Buku Berkaki adalah sebuah gerakan sosial yang berfokus pada penyediaan bacaan variatif untuk adik-adik di panti asuhan, rumah singgah maupun sekolah yang memiliki kesulitan akses terhadap buku bacaan.[1] Gerakan ini hadir dari sebuah rasa prihatin atas minimnya akses informasi dan ilmu pengetahuan di kalangan adik-adik panti asuhan dan rendahnya minat baca mereka. Selain itu, buku dan akses pustaka lainnya masih menjadi barang mahal untuk dimiliki oleh mereka. Layaknya kaki, maka pasti hubungannya dengan jalan-jalan. Buku Berkaki memfasilitasi koleksi bukunya untuk ‘berjalan-jalan’ dari satu tempat ke tempat yang lain.[2] Pada dasarnya gerakan ini memiliki konsep yang hampir mirip dengan perpustakaan keliling.[3] Hanya saja bedanya, jika perpustakaan keliling buku yang dipinjamkan bergantung pada ada atau tidaknya yang ingin meminjam. Sedangkan di Buku Berkaki selain buku yang dipinjam oleh anak-anak, panti asuhan pun akan di-drop dengan sejumlah buku lainnya selama seminggu. Kemudian pada minggu berikutnya, satu paket bacaan baru akan di-drop kembali sedangkan koleksi buku lama akan diedarkan ke panti lainnya. Selain itu, Buku Berkaki juga membantu pengadaan buku bagi adik-adik di daerah terpencil yang memiliki kesulitan mengakses buku bacaan.

Dalam setiap kegiatan, Buku Berkaki selalu mendengungkan slogan When a book walks, a dream works

Sejarah sunting

Sejak berdiri pada tanggal 30 September 2011 lalu,[4] Buku Berkaki terus membuat program-program rutin untuk membantu dunia pendidikan Indonesia. Dalam menjalankan kegiatannya, Buku Berkaki memiliki visi yaitu, membantu membukakan jendela dunia melalui buku untuk anak yang kurang mendapatkan akses bacaan. Sedangkan misi yang diusung adalah memperluas dan memperkaya bacaan serta memudahkan akses untuk mendapatkannya bagi anak-anak yang kurang beruntung. Hingga saat ini relawan Buku Berkaki, yang disapa Krucil (akronim dari Kru Cilik), berjumlah lebih dari 200 orang dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda.[5] Selain di Jabodetabek, Buku Berkaki juga hadir di beberapa kota lain di Indonesia, yaitu Pontianak, Bandung, Jogjakarta, Lumajang, Balikpapan, Makassar, dan Surabaya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan di daerah tersebut tidak begitu aktif sebagaimana di Jabodetabek.

Susunan Pengurus sunting

Secara organisasi terdapat beberapa pengurus yang bertugas untuk mengontrol kegiatan Buku Berkaki yang tentunya akan dibantu oleh Krucil Buku Berkaki yang bekerja secara sukarela. Berikut adalah nama-nama pengurus Buku Berkaki, yaitu Alfa Kurnia (penasihat), Ali Zaenal (Penasihat), Meyer Makawekes (Penasihat), Annisa Paramita (Ketua), Yulaika Widhiastuti (Bendahara), Siti Qomariyah (Sekretaris) . Divisi Program terdiri dari Presty Pramasiwi (riset), Rosalia Riski Ananda (riset), Imam Abdul, dan Fadhlie (survei dan komunikasi). Sedangkan Divisi Publikasi dan dokumentasi terdiri dari Ari Ana Fatmawati, Muslikhah Sari, Husna Karisma, Febri Viona, dan Deni Sadji.

Sumber Pendanaan sunting

Dalam pelaksanaan kegiatan Buku Berkaki ini dibutuhkan dana yang antara lain bersumber dari iuran bulanan anggota, simpatisan, donatur tetap dan sumber pencarian dana yang lainnya. Salah satu sumber dana yang lain adalah bekerjasama para pemilik usaha (UKM) yaitu melalui kolom Jejualan di website resmi Buku Berkaki. Untuk laporan keuangan Buku Berkaki dapat dilihat di website Buku Berkaki pada setiap awal bulan dan kepada donatur tetap Buku Berkaki dikirim laporan keuangan melalui surat dan/atau email. Sedangkan untuk donasi buku diperoleh dari berbagai donatur, baik kelompok maupun personal. Donasi buku dapat dikirimkan secara langsung ke Perpustakaan Buku Berkaki (UP. Belantara Budaya) yang berlokasi di Museum Kebangkitan Nasional.

