Gunung Perak, Sinjai Barat, Sinjai
Gunung Perak adalah sebuah desa di Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Wilayah Desa Gunung Perak merupakan pegunungan dengan luas 22,99 km2 dan ketinggian rata-rata 950 meter di atas permukaan laut. Penduduk di Desa Gunung Perak bekerja sebagai petani kopi arabika dan peternak sapi perah. Bencana alam yang setiap tahun menimpa Desa Gunung Perak ialah angin kencang.
Gunung Perak | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Sinjai | ||||
Kecamatan | Sinjai Barat | ||||
Kode Kemendagri | 73.07.01.2003 | ||||
|
Nama
suntingNama Desa Gunung Perak merupakan hasil pengubahan nama ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa setempat yakni Bulu Salaka.[1]
Geografi
suntingLokasi Desa Gunung Perak merupakan salah satu desa yang terdekat dari puncak Gunung Bawakaraeng. Lokasi Puncak Gunung Bawakaraeng dapat dicapai dengan perjalanan sekitar lima jam pada arah selatan Desa Gunung Perak.[1] Rata-rata ketinggian wilayah di Desa Gunung Perak adalah 950 meter di atas permukaan laut.[2] Wilayah tertinggi di Desa Gunung Perak terletak di Dusun Tassoso yaitu 1.200 meter di atas permukaan laut.[3] Wilayah Desa Gunung Perak tidak memiliki pantai.[1]
Wilayah administratif
suntingLuas wilayah Desa Gunung Perak adalah 22,99 km2. Persentase luas wilayahnya terhadap luas Kecamatan Sinjai Barat adalah 16,96%.[4] Wilayah Desa Gunung Perak telah terbagi menjadi 13 rukun warga dan 43 rukun tetangga pada tahun 2021.[5]
Ekonomi
suntingPertanian
suntingPetani kopi arabika di Desa Gunung Perak telah membentuk kelompok tani yang dinamai Kelompok Tani Biring Parang.[6]
Peternakan
suntingPada tahun 2006, Pemerintah Kabupaten Sinjai mengadakan Program Gerbang Emas untuk pengembangan peternakan sapi perah di Kabupaten Sinjai. Jumlah sapi perah yang diberikan ke penduduk Desa Gunung Perak sebanyak 320 ekor pada awal program. Setelah keberhasilan program tercapai, jumlah sapi ditambah sebanyak 210 ekor dengan dana dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan 30 ekor dari anggran pendapatan dan belanja daerah tingkat 1. Susu yang dihasilkan setiap ekor sapi sebanyak 10-15 liter per hari dan total keseluruhan sekitar 2000 liter susu per hari.[7]
Peternak di Desa Gunung Perak telah membentuk kelompok ternak untuk peternakan sapi perah. Limbah hasil peternakan sapi perah diubah menjadi biogas dan kompos. Biogas kemudian diubah menjadi bahan bakar pengganti gas alam cair dan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga para anggota kelompok ternak.[8]
Perhubungan
suntingDesa Gunung Perak berjarak 12 km dari ibu kota Kecamatan Sinjai Barat. Sementara dari ibu kota Kabupaten Sinjai, jaraknya sekitar 52 km.[2]
Bencana alam
suntingSetiap tahunnya pada periode Desember hingga Maret, wilayah Desa Gunung Perak diterpa hembusan angin kencang yang berasal dari puncak Gunung Bawakaraeng. Hembusan angin membuat atap berupa lembaran seng pada rumah-rumah penduduk sering beterbangan. Kondisi ini diatasi oleh penduduk Desa Gunung Perak dengan menjepit batang kayu atau bambu ke atap rumah.[3]
Di Dusun Tassoso terdapat empat jenis angin yang telah dikenali oleh penduduk karena muncul setiap tahun. Keempatnya dinamai bara' tallumbangngia, bara' tujua, bara' pinruatuju, dan bara' pinruasalapang. Bara' tallumbangngia adalah hembusan angin yang terjadi selama 3 malam berturut-turut. Bara' tujua adalah hembusan angin yang terjadi selama 7 hari. Bara' pinruatuju adalah hembusan angin yang belangsung selama 14 hari berturut-turut pada siang dan malam hari. Sedangkan bara' pinruasalapang adalah hembusan angin selama 18 hari tanpa henti.[9] Kondisi hembusan angin pada bara' pinruasalapang tidak kencang dan menjadi penanda dimulainya musim kemarau.[10]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ a b c Kartini 2023, hlm. 9.
- ^ a b Hikmah 2022, hlm. 5.
- ^ a b Rachman 2012, hlm. 47.
- ^ Kartini 2023, hlm. 10.
- ^ Hikmah 2022, hlm. 9.
- ^ Chairuddin, Zulkarnain (2022). Rismaneswati, ed. Deskripsi Persyaratan Indikasi Geografis (PDF). Makassar: Unhas Press. hlm. 85–88. ISBN 978-979-530-374-9.
- ^ Milawaty 2010, hlm. 3.
- ^ Milawaty 2010, hlm. 4.
- ^ Rachman 2012, hlm. 48.
- ^ Rachman 2012, hlm. 48-49.
Daftar pustaka
sunting- Hikmah, Nurul (2022). Kecamatan Sinjai Barat Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten Sinjai. ISSN 2548-2017.
- Kartini, Andi (2023). Kecamatan Sinjai Barat Dalam Angka 2023. BPS Kabupaten Sinjai. ISSN 2548-2017.
- Milawaty (2010). Shwaiko, M., dan Ngantung, V., ed. "Susin, Sansu, dan Kerupuk Susu Primadona Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan" (PDF). BaKTINews. Yayasan BaKTI. 5 (58): 3–4. ISSN 1979-777X.
- Rachman, Anwar Jimpe (2012). "Sinjai: Belajar di Atas Patahan Walennae". Hidup di Atas Patahan: Pengalaman Kelola Bencana di Tiga Kabupaten (Bengkulu Utara, Sinjai, Maluku Tenggara). Sleman: INSIST Press. hlm. 46–70. ISBN 978-602-8384-55-1.