Lele jawa

jenis ikan
Lele Jawa
Lele jawa, Clarias batrachus
dari Jatimulyo, Kunir, Lumajang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. batrachus
Nama binomial
Clarias batrachus
Sinonim
  • Silurus batrachus Linnaeus, 1758[2]
  • Clarias punctatus Valenciennes, 1840[3]

Lele jawa atau lele kampung (Clarias batrachus) adalah sejenis ikan lele anggota suku Clariidae. Pada masa lalu, spesies ini dianggap menyebar luas mulai dari anak-benua India, Asia Tenggara, Indonesia, dan Filipina, tetapi belakangan ini hanya takson yang menyebar terbatas di Jawa yang dianggap sebagai C. batrachus.[4] Taksa-taksa yang lain dianggap masuk ke dalam tiga spesies lain atau lebih.

Kelompok C. batrachus dikenal dalam bahasa Inggris sebagai walking catfish, karena kemampuannya ‘berjalan’ di daratan; terutama untuk berpindah mencari tempat yang lebih banyak airnya.

Pengenalan

sunting
 
Sisi atas kepala. Taju belakang kepalanya membulat (warna keputihan) dan fontanel depan berbentuk mata pisau

Ikan dengan tubuh licin, tak bersisik, panjang tubuh standar (SL, standard length) hingga 215 mm. Kepala memipih datar, dengan punggung perlahan melengkung cembung dan sisi perut datar. Dilihat dari atas, sisi lateral kepala terlihat rata, melengkung di sisi anterior, dan menyempit di ujung moncong yang memiliki empat pasang alat peraba serupa kumis. Kumis terpanjang di rahang atas ujungnya hampir mencapai pangkal jari-jari sirip punggung yang pertama; kumis terpanjang di rahang bawah ujungnya mencapai ujung sirip dada. Tulang-tulang tempurung kepala tertutupi oleh kulit tebal. Lubang ubun-ubun (fontanel) sebelah depan bentuk panjang dan sempit (serupa mata pisau); ujung anteriornya terletak tepat di belakang garis maya yang menghubungkan tepi-tepi belakang rongga mata. Taju kepala belakang (occipital processus) membulat; jarak antara ujung taju ini dengan awal sirip punggung 5,5-8,9% SL.[4]

 
Sisi lateral tubuh. Perhatikan deretan bintik putih di sisi tubuhnya

Tubuh silindris, memipih tegak pada bagian dekat pangkal ekor. Sisi punggung menaik perlahan mulai dari ujung moncong hingga ke awal sirip punggung, kemudian berlanjut hampir datar hingga pangkal ekor. Tulang-tulang belakang (vertebrae) berjumlah 54 (17+37) – 60 (21+39); sirip punggungnya panjang, dengan 63-74 jari-jari lunak, menutupi sekitar ¾ sisi atas punggung bagian belakang. Sirip dubur panjang, dengan 47-58 jari-jari lunak. Sirip punggung dan sirip dubur terpisah dari sirip ekor; sirip ekor membulat. Sirip dada terdiri dari I duri + 8 jari-jari lunak; duri berujung runcing (biasa disebut patil), dengan sisi anterior kasar bergerigi. Sirip perut I + 5, pangkalnya terletak pada 1/3 tubuh bagian depan.[4]

Sisi atas dan samping kepala dan badan berwarna abu-abu, atau abu-abu gelap; kehitaman hingga kebiruan. Sisi perut pucat atau keputihan. Terdapat 11-15 deret vertikal bintik-bintik kecil putih, yang masing-masing terdiri atas 2-5 bintik, di sepanjang badan tepat di bawah gurat sisi.[4]

Agihan

sunting
 
Sisi bawah tubuh keputihan

C. batrachus menyebar terbatas di wilayah aliran-aliran sungai di Jawa. Neotipe berasal dari sekitar Bandung. Spesimen lain diperoleh dari sekitar Jakarta; Bogor; Cilebut; Cikedang, anak sungai Ci Tanduy dekat Ciawi, Tasikmalaya; Ciwalen, antara Panumbangan dan Panjalu, Ciamis; Singaparna, Tasikmalaya; Citi’is, di wilayah hulu Ci Manuk, Garut; sekitar Bobotsari, Purbalingga; Ranu Klidungan (Pasuruan?); Ranu Lamongan di dekat Klakah, Lumajang; dan Kali Mandiku, Jember.[4]

Spesies ini menyukai bagian perairan yang tenang dan berlumpur, di rawa, kolam, saluran-saluran air, atau di sekitar anak-anak sungai.[5]

Catatan taksonomis

sunting

Silurus batrachus, sebagaimana dideskripsi oleh Linnaeus (1758), belakangan ini mengalami kerancuan status taksonomis yang luar biasa. Deskripsi awal yang sederhana, sehingga memungkinkan banyak interpretasi; hilangnya spesimen tipe; lokasi tipe yang tidak jelas (“Asia, Africa”);[2] menjadikan situasi bertambah rumit karena kemudian telah telanjur ada beberapa spesies atau taksa yang bermiripan, yang diletakkan di bawah nama Clarias batrachus. Secara tradisional, C. batrachus dianggap menyebar luas di wilayah Asia, mencakup populasi-populasi yang terdapat di India dan Asia Tenggara.[4][5][6]