Agenda Kegiatan sunting

Visit Buki sunting

 

Setiap dua minggu sekali Buku Berkaki memiliki agenda kunjungan rutin ke panti-panti asuhan maupun rumah singgah yang membutuhkan bantuan buku.[6] Tak hanya mengajak mereka untuk membaca buku bersama, para Krucil Buki juga mengajak adik-adik untuk bermain bersama, mendongeng, melakukan eksperimen sains, menulis tentang ibu, ayah dan cita-cita, serta membuat berbagai macam kerajinan tangan, seperti origami beraneka bentuk. Beberapa panti asuhan maupun rumah singgah yang telah kami kunjungi diantaranya, yaitu rumah singgah Al-Muanah di Rawamangun, Panti Asuhan Al-Qi di Bogor, Panti Asuhan Al-Andalusia di Mampang, Lapak Pemulung di Kebagusan, Panti Al-Muslimin di Senen, Sahabat Missil3 Penjaringan, Rumah Belajar SAAJA, dan lainnya yang masih berada di area Jabodetabek dan sekitarnya.[7]

Piknik Bersama sunting

 

Selain melakukan kunjungan rutin untuk bermain dan belajar bersama serta meminjamkan buku bacaan, terkadang Buku Berkaki juga mengajak mereka untuk piknik bersama ke tempat wisata misalnya Kebun Binatang Ragunan atau wisata sejarah ke Museum. Salah satu contohnya, yaitu seperti pada bulan Oktober tahun 2015 kemarin, sebagai wujud rasa syukur di ulang tahunnya yang ke-4, Buku Berkaki mengajak 44 adik dari 4 rumah singgah/panti asuhan di Jabodetabek untuk berkeliling ke-4 lokasi yang memiliki nilai-nilai sejarah dan budaya. Lokasi tersebut adalah Museum Gajah, Monumen Nasional, Masjid Istiqlal, dan berakhir di Museum Kebangkitan Nasional. Selain memperkenalkan keragaman sejarah dan budaya bangsa, terdapat banyak hal menyenangkan yang telah kami lakukan. Seperti bermain, bercengkrama, membaca dan belajar bersama.

Pada ulang tahunnya yang ke-5, Buku Berkaki mengusung tema #5hareHappiness dengan mengunjungi 5 lokasi rumah baca di Yogyakarta dan Klaten. Sedangkan pada ulang tahun yang ke-6 tahun 2017 lalu, Buku Berkaki mengajak 60 adik-adik binaan di Jakarta bermain dan berbagi di Kampung 99 Pepohonan, Depok, Jawa Barat. Pada acara ini tema yang diusung adalah #Buki6erbagi.

Buku Untuk Indonesia sunting

 

Pada akhir tahun 2015 yang lalu, Buku Berkaki mulai menyelenggarakan program Buku untuk Indonesia dan terus berlanjut hingga saat ini. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi daerah terpencil di Indonesia yang membutuhkan bantuan pengadaan buku. Beberapa rumah baca dan perpustakaan daerah yang telah kami dukung diantaranya, yaitu Taman Baca yang dibangun oleh Sekolah Kita di Ujung Kulon, Taman baca di Nusa Tenggara Timur, Taman Baca di Papua, Taman Baca Nuhu Evav di Tual, Maluku Tenggara, Komunitas Belajar TALAGO di Muara Gembong, Taman Baca di Garut dan Ngemplak, Jogja. MI Nadhlatul Wathan di Sumbawa Barat, program Jeng Buku (donasi untuk 10 taman baca di luar pulau Jawa), Taman Baca Punggungan Merbabu & Taman Baca Cirebon, Taman Baca Halaman Belakang Cirebon, Charity in Unity for Sumba Children, Durung Elmo (Bawean), Jendela Lampung, Panti Asuhan Tanah Putih Semarang (YOT Semarang), Rumah Baca di Wae Rebo, Taman Baca di Sawarna, TPA Darul Haq di Klaten, Panti Asuhan Al-Ikhwan Cikarang, Taman Baca untuk suku Sasak di Desa Segenter, Bayan, Lombok Utara bersama Tim Si Bolang Trans7, dan lainnya.

Di penghujung tahun 2017, Buku Berkaki mengadakan program Buku Untuk Kaltara, yakni program pengadaan buku di perbatasan negara, tepatnya di Kampung Lourdes, Desa Sei Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara. Sejak bergulir program pengiriman buku gratis dari PT Pos Indonesia setiap tanggal 17, Buku Berkaki juga mulai membuka pengiriman buku secara rutin kepada pegiat buku dan perpustakaan di daerah. .

