Kejuaraan Super Formula

Kejuaraan balap mobil kursi tunggal yang diselenggarakan di Jepang
(Dialihkan dari Formula Nippon)

Kejuaraan Super Formula, sebelumnya dikenal sebagai Formula Nippon, adalah sebuah jenis balap formula, dan merupakan level tertinggi dari balapan mobil roda terbuka di Jepang, dan olahraga bermotor regional di benua Asia. Seri ini disetujui oleh Japan Automobile Federation (JAF), dan dikelola oleh Japan Race Promotion (JRP). Pada tahun 2022, Super Formula adalah seri balapan tercepat di dunia setelah ajang Formula Satu.[1]

Kejuaraan Super Formula
KategoriPengemudi tunggal
Negara atau daerahJepang Jepang
Musim pertama1973
Pembalap21
Tim12
KonstruktorDallara
Pemasok mesin
Pemasok banYokohama
Juara pembalapJepang Tomoki Nojiri
Juara timTeam Mugen
Situs websuperformula.net
Musim saat ini

Formula Nippon berkembang dari seri Formula 2000 Jepang yang dimulai pada tahun 1973 di samping Formula Dua Jepang dan Kejuaraan Formula 3000 Jepang. Pada tahun 1978, seri ini berubah nama menjadi Kejuaraan Formula Dua Seluruh Jepang, dan sekali lagi pada tahun 1987, menjadi Kejuaraan Formula 3000 Seluruh Jepang. Sebagian besar, seri balapan mobil di negara Jepang ini mengikuti rekan-rekan mereka di benua Eropa dalam hal regulasi teknis. JRP didirikan pada tahun 1995, dan mulai mengelola seri tersebut pada tahun 1996, dengan nama barunya, yaitu Formula Nippon Championship. Nama seri ini diubah lagi pada tahun 2013, menjadi Super Formula (secara resmi Japanese Championship Super Formula hingga tahun 2016). Di sebagian besar bidangnya, seri balapan mobil di negara Jepang mengikuti balap yang sejenis di benua Eropa dalam hal peraturan teknis, tapi dengan beberapa pengecualian penting.

Sejarah

sunting

Formula 2000 (1973–1977)

sunting

Latar belakang

sunting

Di negara Jepang, meskipun balapan mobil sport dan turing sangat populer pada tahun 1960-an, namun balap mobil formula tidak sepopuler hari ini. Bahkan, Grand Prix Jepang mulai kehilangan popularitasnya setelah mengganti format dari balapan mobil sport atau turing ke balapan mobil formula pada tahun 1971.

Pada tahun 1973, Federasi Balap Mobil Jepang (JAF) mendirikan "Kejuaraan All-Japan Formula 2000", sebagai sebuah seri balapan formula level tertinggi di negara Jepang, untuk mempromosikan popularitas dari balapan mobil formula di negara tersebut.

Seri ini dbuat berbasis dari Kejuaraan Formula Dua Eropa. Akan tetapi, mesin mobil balap yang diijinkan oleh JAF berbeda jauh dari seri F2 Eropa, yang hanya memungkinkan pemakaian mesin balap yang berbasis pada produksi masal. Karena perbedaan inilah, seri ini tidak sesuai dengan regulasi Formula Dua pada masa tersebut. Oleh karena itu, nama seri ini diganti menjadi "Formula 2000", bukan "Formula Dua".

Formula Dua (1978–1986)

sunting
 
March 86J milik Satoru Nakajima, pemenang kejuaraan tahun 1986.

Perubahan regulasi Formula Dua pada tahun 1976 menghilangkan pembatasan mesin yang hanya boleh memakai mesin berThe revised Formula basis dari produksi masal. Dengan perubahan perarturan ini, maka alasan dibalik munculnya nama "Formula 2000" sudah hilang. Hali ini membuat seri ini diganti namanya menjadi "Kejuaraan Formula Dua All-Japan" sejak tahun 1978.

