Bahasa Yunani Attika
Bahasa Yunani Attika (bahasa Yunani Kuno: Αττική Ἑλληνική, translit. Attikḗ Hellēnikḗ) merupakan dialek bahasa Yunani yang dipakai di wilayah Attika di mana Athena merupakan pusatnya, pada masa silam. Bersama Ionia, sebagian besar karya sastra Yunani ditulis dalam ragam tersebut. Bahkan Aleksander Agung meletakkan landasan bahasa Yunani umum atau Koine dengan menggabungkan berbagai dialek yang ada. Hal ini ditujukan untuk memudahkan komunikasi antara prajuritnya serta mengajarkannya kepada penduduk wilayah-wilayah yang didudukinya sehingga bersama dialek Ionia, kemudian menjadi basantara di daerah Laut Tengah. Bahasa Yunani Attika-Ionia dipakai pula pada masa kekuasaan Romawi bersatu dilanjutkan dengan masa Romawi Timur hingga menjadi Yunani Modern seperti sekarang.
Bahasa Yunani Attika
Αττική Ἑλληνική, Attikḗ Hellēnikḗ | |||||
---|---|---|---|---|---|
Wilayah | Attika, Kepulauan Aegea | ||||
Era | k. 500–300 SM; bersama dialek Ionia, kemudian berkembang menjadi bahasa Yunani Koine | ||||
| |||||
| |||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | – | ||||
LINGUIST List | grc-att | ||||
Glottolog | atti1240 [1] | ||||
| |||||
Lokasi penuturan | |||||
Portal Bahasa | |||||
Asal
suntingBahasa Yunani merupakan suatu bahasa Indo-Eropa. Bukti tertulis bahasa Yunani terawal ditulis pada abad ke-16, menggunakan aksara Linear B, dalam dialek Mikenai yang merupakan leluhur dari dialek Arkadisiprus. Setelah keruntuhan Zaman Perunggu Akhir pada abad ke-12, bahasa Yunani semakin terbagi menjadi beberapa dialek, salah satunya dialek Ionia awal yang kemudian melahirkan dialek Attika. Dialek Attika-Ionia merupakan bahasa utama para sejarawan (Herodotos dan Thukidides) dan filsuf Yunani Kuno (Thales, Sokrates, dan Platon), sehingga dialek ini menjadi acuan umum kepenulisan bahasa Yunani Kuno yang kemudian melahirkan bahasa Yunani Koine.[5]
Aksara
suntingSeperti dialek Yunani Kuno lainnya, bahasa Yunani Attika awalnya ditulis dalam alfabet lokal. Menurut penggolongan alfabet Yunani Kuno, yang digagas oleh Adolf Kirchhoff,[6] sistem Attika Kuno termasuk jenis "timur" atau "biru", karena menggunakan huruf Ψ dan Χ dengan bunyi klasiknya (/ps/ dan /kʰ/), tidak seperti jenis "barat" atau "merah", yang menggunakan Χ untuk bunyi /ks/ (yang mana menurunkan alfabet Latin) dan Ψ untuk bunyi /kʰ/. Dalam hal lain, alfabet Attika Kuno berbagi banyak fitur dengan alfabet Euboia (yang justru merupakan "barat" dalam penggolongan Kirchhoff).[7] Seperti yang terakhir, menggunakan ragam lambda berbentuk L ( ) dan ragam sigma berbentuk S ( ). Alfabet Attika Kuno tidak memiliki simbol konsonan ksi (Ξ) untuk bunyi /ks/ dan psi (Ψ) untuk bunyi /ps/, tetapi justru bunyi tersebut masing-masing diwakilkan dengan digraf ΧΣ dan ΦΣ. Selain itu, seperti kebanyakan alfabet lokal daratan utama lainnya, Attika tidak menggunakan omega (Ω) dan eta (Η) untuk vokal panjang /ɔː/ dan /ɛː/, yang juga justru bunyi /o, oː, ɔː/ diwakilkan hanya dengan huruf Ο (omikron) dan bunyi /e, eː, ɛː/ hanya dengan huruf Ε (epsilon. Selain itu, huruf Η digunakan sebagai heta, dengan bunyi /h/, bukan /ɛː/.
Pada abad kelima, masyarakat Athena dan Attika lainnya secara bertahap menggunakan alfabet Ionia yang umum digunakan di Anatolia dan Kepulauan Aegea. Pada akhir abad ke-5, penggunaan alfabet Ionia menjadi lebih umum, sehingga pada tahun 403 SM, ditetapkan bahwa alfabet Ionia menjadi kaidah yang baku, sebagai bagian dari reformasi mengikuti Tiga Puluh Tiran. Sistem baru ini, juga disebut alfabet "Eukledia" dinamai setelah arkhon Eukleides, yang mengawasi keputusan tersebut, kemudian menjadi alfabet Yunani Klasik di seluruh daerah berbahasa Yunani. Karya-karya klasik sastra Attika kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya dalam alfabet Yunani baru, hingga sekarang.[8]
Lihat pula
suntingReferensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Attic". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ Roger D. Woodard (2008), "Greek dialects", in: The Ancient Languages of Europe, ed. R. D. Woodard, Cambridge: Cambridge University Press, p. 51.
- ^ From Goodwin and Gulick's classic text "Greek Grammar" (1930)
- ^ Kirchhoff, Adolf (1867), Studien zur Geschichte des Griechischen Alphabets.
- ^ Jeffery, Lilian H. (1961). The local scripts of archaic Greece. Oxford: Clarendon. 67, 81
- ^ Threatte 1980, hlm. 26ff.
Daftar pustaka
sunting- Buck, Carl Darling (1955). The Greek Dialects. The University of Chicago Press.
- Goodwin, William W. (1879). Greek Grammar. Macmillan Education. ISBN 0-89241-118-X.
- Smyth, Herbert Weir (1920). Greek Grammar. Harvard University Press. ISBN 0-674-36250-0.
- Threatte, Leslie (1980). The grammar of Attic inscriptions. I: Phonology. Berlin: De Gruyter.
Pustaka lanjutan
sunting- Allen, W. Sidney. 1987. Vox Graeca: The pronunciation of Classical Greek. 3rd ed. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
- Bakker, Egbert J., ed. 2010. A companion to the Ancient Greek language. Oxford: Wiley-Blackwell.
- Christidis, Anastasios-Phoivos, ed. 2007. A history of Ancient Greek: From the beginnings to Late Antiquity. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
- Colvin, Stephen C. 2007. A historical Greek reader: Mycenaean to the koiné. Oxford: Oxford University Press.
- Horrocks, Geoffrey. 2010. Greek: A history of the language and its speakers. 2nd ed. Oxford: Wiley-Blackwell.
- Palmer, Leonard R. 1980. The Greek language. London: Faber & Faber.
- Teodorsson, Sven-Tage. 1974. The phonemic system of the Attic dialect 400–340 BC. Gothenburg, Sweden: Institute of Classical Studies, University of Göteborg.
- Threatte, Leslie. 1980–86. The grammar of Attic inscriptions. 2 vols. Berlin: de Gruyter.
- Γεώργιος Μπαμπινιώτης, Συνοπτική Ιστορία τής Ελληνικής γλώσσας, Athens 2002.