Kegiatan Internal sunting

 

Selain kegiatan tersebut, Buku Berkaki juga melakukan kegiatan internal bagi Krucil Buku Berkaki. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan, yaitu pendataan buku di perpus Buku Berkaki, ikut serta dalam berbagai ajang yang berkaitan dengan pustaka maupun komunitas, seperti: Social Media Festival 2013, Indonesian Reader Festival 2014, Indonesian Reader Festival 2015, Festival Dongeng Internasional Indonesia, Proklamasi Anak, dan lain-lain. Selain itu, Krucil Buku Berkaki juga mengagendakan program baca di Taman Kota untuk menambah kekompakan antar Krucil dan sebagai media saling bertukar ide dan konsep untuk program dan kegiatan Buku Berkaki selanjutnya.[8]

Drop Buki sunting

Selain berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pustaka maupun komunitas, Buku Berkaki juga mengadakan Program Drop Buki. Program ini ditujukan untuk memperkenalkan Buku Berkaki di kawasan publik maupun pameran-pameran yang berkaitan dengan dunia buku. Selain itu, program ini juga ditujukan untuk menarik minat kaum muda untuk ikut serta menjadi Krucil Buku Berkaki. Selain program Drop Buki, terdapat juga program Jemput Buki. Program ini ditujukan untuk para donatur buku yang berkeinginan untuk menyumbangkan buku, namun merasa kesulitan dengan metode pengiriman paket buku dan datang langsung ke Drop Buki. Maka Buku Berkaki mengadakan program Jemput Buki untuk area Jabodetabek dibantu oleh para Krucil Buki berdasarkan domisili area. Dengan program ini, para donatur dapat mendonasikan buku dengan mudah.

Proyek Kolaborasi sunting

 

Buku Berkaki juga sering melakukan kolaborasi dengan berbagai komunitas untuk mewujudkan visi dan misinya. Salah satunya adalah penerbitan buku yang berjudul “PS: I Love Mom”. Berawal dari kegiatan kolaborasi yang dilakukan bersama komunitas Sedulurnesia pada perayaan Hari Ibu tahun 2014 yang lalu. Adik-adik Panti Asuhan Al-Andalusia diajak menulis cerita mengenai ibu mereka. Hasil tulisan mereka kemudian diajukan ke Self Publishing untuk dibuat buku yang dicetak untuk kalangan terbatas. Dengan judul “Kasih Ibu”. Buku ini berisi kisah kasih sayang, suka dan duka yang mereka rasakan bersama ibu. Rupanya hal ini dilirik juga oleh penerbit Bukune, bekerjasama dengan adik-adik di Panti Asuhan Al-Andalusia dan Krucil Buki, lahirlah buku kedua “PS: I Love Mom”.

Kolaborasi terbaru lainnya adalah pendirian rumah baca di Desa Merapi, Lahat, Sumatera Selatan, bersama Komunitas Satu Juta Buku Untuk Anak-anak Indonesia dan Hibah Buku, yang diprakarsai oleh PT Muara Alam Sejahtera.[9] Dari kolaborasi ini kemudian lahirlah Humah Mbace Ayek Lematang yang selalu ramai dikunjungi anak-anak sekolah Desa Merapi.[10] Buku Berkaki juga berkolaborasi dengan Baraka Nusantara dalam rangka pengumpulan donasi buku untuk Rumah Belajar Sangkabira.[11] Baraka Nusantara adalah sebuah gerakan yang fokus pada bidang kemandirian pangan dan pendidikan di kaki Gunung Rinjani, Desa Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dalam menjalankan kegiatannya Baraka memiliki dua dimensi, yakni dimensi ekonomi (pertanian) melalui Kopi Pahlawan dan dimensi sosial (pendidikan) melalui Rumah Belajar Sankabira (RBS). Rumah Belajar Sangkabira merupakan learning space atau tempat berbagi pengetahuan bagi siapapun untuk kemajuan bersama. Rumah belajar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa dengan menjunjung tinggi penanaman nilai-nilai untuk menghargai alam demi kelangsungan hidup manusia.

Memasuki usia ke-7 tahun, kegiatan menyebarkan buku bacaan akan terus dilakukan Buku Berkaki dengan menggandeng komunitas dan pegiat literasi lainnya yang memiliki tujuan serupa; membantu mewujudkan mimpi anak-anak Indonesia lewat buku bacaan.[12]

Referensi sunting

Pranala luar sunting