Kejuaraan tahun 1987

sunting

Pada saat Formula Dua Eropa dihentikan pada tahun 1984, kembarannya di negara Jepang tidak langsung mengikutinya. JAF mempertimbangkan untuk memulai sebuah seri Formula dua yang baru mulai pada tahun 1988. Namun, seluruh peserta mendaftarkan diri dengan menggunakan mobil Formula 3000 pada tahun 1987. Jadi, Kejuaraan Formula Dua musim 1987 dibatalkan karena tidak ada satu pun peserta yang memenuhi persyaratan.

Formula 3000 (1987–1995)

sunting

Berganti ke standar Formula 3000 yang lebih terbuka pada tahun 1987, "Kejuaraan Formula 3000 All-Japan" dimulai pada tahun 1988. Sekali lagi, regulasi negara Jepang dan benua Eropa saling paralel satu sama lain hingga pada tahun 1996, pada saat seri Formula 3000 Internasional menjadi format satu jenis pabrikan untuk menekan biaya.

Dengan adanya penggelembungan ekonomi dan demam ajang Formula Satu di negara Jepang, maka seri ini menarik banyak peserta dan Investor. Hal ini juga menarik banyak pembalap muda berbakat dari luar negara Jepang untuk berkompetisi pada seri ini. Sebaliknya, berkurangnya fenomena ini juga pada akhirnya membawa penurunan seri ini.

Formula Nippon (1996–2012)

sunting
Berkas:Formula Nippon.png
Logo Formula Nippon sebelumnya.

Pada pertengahan tahun 1990-an, Formula Jepang memisahkan diri, dan mengubah bentuk seri ini menjadi "Formula Nippon". Japan Race Promotion yang baru, yang didirikan oleh Fuji Television, menjadi promotor seri ini dengan pengakuan seri ini dari JAF sebagai Authority Sport Nationale (ASN) dari negara Jepang.

Pada tahun 2000-an, balap mobil sport menjadi lebih populer di negara Jepang, dan banyak pembalap Formula Nippon yang ikut juga membalap di Kejuaraan Super GT Jepang.

Musim 2006 menampilkan salah satu start yang teraneh dalam sejarah balapan mobil. Karena hujan deras, maka balapan pembukaan musim di Fuji dibatalkan setelah dua putaran mobil keselamatan, dan Benoît Tréluyer dinyatakan sebagai pemenang dengan separuh poin yang disediakan.

 
Sasis Formula Nippon sebelumnya, yaitu Swift FN09 (juga dikenal sebagai Swift 017.n), diperkenalkan pada musim balap 2009, dan digunakan hingga akhir musim balap 2013.

HIngga tahun 2002, Formula Nippon merupakan kejuaraan formula yang terbuka, di mana berbagai macam perakit sasis dan mesin dapat bersaing. Sasis dipasok oleh Lola, Reynard, dan G-Force, sedangkan Mugen-Honda memasok sebagian besar mesin (meskipun mesin Cosworth juga dapat didapatkan pada era Formula 3000).

Namun, dengan bangkrutnya Reynard pada tahun 2002, dan pengunduran diri dari mundurnya G-Force pada tahun sebelumnya, maka Formula Nippon sekali lagi mengikuti arah yang sama dengan F3000 untuk menjadi sebuah seri satu pabrikan untuk musim balap 2003. Mobil Formula Nippon pada saat itu semuanya menggunakan sasis Lola B03/50 yang ditenagai oleh mesin Mugen-Honda; namun, tidak seperti F3000, mesin di Formula Nippon dapat dimodifikasi secara terbuka oleh perusahaan swasta.

Pada tahun 2006, Formula Nippon melakukan revisi peraturan secara drastis. Sasis Lola FN06 yang baru diperkenalkan, dengankan mesin formulanya mengalami revisi secara drastis. Blok mesin disediakan oleh Toyota dan Honda, menggunakan spesifikasi blok mesin yang sama dengan Indy Racing League musim 2005, dengan modifikasi terbuka yang masih diijinkan.

