Hari raya Yahudi

Hari Raya Dirayakan dalam Yudaisme
(Dialihkan dari Hari Raya Yahudi)

Hari Raya Yahudi (Inggris: Jewish holidays, atau Festival Yahudi; Inggris: Jewish festivals) adalah waktu-waktu tertentu yang dirayakan atau diperingati dengan cara khusus oleh orang Yahudi untuk memperingati suatu kejadian penting dalam sejarah, terutama menurut perintah kitab sucinya, Tanakh atau Alkitab Ibrani, sepanjang tahun.[Note 1] Ada tiga sumber utama pelaksanaan hari-hari raya ini yaitu:

Konsep Umum sunting

Pengelompokan sunting

Ada istilah-istilah yang dipakai untuk kelompok-kelompok hari raya.

Istilah sunting

Beberapa istilah tertentu digunakan untuk merujuk hari-hari raya dalam kategori-kategori yang berbeda menurut sumber dan hakekatnya:

  • Sabat (Shabbat) (שבת) (dilafalkan dari Yiddish oleh golongan Ashkenazi sebagai shabbos), atau "Sabbath", dirujuk hanya dengan nama tersebut.
  • Rosh Chodesh (ראש חוזש, atau "Bulan Baru") juga dirujuk hanya dengan nama itu.
  • Yom tov (יום טוב) (dilafalkan dari Yiddish oleh golongan Ashkenazi sebagai yontif) (secara harfiah berarti "hari baik") digunakan untuk menyebut hari-hari raya yang ditetapkan dalam Kitab Taurat, di mana selama itu melacha dilarang. Hari-hari raya itu adalah Rosh Hashanah, Yom Kippur, hari pertama Sukkot, Shemini Atzeret-Simchat Torah, hari pertama dan terakhir Peshakh, dan Shavuot.
  • Moed (מועד) ("musim festival") merujuk kepada masa-masa dirayakannya salah satu dari "Tiga Festival Ziarah" yaitu Peshakh, Shavuot dan Sukkot. Jika dibandingkan dengan Yom Tov, maka lebih merujuk kepada Chol HaMoed, yaitu hari-hari di tengah berlangsungnya perayaan Paskah atau Sukkot.
  • Ḥag atau chag (חג) ("festival") dapat digunakan pada saat berlangsungnya yom tov atau moed. Juga digunakan untuk menyebut hari raya Hanukkah dan Purim, serta Yom Ha'atzmaut (Hari Kemerdekaan Israel) dan Yom Yerushalayim (Hari Yerusalem).
  • Ta'anit (תענית), atau, lebih jarang, tzom (צום), merujuk kepada suatu puasa. Istilah-istilah ini umumnya dipakai untuk waktu-waktu puasa rabbinik, meskipun tzom juga digunakan dalam liturgi, merujuk kepada Yom Kippur.[2]

Hari Sabat sunting

 
Sebuah lukisan mengenai perayaan hari Sabat.

Sabat (שבת, Shabbat) adalah hari raya umat Yahudi yang dimaknai sebagai hari kebebasan dari pekerjaan, sebagaimana Tuhan beristirahat pada hari ke-7 dalam penciptaan.[3] Sabat mengingatkan manusia akan kemampuannya untuk beristirahat.[3] Orang Yahudi merayakan hari Sabat setiap hari Sabtu,[3] dengan perhitungan hari yang dimulai dari tenggelamnya matahari pada hari Jumat hingga tenggelamnya matahari pada hari Sabtu.[4] Kaum Yahudi membersihkan rumah mereka sebagai persiapan untuk menyambut hari Sabat.[3] Selain itu, mereka juga menyiapkan makanan-makanan yang lebih baik dibanding biasanya.[3]

Selama masa ini, setiap orang dilarang untuk melakukan 39 jenis kegiatan.[4] Karena menyalakan api dan memasak termasuk dari kegiatan-kegiatan tersebut, maka kaum Yahudi memasak masakan mereka satu hari sebelumnya.[4]

