Kertabhumi

(Dialihkan dari Bhre Kertabhumi)

Kertabhumi atau Bhre Kertabhumi atau Raden Alit adalah penguasa Majapahit (1468-1474), penguasa Kertabhumi, putra bungsu Rajasawardhana (Raja Majapahit ke-8). Nama aslinya tidak diketahui tetapi dikenal melalui Prasasti Jiyu I, Prasasti Petak, Serat Pararaton, Kakawin Banawa Sekar, Suma Oriental, Babad Tanah Jawi, Serat Kanda dan Serat Pranitiradya. Kertabhumi dikenal sebagai penguasa Majapahit setelah mengalahkan pamannya, Suraprabhawa (raja Majapahit ke-10), dan sebagai ayah dari Raden Patah.

Kertabhumi
Bhre Kertabhumi
Penguasa Majapahit
Berkuasa1468-1474
PendahuluSuraprabhawa
PenerusDyah Ranawijaya
(Brawijaya V)
Penguasa
Kertabhumi dan Demak
PenerusRaden Patah
Kematian1478
AyahRajasawardhana
IbuManggalawardhani Bhre Tanjungpura
PasanganSiu Ban Ci
AnakRaden Patah

Merebut Tahta MajapahitSunting

Menurut Pararaton, pada tahun 1468, Bhre Kertabhumi melakukan pemberontakan terhadap Suraprabhawa (Singhawikramawardhana), adik Rajasawardhana, karena ia adalah putra Rajasawardhana, yang merasa lebih berhak atas takhta Majapahit dibanding pamannya itu. Pemerintahan Suraprabhawa berakhir tahun 1468 dan digantikan oleh keponakannya, yaitu Bhre Kertabhumi putra Rajasawardhana. Suraprabhawa beserta keluarganya kemudian melarikan diri ke daerah Keling, Daha. Pararaton memang tidak menyebut dengan jelas kalau Bhre Kertabhumi adalah raja yang menggantikan Suraprabhawa. Justru dalam kronik Cina dari Kuil Sam Po Kong, diketahui kalau Kung-ta-bu-mi adalah penguasa Majapahit yang memerintah sampai meninggal pada tahun 1478.

Dikalahkan GirindrawardhanaSunting

Menurut Prasasti Jiyu yang dibuat tahun 1474, oleh Dyah Ranawijaya (Girindrawardhana). Kertabhumi dikalahkan oleh Dyah Ranawijaya, raja Majapahit yang sejak tahun 1474 menggantikan Singhawikramawardhana. Hal ini diperkuat juga dalam Prasasti Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Bhre Kertabhumi,[1] serta memindahkan ibu kota Majapahit ke Daha (Kediri). Bhre Kertabhumi kemudian melarikan diri ke daerah Demak. Peristiwa perebutan kekuasaan ini kemudian memicu perang antara Majapahit melawan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Bhre Kertabhumi. Hingga pada tahun 1478, setelah Bhre Kertabhumi wafat, Raden Patah putra Bhre Kertabhumi mendirikan Kerajaan Demak dan memisahkan diri dari Majapahit.

Keluarga dan KeturunanSunting

 

ReferensiSunting

  • Babad Majapahit dan Para Wali (Jilid 3). 1989. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
  • Babad Tanah Jawi. 2007. (terj.). Yogyakarta: Narasi
  • H.J. de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
  • J.L.A. Brandes, 1897, Pararaton (Ken Arok) of het boek der Koningen van Tumapěl en van Majapahit. Uitgegeven en toegelicht. Batavia: Albrecht; 's Hage: Nijhoff. VBG 49.1.
  • Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Slamet Muljana. 2005. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (terbitan ulang 1968). Yogyakarta: LKIS
  1. ^ Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 448-451.