Pabrikan mobil asal Amerika Serikat, yaitu Swift Engineering, memproduksi sasis FN09 yang digunakan sejak tahun 2009 hingga 2013.

Sistem penilaian

sunting
  • Poin diberikan sejalan dengan sistem standar FIA yang digunakan sejak tahun 2003 hingga 2009, tetapi dengan bonus yang diberikan kepada posisi pole posisi.
Posisi 1st 2nd 3rd 4th 5th 6th 7th 8th Pole
Poin 10 8 6 5 4 3 2 1 1

Super Formula (2013– )

sunting
 
Start balapan pada Seri Motegi 2014.

Basis sasis untuk seri ini adalah Dallara SF14, yang diperkenalkan di Tokyo pada tanggal 25 Maret 2013. Berat mobilnya adalah 650 kilogram, dan ditenagai oleh mesin bertenaga turbo tunggal dua liter buatan Honda dan Toyota yang digunakan di mobil Super GT GT500 (pabrikan Super GT500 juga bisa berpartisipasi). Mobil ini juga memiliki drag reduction system, yang mirip digunakan di dalam ajang Formula Satu.

Meskipun sasis diproduksi oleh Dallara, namun 30% dari kendaraan dibangun di negara Jepang.[2] Mobil yang digunakan pada saat ini memiliki tema untuk lebih cepat dari mobil sebelumnya.

Dibandingkan dengan mobil Formula Satu pada umumnya, putaran di sebuah mobil Super-Formula Dallara SF14 di Sirkuit Suzuka pada tahun 2017, adalah 1:35.907, sekitar 8.588 detik lebih lambat dibandingkan catatan waktu posisi pole position yang diperoleh pada Grand Prix Formula Satu Jepang 2017.

Spesifikasi

sunting
  • Ukuran mesin: 20 L (1.220 cu in) DOHC inline-4
  • Girboks: 6-speed paddle shift gearbox
  • Berat: 1.455 pon (660 kg)
  • Keluaran tenaga: 543 hp (405 kW)
  • Bahan bakar: Bensin RON 102 tanpa timbal
  • Pasokan bahan bakar: Direct fuel injection
  • Pembakaran: Single-turbocharged
  • Panjang: 5.268 mm (207 in)
  • Lebar: 1.910 mm (75 in)
  • Jarak sumbu roda: 3.165 mm (125 in)
  • Setir: Tenaga elektrik

Pembalap

sunting

Meskipun memiliki regulasi teknis yang lebih banyak, namun formula level tertinggi di negara Jepang ini tetap merupakan sebuah seri nasional, di bawah seri yang lain seperti Formula 2 dan pendahulunya, yaitu GP2 dan Formula 2. Pembalap asing sering menjadi peserta di kejuaraan Jepang, dan beberapa pembalap datang dari ajang Formula 3000 atau Formula Nippon menjadi pembalap di dalam ajang Formula Satu, Formula 2, Formula E, Kejuaraan Ketahanan Dunia FIA, Le Mans 24 Jam, IMSA WeatherTech Sportscar Championship dan Daytona 24 Jam; yang terkenal antara lain Eddie Irvine, Ralf Schumacher, juara Formula Nippon musim 1996, Pedro de la Rosa, juara Formula Nippon musim 1997, Pierre Gasly, runner-up Super Formula musim 2017, Nick Cassidy, juara Super Formula musim 2019, Giuliano Alesi, putra dari Jean Alesi dan posisi ke-11 Super Formula musim 2021, Sacha Fenestraz, runner-up Super Formula musim 2022, Nyck de Vries, debutan Super Formula musim 2024 dan Jann Mardenborough, posisi ke-14 klasemen Kejuaraan Super Formula musim 2017.

Referensi

sunting
  1. ^ "How fast is an F1 car compared to IndyCar, WEC, Super Formula and more". www.autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-30. 
  2. ^ Collins, Sam (26 March 2013). "2014 Super Formula concept revealed". racecar-engineering.com. Diakses tanggal 22 September 2016. 

Pranala luar

sunting