Selain Sabat yang berlangsung setiap hari Sabtu tersebut, ada juga yang disebut dengan Tahun Sabat yang berlangsung selama tujuh tahun sekali.[4] Pada tahun ini, segala tanaman yang ada di ladang dapat dinikmati oleh setiap orang (tidak terbatas oleh pemiliknya saja).[4] Segala hasil panen yang didapat pada tahu ini juga dilarang untuk diperjualbelikan.[4] Selain itu, pada akhir tahun, segala hutang-hutang yang dimiliki oleh seseorang dianggap telah lunas.[4]

Tahun Baru Yahudi sunting

Bangsa Israel mengenal 4 tahun baru, yaitu:

  • 1 Nisan (bulan pertama) sebagai tahun baru agama[5] sekaligus tahun baru kalender Yahudi;[6]
  • 1 Elul (bulan ke-6) sebagai tahun baru sepersepuluh lembu,[5] atau disebut juga sebagai hari ulang tahun seluruh hewan-hewan;[6]
  • 1 Tisyri (bulan ke-7) (Rosh Hashanah[4][6][7]) sebagai tahun baru masyarakat sipil dan para raja, sehingga bulan ini lebih disebut sebagai bulan pertama.[5][6] Sebagai bulan ke-7, bulan ini menempati posisi sebagai Sabat bulan-bulan dan dikhususkan untuk mengingat Allah dan alam semesta.[7]
  • 15 Syebat (bulan ke-11) sebagai tahun baru tanaman[5] (Rosh ha-Shanah la-Ilanot)[4] (disebut juga hari raya Tu B'Shevat[6]);

Hari Raya Paskah sunting

 
Perlengkapan perayaan Paskah Yahudi.

Paskah (bahasa Yunani: Πάσχα Paskha; atau Ibrani: Pesakh, berarti "melewatkan"), yakni kisah Allah membunuh anak-anak sulung Mesir.[5] Menurut kalender Yahudi, Perayaan ini selalu dimulai pada tanggal 14 Nisan yang bertepatan atau berselisih 1-2 hari sebelum atau sesudah bulan purnama dan berlangsung selama satu minggu.[5]

Ciri utama dari perayaan Paskah adalah makan bersama keluarga di rumah masing-masing yang dilakukan pada malam hari.[5] Hidangan utama dalam perayaan ini adalah domba Paskah dan perjamuan Paskah ini disebut seder. Sebelum melakukan perayaan ini (beberapa jam sebelum tanggal 14 Nisan), domba paskah tersebut disembelih di Bait Allah dan darahnya dipercikkan di atas altar.[8] Namun, tradisi ini tidak berlangsung lagi (atau setidaknya tidak dilakukan lagi di Bait Allah) sejak Bait Allah runtuh pada tahun 70 Masehi.[5] Walaupun demikian, tradisi ini masih dapat dijumpai pada masyarakat Samaria yang memang tidak menyembelih hewan kurban di Bait Allah.[9]

Pelaksanaan Ibadah Paskah Yahudi sunting

Berkas:Roti tak beragi.jpg
Roti tak beragi.

Sebagai persiapan perayaan ini, setiap keluarga menyembelih seekor domba atau kambing jantan yang berumur setahun dan mengoleskan darahnya pada kedua tiang pintu rumah mereka.[5][10][11] Mereka memanggangnya lengkap dengan kepala dan isi perut.[5][10] Sementara itu, anak-anak mencari sisa-sisa ragi roti dalam rumah dan membuangnya (benedikat chametz) sementara nyonya rumah menyalakan lilin Paskah (hadlakat ha-nerot) yang kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan lilin dan cawan anggur pertama (kaddesh) dan pencucian tangan (urchatz).[5] Pertama dilakukan pemecahan roti tak beragi dan memakannya (yachatz) serta mencari afikomen (makanan pencuci mulut yang disembunyikan dalam roti tak beragi) lalu dilanjutkan dengan memakan salad yang dicelupkan ke dalam cuka dan air garam sebagai hidangan pembuka.[5] Kemudian, para tamu makan sayur pahit dan haroseth, yaitu pencampuran kenari, buah-buahan, dan anggur.[5]


