Masjid Fethi Istanbul

masjid di Turki
(Dialihkan dari Gereja Pammakaristos)

Masjid Fethi Istanbul (bahasa Turki: Fethiye İstanbul Camii) (bahasa Indonesia: Masjid Penaklukan Istanbul), sebelumnya bernama Biara Theotokos Pammakaristos (bahasa Yunani: Μονή του Παμμακαρίστου Θεοτόκου) atau yang sekarang dikenal dengan Kompleks Masjid Museum Fethi (bahasa Turki: Fethiye Müze Kompleksi Camii) adalah sebuah kompleks masjid dan museum peninggalan Bizantium yang berada di distrik Fatih, Provinsi Istanbul, Turki. Awalnya masjid ini didirikan di bekas bangunan gereja Ortodoks Yunani pada abad pertengahan. Bangunan ini merupakan contoh terpenting arsitektur di wilayah Konstantinopel, yang memiliki jumlah terbesar dari mosaik Bizantium, setelah Masjid Hagia Sophia dan Masjid Kari.

Masjid Fethi Istanbul
Fethiye İstanbul Camii
Penampakan masjid sewaktu masih menjadi gereja pada tahun 1590.
Agama
AfiliasiIslamSunni
ProvinsiIstanbul
Lokasi
LokasiFatih
Negara Turki
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturTurki dengan sedikit sentuhan arsitektur Bizantium
Didirikan1071 dengan rincian:
Spesifikasi
Kubah4
Menara2

Sejarah sunting

 
Pemandangan kubah Masjid Fethiye
 
Saint Gregorius sang Illuminator
 
Pemandangan langit-langit gereja Ortodoks Yunani dengan Kristus Pantokrator dikelilingi oleh para nabi Perjanjian Lama
 
Mosaik yang menggambarkan Kristus
 
Mosaik Santo Antonius
 
Fragmen dari Gereja, disimpan di Museum Arkeologi Istanbul

Kebanyakan para sarjana percaya bahwa bangunan ini yang awalnya merupakan gereja Ortodoks Yunani, dibangun antara abad ke-11 hingga awal abad ke-12. Kemudian banyak sejarawan dan arkeolog mengaitkan struktur aslinya dengan Mikhaēl VII Doukas (10711078); yang lain meletakkan dasarnya pada periode Komnenos.[1] Sebagai alternatif, sarjana Swiss dan Bizantium Ernest Mamboury berpendapat bahwa bangunan aslinya berasal dari abad ke-8.[2]

Parekklesion juga ditambahkan ke sisi selatan bangunan gereja pada awal periode Palaiologan, dan didedikasikan untuk Christos ho Logos (Yunani: Χριστός ο Λόγος).[3] Tak lama setelah tahun 1310, Martha Glabas mendirikan sebuah kuil kecil untuk mengenang mendiang suaminya, Mikhael Doukas Glabas Tarchaneiote, seorang jenderal Andronikos II Palaiologos.[4] Prasasti dedikasi yang elegan untuk Kristus–yang ditulis oleh penyair Manuel Philes–membentang di sepanjang bagian dalam dan luar parekklesion.

Gereja utama juga direnovasi pada waktu yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh studi tentang Templon.[4]

Menyusul jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453, kedudukan Patriarkat Ortodoks Yunani pertama kali dipindahkan dari Hagia Sophia ke Gereja Para Rasul Suci. Kemudian pada tahun 1456 dipindahkan kembali ke Gereja Theotokos Pammakaristos, hingga tahun 1587.[5]

Lima tahun kemudian, Sultan Murad III dari Ottoman mengubah bangunan gereja ini menjadi masjid dan menamainya untuk mengenang peristiwa penaklukan Istanbul yang dibantu oleh Georgia dan Azerbaijan. Untuk mengakomodir kebutuhan ibadah salat, sebagian besar dinding interior dihilangkan untuk menciptakan ruang dalam yang lebih besar.

Setelah bertahun-tahun diabaikan, kompleks ini dipugar pada tahun 1949 oleh Institut Bizantium Amerika dan Dumbarton Oaks.[1] Sementara bangunan utamanya tetap menjadi masjid dan parkekklesion telah diubah menjadi museum sejak saat itu.[6]

Referensi sunting

  1. ^ a b Mathews (1976), p. 346
  2. ^ Mamboury, (1933)
  3. ^ Mathews (1976), p. 347. Logos in the Eastern Orthodox Theology is the denomination of the second Person of the Trinity
  4. ^ a b Mathews (1976), p. 347.
  5. ^ Müller-Wiener (1977), p. 133.
  6. ^ Entrance tickets, which up to some months ago had to be bought at Haghia Sophia, are now for sale at the parekklesion.

Pranala luar sunting