Kajian yang dilakukan Garcia-Franco (1993) terhadap kromosom C. batrachus mendapatkan bahwa populasi Asia Tenggara (termasuk Thailand, Indonesia, dan Filipina) memiliki kromosom 2n=98-100, sementara populasi India memiliki kromosom 2n=50-54.[7] Secara fisik, perbedaan itu terlihat khususnya pada jumlah gerigi di sisi anterior duri sirip dada (patil), di mana populasi Asia Tenggara memiliki 34-50 gerigi dan populasi India memiliki 28-32 gerigi.[5]

Selanjutnya kajian Ng & Kottelat (2008) mendapatkan bahwa populasi Asia Tenggara dapat dibedakan lebih jauh lagi menjadi tiga kelompok berdasarkan bentuk taju kepala belakang dan fontanel depan, yakni kelompok ‘Indocina’, kelompok ‘Dangkalan Sunda’ (Semenanjung Malaya dan Kalimantan), dan kelompok ‘Jawa’. Kajian ini juga menetapkan bahwa nama C. batrachus dilekatkan pada populasi Jawa; memulihkan nama C. magur Hamilton (1922) bagi populasi India utara; dan menunda pemberian nama bagi dua kelompok (atau lebih) yang tersisa hingga kajian yang lebih lanjut dilakukan. Untuk mengukuhkan nama Clarias batrachus bagi populasi lele di Jawa, kajian ini menunjuk sebagai neotipe spesimen lele jawa yang dikoleksi oleh C.L. Hubbs pada 1929 dari wilayah sekitar Bandung. Spesimen tipe ini sekarang tersimpan dalam koleksi ilmiah Museum Sejarah Alam Kerajaan di Stockholm (Naturhistoriska Riksmuseet, NRM) dengan nomor koleksi NRM 54718.[4]

Manfaat

sunting

Ikan lele merupakan salah satu ikan konsumsi yang penting, terutama di wilayah pedesaan Jawa. Namun ikan ini tidak pernah dibudidayakan secara besar-besaran. Kebanyakan stok untuk konsumsi didapatkan dengan menangkapnya dari alam. Belakangan, dengan semakin sulitnya mendapatkan lele kampung, posisinya dalam konsumsi digantikan oleh lele dumbo (C. gariepinus) yang lebih mudah dipelihara dan dikembang biakkan.

Dalam masakan, lele biasa dibuat menjadi mangut lele, pecel lele, atau sekadar digoreng sebagai lauk makan nasi.

Spesies invasif

sunting

Banyak laporan atau tulisan yang menyebut C. batrachus atau walking catfish sebagai ikan yang banyak diintroduksi (dimasukkan ke wilayah lain yang bukan sebaran aslinya) untuk dibiakkan sebagai ikan konsumsi atau ikan hias, tetapi kemudian di beberapa tempat terlepas ke alam, meliar, dan menjadi invasif. Akan tetapi hal ini perlu diperiksa lebih lanjut kebenarannya.

Taksa ‘C. batrachus’ yang banyak dikembangkan adalah yang berasal dari India dan Thailand, sehingga kemungkinan sesungguhnya adalah C. magur dan atau taksa yang belum dideskripsi (kelompok ‘Indocina’ di atas). Sedangkan taksa yang kemudian dianggap invasif di Amerika Serikat (misalnya di Florida), tercatat berasal dari Thailand.[8]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ NatureServe (2015). "Clarias batrachus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 4.1 (4.1). International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal April 7, 2016. 
  2. ^ a b Linnaeus, C. & L. Salvius 1758. Systema naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Tomus I: 305. Editio decima, reformata. Holmiae : Impensis Direct. Laurentii Salvii, 1758-1759.
  3. ^ Cuvier, G. & A. Valenciennes. 1840. Histoire naturelle des poissons... v. 15: 384
  4. ^ a b c d e f g Ng, H.H. & M. Kottelat. 2008. The identity of Clarias batrachus (Linnaeus, 1758), with the designation of a neotype (Teleostei: Clariidae). Zool. J. Linn. Soc. , 2008, 153, 725–732.
  5. ^ a b c Sudarto. 2003. Systematic revision and phylogenetic relationships among populations of Clariid species in Southeast Asia. Unpublished dissertation at the University of Indonesia. Depok. xxii+263 pp. (abstrak)
  6. ^ "Clarias batrachus". FishBase. Ed. Ranier Froese and Daniel Pauly. December 2011 version. N.p.: FishBase, 2011.
  7. ^ Garcia-Franco, M. 1993. Intra- and interspecific relationships of the Clariid catfish Clarias batrachus. Graduate School of Fisheries, Tokyo University of Fisheries, Tokyo.
  8. ^ Robins, Robert H. "Florida Museum of Natural History Ichthyology Department: Walking Catfish". Florida Museum of Natural History Ichthyology Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2008-07-24. 

Pranala luar

sunting