Lalu, anak terkecil dalam keluarga tersebut (biasanya sudah disiapkan) bertanya kepada ayah atau kakeknya dengan pertanyaan-pertanyaan yang dikenal sebagai "Empat Pertanyaan" sebagai berikut:

  • Apakah yang berubah, malam ini, dibanding semua malam lain,
  1. "Pada malam lain, kita makan roti beragi atau roti tak beragi, tetapi mengapa malam ini kita hanya makan roti tak beragi ?"
  2. "Pada malam lain, kita makan makanan yang dimasak, dipanggang, atau direbus, tetapi mengapa malam ini hanya masakan yang dipanggang ?"
  3. "Pada malam lain, kita mencelup hanya satu kali, tetapi mengapa malam ini kita mencelup dua kali ?"
  4. "Pada malam lain, kita makan sambil duduk atau bersandar, tetapi mengapa malam ini kita semua duduk bersandar ?"[5]

Setelah mendengarkan pertanyaan tersebut, sang bapak menceritakan kisah mengenai perbudakan bangsa Israel di tanah Mesir. Setelah cerita selesai, seluruh keluarga meminum anggur kedua (maggid) dan mencuci tangan kedua kalinya (rachtzah) serta dilanjutkan dengan "pemberkatan" dan memakan roti tak beragi (motzi atau matsah), makan sayur pahit (maror) dan makanan penutupnya (korech).[5]

Setelah tahap tersebut berakhir, dilanjutkan dengan tahap perjamuan festival (shulcan orech) dan memakan afikomen.[5] Setelah makan, seluruh keluarga minum anggur ketiga dan mengundang Nabi Elia (barech).[5] Di antara tahap minum dan makan, dinyanyikan Mizmor Pujian (Hallel) yang diambil dari Mizmor 113-114 pada bagian pertama dan Mizmor 115-118 pada bagian penutup sebagai Mizmor Paskah.[5]

Hidangan terakhir adalah domba Paskah yang berumur setahun.[5] Setelah itu, dinyanyikan Mizmor atau pujian dan meminum anggur keempat (nirtzah).[5] Segala sisa makanan yang tersisa hingga keesokan harinya dibakar.[5][10]

Hari Raya Roti Tak Beragi (Hag Hammassot) sunting

Festival Roti tak Beragi (Hag Hammassot) adalah bagian perayaan musim semi Yahudi yang berlangsung antara tanggal 15 hingga 21 Nisan.[5] Selama masa ini, orang Yahudi memakan roti tanpa ragi untuk mengingatkan mereka bagaimana mereka tidak memiliki waktu untuk mengembangkan roti mereka dalam persiapan mereka meninggalkan Mesir.[5]

Festival Menuai sunting

Festival Menuai atau Menyabit Gandum (kemungkinan dirayakan bertepatan dengan perayaan Roti Tak Beragi) dihubungkan dengan masa menuai tanaman.[5] Hari raya ini dijadikan patokan penghitungan hari raya tujuh minggu panen.[5] Malam berikutnya, yang disebut dengan seder kedua, dirayakanlah Hari Pertama Omer (lag ba omer = seikat jelai) dengan membawa seikat jelai ke Bait Allah untuk dipersembahkan.[5] Inilah yang menjadi awal hari Pentakosta, sebab keesokan harnya adalah hari kelima puluh, yakni festival menuai gandum pada hari kelima puluh.[5]

Shavuot atau Hari ke-50 Setelah Peshakh sunting

Shavuot [7] merupakan pesta panen gandum pada hari kelima puluh (karena itu dihubungkan dengan Pentakosta) sejak hari Sabat pertama setelah paskah.[5] Perayaan ini juga disebut sebagai perayaan tujuh pekan karena panen gandum dilakukan pada minggu ketujuh setelah menanamnya pada musim semi.[9] Perayaan ini dirayakan dengan perjamuan tertulis pada Kitab Talmud dan mengunjungi Yerusalem.[5] Perjamuan yang diadakan tersebut disediakan bagi semua orang Kitab Taurat ke-Tiga.[5]

