-bahan galian golongan C di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Jenebarang, seperti pasir, batu kali dan kerikil secara turun-temurun mampu memberikan nafkah bagi penduduk sekitarnya. Kontribusi sektor ini dalam kegiatan ekonomi tahun 2000 nilainya mencapai Rp. 105,4 miliar atau 9,13 persen, tetapi sumbangan sektor ini terhadap kas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) cukup signifikan.

Pada tahun anggaran 2001, Pemkab menargetkan Rp. 2,03 miliar dari pajak bahan galian golongan C untuk mengisi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan penggalian memang cukup besar karena selain tersedianya material dari DAS, juga ada batu gunung dan tanah liat. Truk-truk lalu-lalang mengangkut material ini di sepanjang jalan protokol yang menghubungkan Kabupaten Gowa dengan Kota Makassar.

Bahan galian memang mampu memberikan pemasukan yang besar bagi kas Pemkab Gowa. Pos pajak ini mendominasi pendapatan hingga mencapai 65 persen dalam PAD tahun anggaran 2001 yang besarnya Rp. 3,11 miliar.

Pertanian sunting

Potensi Kabupaten Gowa yang sesungguhnya adalah sektor pertanian. Pekerjaan utama penduduk kabupaten yang pada tahun 2000 lalu berpendapatan per kapita Rp. 2,09 juta ini adalah bercocok tanam, dengan sub sektor pertanian tanaman pangan sebagai andalan. Sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 45 persen atau senilai Rp. 515,2 miliar. Lahan persawahan yang tidak sampai 20 persen (3,640 hektare) dari total lahan kabupaten mampu memberikan hasil yang memadai. Dari berbagai produksi tanaman pertanian seperti padi dan palawija, tanaman hortikultura yang umum dibudidaya.[butuh rujukan]

Kecamatan-kecamatan yang berada di dataran tinggi seperti Parangloe, Bungaya dan terutama Tinggimoncong merupakan sentra penghasil sayur-mayur. Sayuran yang paling banyak dibudidayakan adalah kentang, kubis, sawi, bawang daun dan buncis. Per tahunnya hasil panen sayur-sayuran melebihi 5.000 ton. Sayuran dari Kabupaten Gowa mampu memenuhi pasar Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan sampai ke Pulau Kalimantan dan Maluku melalui Pelabuhan Parepare dan Pelabuhan Mamuju.

Selain bertani sayur yang memiliki masa tanam pendek, petani Gowa juga banyak yang bertani tanaman umur panjang. Salah satunya adalah tanaman markisa (Fassifora sp). Mengunjungi Makassar kurang afdal rasanya kalau tidak membawa buah tangan sirup atau juice markisa. Jika kita melihat pemandangan di bandara atau pelabuhan, kebanyakan para calon penumpang yang akan meninggalkan Makassar membawa sari buah beraroma segar ini.[butuh rujukan]

Olahraga sunting

Sarana Olahraga sunting

Klub olahraga sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Tim redaksi legion-news.com (17 Agustus 2023). "PPM Gelar Upacara HUT RI Ke 78 di Makam Sultan Hasanuddin, Rasyid: ini Untuk Pertama Kali dalam Sejarah". legion-news.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-10-18. Diakses tanggal 12 September 2023. 
  2. ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. hlm. 25. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  3. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 12 Maret 2024. 
  4. ^ "Kabupaten Gowa Dalam Angka 2020" (pdf). www.gowakab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-14. Diakses tanggal 10 November 2020. 
  5. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Gowa". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 10 November 2020. 
  6. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 12 Maret 2024. 
  7. ^ Ainun, Nur (4 Februari 2023). "Kode Provinsi Sulawesi Selatan Lengkap 24 Kabupaten/Kota". www.detik.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-05. Diakses tanggal 10 Agustus 2023. 
  8. ^ a b Tim redaksi djpk.kemenkeu.go.id (2023). "APBD Tahun Anggaran 2023 Kabupaten Gowa". djpk.kemenkeu.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 10 Agustus 2023. 
  9. ^ Marwadi, Muh. Chalik (2022). Kabupaten Gowa Dalam Angka 2022. Gowa: BPS Kabupaten Gowa. hlm. 3. 
  10. ^ "Kabupaten Gowa, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 9 Januari 2021. 
  11. ^ "Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, INDONESIA". Climate-Data.org. Diakses tanggal 9 Januari 2021. 
  12. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  13. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  14. ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN 9786028449182. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-05-23. 
  15. ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 23 Mei 2020. 

Pranala luar sunting