Elang-alap jepang
Elang-alap jepang merupakan salah satu burung pemangsa.
Elang-alap jepang
| |
---|---|
Accipiter gularis | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 22695585 |
Taksonomi | |
Kelas | Aves |
Ordo | Accipitriformes |
Famili | Accipitridae |
Genus | Accipiter |
Spesies | Accipiter gularis (Temminck dan Schlegel, 1844) |
Tata nama | |
Protonim | Astur gularis |
Distribusi | |
Endemik | Namdapha National Park (en) |
Deskripsi
suntingElang ini berukuran sekitar sekitar 29 sampai 34 cm dari ujung paruh sampai ujung ekor dengan berat tubuh jantan sekitar 85 sampai 142 gram dan betina sekitar 111 sampai 193 gram. Rentang sayap sekitar 51 samapi 63 cm. Yang jantan, tubuh bagian atas berwarna abu-abu, ekor abu-abu dengan beberapa garis melingkar gelap, dada dan perut merah karat pucat dengan setrip hitam sangat tipis di tengah dagu, setrip kumis tidak jelas. Sedangkan yang betina, tubuh bagian atas coklat (bukan abu-abu), bagian bawah tanpa warna karat, bergaris-garis coklat melintang rapat.
Distribusi dan Migrasi
suntingElang-alap jepang bertelur di Tiongkok, Mongolia, Taiwan, dan Pulau Sakhalin. Dan mereka bermigrasi ke Indonesia dan Filipina.[1] Di Indonesia, daerah Solo adalah daerah yang dilintasi Elang-alap jepang[2] Di Indonesia, tersebar di Nias, Riau dan Kepulauan Lingga, Bangka Belitung, dan Kalimantan.
Ketika musim dingin bermigrasi dari China Selatan ke Indochina, Semenanjung Malaaysia, Filipina, Sunda Besar dan Kecil, dan Sulawesi Utara; dengan jumlah terbatas di Burma. Migrasi burung ini pernah tercatat di Bali sekitaran awal Oktober sampai awal November 1989 sebanyak 7.835 burung. Di Jepang, burung kebanyakan hadir dari April hingga September; di Siberia mungkin dari Mei hingga September atau awal Oktober.
Penyebaran dan ras
suntingBerbiak di Paleartik Asia Timur, pada musim dingin menyebar ke selatan sampai Sunda Besar. Pengunjung pada musim dingin di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Setiap bulan Oktober, dalam jumlah besar melewati Puncak (Bogor) dan Bali Barat. Cukup umum di daerah terbuka di dataran rendah. Terdapat tiga sub-spesies yang diakui dengan pesebaran berbeda:
- A. g. sibiricus (Stepanian, 1959) – Sungai Ob dan Mongolia ke timur sampai Sungai Lena bagian tengah, China timur dan Taiwan; Musim dingin diperkirakan bermigrasi ke Kep. Andaman dan Nicobar, Sunda Besar dan China selatan.
- A. g. gularis (Temminck & Schlegel, 1844) – Sakhalin, Kep. Kuril selatan dan Jepang; musim dingin bermigrasi ke selatan menuju filipina, Sunda Besar, Sulawesi Utara dan Timor.
- A. g. iwasakii (Mishima, 1962) – Kep. Ryukyu selatan (Iriomote, Ishigaki).
Tempat hidup
suntingBerburu di sepanjang pinggir hutan, di atas hutan sekunder, dan daerah terbuka. Biasanya berburu dari tenggeran di pohon, tetapi kadang-kadang terbang berputar-putar untuk mengamati tanah di bawahnya.
Makanan
suntingTerutama memakan burung-burung kecil keluarga passerine dan sesekali memakan burung berukuran sedang seperti burung merpati. Juga memakan tikus, kelelawar, reptil, dan serangga.[3]
Perkembangbiakan
suntingBiasanya mulai berbiak pada bula Juni di Siberia selatan, sedangkan di Jepang dan Tiongkok lebih awal lagi. Sarang berukuran kecil, disusun dari ranting dan daun. Telur umumnya 2-5 butir, dengan waktu pengeraman 25-28 hari.
Sarang
suntingSarang kecil sederhana, terdiri dari ranting dan kulit kayu, disulami dedaunan hijau, hingga ketinggian 10 meter di atas tanah. Tidak ada data ukuran sarang.[4]
Nama lain
sunting- Bahasa Indonesia = Elang-alap jepang
- Bahasa Italia = Sparviero giapponese
- Bahasa Ceko = krahujec menší
- Bahasa Jerman = Trillersperber
- Bahasa Spanyol = Gavilancito Japonés.[5]
Referensi
sunting- ^ "Global Raptors". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-19. Diakses tanggal 2011-11-26.
- ^ Antaranews.com
- ^ Elang-alap jepang[pranala nonaktif permanen]
- ^ RAIN(Raptor Indonesia)[pranala nonaktif permanen]
- ^ Accipiter gularis-Avibase
Pranala luar
sunting- (Inggris) BirdLife Diarsipkan 2015-12-22 di Wayback Machine.
- (Inggris) IUCN Redlist
- (Indonesia) FOBI[pranala nonaktif permanen]