Selain pesta panen, Pentakosta juga diperingati sebagai hari turunnya Sepuluh Perintah Tuhan (Hukum Taurat).[7][8] Dengan demikian, perayaan ini juga dimaknai sebagai perayaan sejarah keselamatan.[12]

Perayaan ini dapat berlangsung selama dua hari[8] dan menjadi penutup masa raya Paskah.[5]

Hari-Hari Raya Besar (High Holy Days) sunting

Hari-Hari Raya Besar (atau juga disebut "Days of Awe"[7]) adalah sebuah rangkaian festival yang berlangsung selama sepuluh hari yang dimulai pada tanggal 1 Tisyri.[6] Rangkaian festival ini dimulai oleh Rosh Hashanah dan ditutup oleh Yom Kippur.[7]

Pada rangkaian festival ini, semua orang diminta untuk mengenakan baju yang sederhana untuk menunjukkan kerendahan hati mereka kepada Allah.[7] Bahkan, pada hari Yom Kippur, mereka tidak mengenakan kulit dan perhiasan sama sekali.[7]

Pada masa ini, kaum Yahudi menghabiskan sebagian besar waktu mereka pada siang hari di Sinagoge (Sinagogue) atau Shul.[7]

Festival Tahun Baru Rakyat (Rosh Hashanah) sunting

 
Sebuah Shofar, serunai yang ditiup pada perayaan tahun baru Yahudi.

Secara etimologis, Rosh Hashanah berarti "permulaan tahun".[6][7] Hari raya ini adalah pembuka festival hari-hari raya besar.[6] Hari raya ini juga sering kali disebut sebagai Yom Teruah (Hari Meniup Shofar),[6] Yom Hazikarom (Hari Mengingat),[6] Yom Hadim (Hari Penghakiman),[6] atau Ianim Nora'im (Hari Pertobatan Sepuluh Hari).[5]

Hari raya ini adalah hari raya terpenting dalam hari raya Yahudi.[7] Perayaan ini juga adalah perayaan tahun baru yang paling meriah dan penuh khidmat dibandingkan dengan perayaan tahun baru yang lainnya.[5][13] Selain memperingati mengenai hari penciptaan alam raya, pada hari ini juga diperingati hari kiamat.[7] Hari raya ini dilangsungkan selama dua hari.[7]

Pada perayaan ini, Terompet yang disebut shofar ditiup sepanjang hari di sinagogue sebagai tanda perayaan.[5][6] Selain itu, ada makna-makna lain dari ditiupnya shofar pada hari itu:

  • Tuhan dinobatkan sebagai raja pada hari itu;[5]
  • Pembuka masa sepuluh hari penyesalan dan pertobatan;[5]
  • Taurat diberikan di Gunung Sinai dengan iringan shofar Para Malaikat (Melekh);[5][7]
  • Para nabi membandingkan berita mereka dengan tiupan shofar;[5]
  • Para serdadu yang menghancurkan Bait Tuhan membunyikan shofar;[5]
  • Mengingat kurban domba sebagai pengganti kurban Ishak;[14]
  • Mengingat Amos 3:6;[5]
  • Hari Tuhan adalah hari peniupan shofar Zefanya 1:14-16;[5]
  • Shofar besar merupakan masa Nabi Elia ( Elia haNavi) Yesaya 27:13;[5]
  • Shofar akan dibunyikan pada hari Penghakiman.[8]

Festival Pendamaian (Yom Kippur) sunting

 
Lukisan dengan tema Yom Kippur dibuat oleh Maurycy Gottlieb (1878)

Hari raya ini diperingati setiap tanggal 10 Tisyri dan kepentingannya disejajarkan dengan Sabat, bahkan disebut juga Sabat dari segala Sabat.[5] Hari ini juga dianggap sebagai hari yang paling kudus dalam setahun, sekaligus penutup festival tahun baru Yahudi.[5][15] Seluruh perayaan dipusatkan di sinagoge dan para petugas mengenakan jubah putih (kitel) dan umat diwajibkan untuk menjaga keheningan.[8] Pada perayaan Yom Kippur, sebagai puncak dari festival hari-hari raya besar, umat Yahudi dituntut untuk melakukan puasa dan melakukan doa-doa secara terus-menerus hingga tengah malam.[7] Perhiasan-perhiasan tidak boleh dipakai pada masa ini, setidaknya di dalam Sinagoge.[7]

2 hal terpenting dalam perayaan ini adalah dua ekor lembu (atau kambing) yang dikebiri.[5] Lembu pertama digunakan sebagai kurban penghapus dosa dan lembu lainnya digunakan sebagai kurban bakaran dan dipilih "tugasnya" dengan cara diundi terlebih dahulu.[5] lembu yang jatuh menjadi kurban bakaran disembelih, lalu darahnya dilumurkan ke atas penutup tabut perjanjian.[5] Penyembelihan ini dilakukan oleh Imam Besar dan para Imam dari suku Lewi.[5] Lembu kedua tidak disembelih, melainkan dicerca, dihina, dan dikutuki oleh seluruh umat Israel sebelum dilepaskan oleh seseorang yang sudah dipilih.[5] Hal ini melambangkan diangkutnya seluruh dosa umat Israel ke padang pasir.[5]

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan selama hari raya ini:

  • Berfokus pada pertobatan diri sendiri.[15]
  • Memperbanyak amal dan melakukan perbuatan baik.[15]
  • Membaca kisah-kisah yang menginspirasikan untuk bertobat.[15]
  • Sebaiknya tidak menggunakan banyak waktu untuk belajar mussar, walaupun dianjurkan untuk mempelajarinya setiap hari.[15]
  • Mempelajari mengenai doa-doa untuk memahami maknanya.[15]
  • Pengakuan dosa tidak dilakukan hanya untuk dosa-dosa besar, namun juga dosa-dosa kecil dan bahkan kelakuan-kelakuan yang tidak kita yakin apakah itu dosa ataukah tidak.[15]
  • Menuliskan komitmen mereka untuk satu tahun ke depan dan melihat apakah mereka sudah melakukan apa yang mereka komitmenkan selama setahun.[15]

Festival Pondok Daun (Sukkot) sunting

Berkas:Pohonpondok.jpg
Foto sebuah sukkah.

Hari Raya Pondok Daun (Ibrani: סוכות or סֻכּוֹת, sukkōt) atau perayaan tabernakel adalah sebuah hari raya Yahudi yang merupakan perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas hasil panen yang dirayakan selama tujuh hari pada bulan purnama di antara bulan September dan Oktober.[5] Perayaan ini dimulai 5 hari setelah perayaan Yom Kippur.[7] Pada perayaan pengumpulan hasil panen anggur ini, orang mengenang zaman pengembaraan dalam padang belantara Imamat 23:33-44.[5] Perayaan hari raya ini bersifat gembira.[7]

Setiap laki-laki Yahudi membangun sebuah pondok (sukkah) berdinding tiga dan memiliki atap yang terbuat dari ranting palem dan dedaunan.[5] Pondok-pondok tersebut disiapkan untuk menyambut tujuh tamu mistis, yaitu Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Yusuf, dan Daud yang dipercaya akan datang ke pondok yang dibuat itu selama festival tersebut berlangsung.[5]

Tema utama dari perayaan ini adalah untuk menyambut musim dingin.[5] Setiap pagi, para Imam membawa air dari mata air Siloam dan menyiramkannya sebagai pemujaan di atas altar.[5] Pada hari terakhir, setelah para imam mengitari altar sebanyak tujuh kali, mereka berdoa untuk datangnya hujan di musim dingin.[5] Pada setiap malam, 4 obor dinyalakan.[5]

Dua hari pertama dianggap sebagai hari libur, dan banyak kegiatan dilarang.[7] Pada hari kedelapan, perayaan ini ditutup dengan Hari Kedelapan Persekutuan Khidmat (Shemini azeret).[5] Pada hari ini, orang tidak bekerja dan hanya berdoa bagi datangnya hujan.[5]

Festival Sukacita Taurat sunting

Perayaan "Sukacita Taurat" (atau Simchat Torah) ini adalah perayaan akhir pembacaan Kitab Taurat selama satu tahun lingkaran liturgi.[5] Bagi umat Yahudi yang berada di Israel, hari raya ini diadakan bersamaan dengan Hari Kedelapan Persekutuan Khidmat (shemini azeret), namun bagi orang Yahudi diaspora, perayaan ini dirayakan sehari setelah shemini azeret.[5]

Pada perayaan ini, "Sang Mempelai Taurat" (hatan Torah) dan "Sang Mempelai Kitab Kejadian" (hatan Beresyit) - gelar bagi orang yang membacakan kalimat akhir (sekaligus kalimat pembuka) Kitab Taurat - dielu-elukan seperti seorang raja.[7][12]

Festival Kenisah (Hanukah) sunting

 
Sebuah Menorah.

Festival Kenisah (Hanukah) atau juga sering disebut Penahbisan Bait Tuhan dirayakan di Yerusalem pada tanggal 25 Kislew selama 8 hari.[5] Perayaan ini dirayakan bersamaan dengan masa Adven atau bahkan dengan hari raya Natal sehingga sering disebut secara keliru sebagai Natal Yahudi.[5] Pesta ini dirayakan sebagai peringatan Yudas Makabe yang menyucikan dan membangun kembali Kenisah yang sudah dirusak oleh lawan mereka.[5] Dalam perayaan ini, umat berarakan sambil membawa tongkat berhiaskan daun palem, mempersembahkan kurban, dan bernyanyi dengan iringan alat musik.[5] Perayaan ini dilaksanakan di rumah masing-masing keluarga.[7]

Di rumah-rumah maupun di Sinagoge,[8] ada Menorah (lilin dengan delapan lengan tambahan di kiri dan kanannya) yang dinyalakan satu per satu setiap hari selama perayaan ini[7] (mirip dengan kebiasaan menyalakan lilin satu per satu setiap minggu dalam peringatan masa Adven).[5] Rumah-rumah maupun Bait Allah dipenuhi dengan lilin dan dekorasi yang terang.[5] Pada hari kedelapan, cahaya dari seluruh lilin yang telah menyala semua ditambah dengan cahaya matahari dan lampu-lampu lainnya memenuhi ruangan Bait Allah dengan cahaya yang terang benderang sehingga hari raya ini juga sering disebut dengan ritus cahaya.[5]

Festival Pesta Undi (Purim) sunting

Festival Pesta Undi (Purim) diarayakan pada tanggal 13-15 Adar, atau menjelang tahun baru Yahudi.[5] Pada tanggal 13, umat berpuasa namun merayakan pesta pada tanggal 14 dan 15.[5] Dalam Ester 3:7, pesta ini dikisahkan berhubungan dengan pergumulan dan perjuangan bangsa Yahudi diaspora di negeri asing.[5] Pada tanggal14, gulungan Kitab Ester (Megillat Esther) dibacakan.[5]

Pada pesta ini, semua orang minum sepuasnya hingga mabuk dan tidak mampu lagi membedakan antara kutuk atas Haman dan berkat atas Mordekhai.[5] Ester 9:19 mengisahkan tata cara perayaan ini, di mana masyarakat Yahudi mengadakan perjamuan dan antar-mengantar makanan ke tetangga mereka.[5]

Hari Duka Nasional (Tisha B'Av) sunting

Hari Duka Nasional ("Tisha B'Av", Tesha be-Ab) adalah hari pengenangan atas penderitaan bangsa Yahudi yang dilaksanakan pada tanggal 9 Ab.[5] Di sinagoge, dibacakan Kitab Ratapan nabi Yeremia, dan semua orang berpuasa pada hari ini.[5] Dalam hari raya ini, umat Yahudi memperingati kehancuran Bait Allah yang pertama (586 sM) dan kedua (70 M), pembantaian pemberontak Yahudi oleh Roma (135), pengusiran orang Yahudi dari Spanyol (1492),[12] dan peristiwa menyedihkan lainnya yang terjadi pada umat Yahudi.[5] Pada hari ini, umat Yahudi berpuasa menjelang matahari terbenam dan berlangsung selama 25 jam, sampai matahari terbenam pada hari berikutnya.[5] Kondisi berduka dan berpuasa tersebut ditekankan pada saat ibadah petang (ma'ariv) dan doa amidah sebelum pembacaan Kitab Ratapan.[8]

Hari Kemerdekaan Israel sunting

Hari Kemerdekaan Israel diperingati setiap tanggal 14 Mei untuk merayakan kemerdekaan bangsa Israel pada tanggal 14 Mei 1948.[5] Hari raya ini juga dijadikan sebagai hari libur nasional.[12]

Lihat Juga sunting

Catatan sunting

  1. ^ Peringatan ini difokuskan pada praktik yang dilakukan oleh penganut Yudaisme Rabbinik umum. Orang Yahudi Karait dan orang Samaria memperingati hari-hari besar menurut Alkitab, tetapi tidak dengan cara yang sama, dan juga tidak selalu jatuh pada hari yang sama.

Referensi sunting

  1. ^ Jacob Neusner, Alan Jeffery Avery-Peck, William Scott Green, The Encylopaedia of Judaism, (Netherlands: Brill, 2005), 1022.
  2. ^ Lihat teks liturgi Yom Kippur yang terdapat pada Unetanneh Tokef ("Ia menghakimi kita").
  3. ^ a b c d e (Inggris)Donna Schaper.1999.Sabbath Keeping.USA:Cowlet Publucation. hlm 1-10.
  4. ^ a b c d e f g h i (Inggris)R.J. Zwi Weblowsky dan Geoffry Wigoder.1965.The Encyclopedia of the Jewish Religion.USA:Massada - P.E.C. Press Ltd. hlm 285, 334, 336-337.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb (Indonesia)Rasid Rachman.2005. Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. hlm 7-26
  6. ^ a b c d e f g h i j k l (Inggris)Judith Groner.1997.All about Rosh Hashanah.Rockville:Kar-Ben Copies. hlm1-6.
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v (Inggris)Jacob Neusner, Alan J. Avery-Peck, dan William Scott Green.1999.The Encyclopedia of Judaism.New York:The Continuum Publishing Company. hlm 32-50.
  8. ^ a b c d e f g (Inggris)Raphael Posner. 1975. Jewish Liturgy: Prayer and Synagogue Service through the Ages. Jerusalem: Keter Publishing House. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Posner" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  9. ^ a b (Inggris)Everett Ferguson. 1987. Backgrounds of Early Christianity. Michigan:Eerdmans.
  10. ^ a b c (Inggris)Hans-Joachim Kraus. 1966. Worship in Israel: A Cultic of the Old Testament. Diterjemahkan oleh Geoffrey Buswell. Basil Blackwell.
  11. ^ (Indonesia)H.H. Rowley. 1981. Ibadat Israel Kuno. Diterjemahkan oleh I.J. Cairns. Jakarta:BPK Gunung Mulia.
  12. ^ a b c d (Indonesia)Bosco da cunha. 1992. Merayakan Karya Penyelamatan: dalam Kerangka Tahun Liturgi. Yogyakarta:Kanisius.
  13. ^ (Inggris)Edward Goldman.1988.Rosh Hashanah:A Preliminary Translation and Explanation.USA:University of Chicago. hlm 1.
  14. ^ (Inggris)Adolf Adam. 1981. The Liturgical Year:its History and Its Meaning after the Reform of the Liturgy. Peublo Publishing Company.
  15. ^ a b c d e f g h (Inggris)Artscroll Mesorah Series.1989.Yom Kippur:Its Significance, Laws, and Prayers. New York:Mesorah Publications, Ltd. hlm 18-25.