Betina (film)

film Indonesia

Betina adalah sebuah film drama independen Indonesia yang dirilis pada tahun 2006. Film ini adalah film pertama yang dibesut oleh Lola Amaria sebagai sutradara dan dibintangi antara lain oleh Kinaryosih, Zairin Zain dan Tutie Kirana. Tagline film ini adalah "...dan aku merindukanmu dengan kematian orang lain" yang merupakan petikan puisi karya Afrizal Malna. Film ini diproduksi sejak tahun 2004 sebelum dirilis tanggal 16 Agustus 2006. Saat dirilis, film ini tidak diputar melalui bioskop-bioskop layaknya film panjang umumnya, tetapi hanya diputar di kampus-kampus dengan tajuk Roadshow on Campus.

Betina
Sampul DVD Betina oleh Cinekom
SutradaraLola Amaria
Ditulis olehBE Rasuli
PemeranKinaryosih
Zairin Zain
Tutie Kirana
Otig Pakis
Subur Sukirman
Agastya Kandou
Penata musikSyaharani & Fahmi Alatas
Perusahaan
produksi
DistributorCinekom
Tanggal rilis
  • 16 Agustus 2006 (2006-08-16)
Durasi70 menit
NegaraIndonesia

Sinopis

sunting

Betina (Kinaryosih) adalah seorang gadis pemerah susu di pangkalan susu milik Mamang Otig (Otig Pakis). Betina adalah seorang gadis berwajah cantik dan bertubuh molek, tidak heran pria-pria di desanya (Desa Antah-berantah) mengaguminya dan bahkan mencoba melakukan hal-hal yang tidak pantas padanya. Betina tinggal dengan ibunya (Tutie Kirana) yang telah menjadi agak sinting setelah ayah Betina (Zairin Zain) diciduk dari rumahnya. Ayah Betina adalah seorang tentara yang telah menuangkan pemikiran-pemikirannya dalam sebuah buku berjudul "NKRI Bukan Tuhan" yang dipandang sebagai tindakan subversif. Sepeninggal sang suami, ibu Betina tak pernah berhenti berharap lelakinya akan pulang ke rumah. Karenanya ia masih terus mencuci dan menyetrika seragam sang suami secara teratur dengan penuh kerinduan. Kepergian ayahnya yang tak kunjung kembali membuat Betina kehilangan figur lelaki. Hingga suatu hari, ia menemukan seorang lelaki yang dipikirnya ideal seperti ayahnya. Lelaki itu (Agastya Kandou) adalah seorang pemimpin prosesi pemakaman. Untuk melihat lelaki itu, Betina harus menunggu setiap kali di desanya terjadi kematian. Lelaki ini akan menuruni bukit dengan jubah putihnya yang aneh untuk menjemput para janda atau kerabat perempuan si mati.

Dikisahkan pada saat itu beberapa orang di desa tersebut tewas dibunuh dengan sejenis racun, antara lain Choky (Fahmi Alatas), bandar susu yang mencoba melecehkan Betina, dan Mamang Otig, pemilik peternakan sapi yang mencoba memerkosa Betina. Pada saat keduanya hendak dikuburkan di pemakaman bukit dengan nisan berbentuk segitiga dan dipimpin oleh lelaki idaman Betina, para istri mengantar jenazah sambil menumpang pedati yang diikuti sejumlah orang berbusana sarung dan karung, berkalung piring seng, dan bertopi serok sampah. Salah satu bagian prosesi ini adalah para janda dijemput si pemimpin pemakaman, dan setelah jenazah dikuburkan akan berhubungan intim dengan si pemimpin pemakaman di kediamannya di tengah kuburan.

Kematian Luta (Subur Sukirman), lelaki penjaga sapi yang otaknya rada miring tetapi tergila-gila pada keseksian Betina, membuat ibu Betina sebagai kerabat menaiki pedati untuk mengantar Luta. Sehingga akhirnya, ibu Betina akan mendapatkan giliran berhubungan intim dengan si penjaga kuburan. Begitu mengetahuinya, Betina menjadi sangat marah dan cemburu. Di tengah perasaanya yang dibakar amarah, ia masih sangat mendambakan si pemimpin pemakaman sampai-sampai berhalusinasi tengah bercinta dengan lelaki tersebut. Hanya ada satu jalan buat Betina untuk mendapatkan kesempatan bercinta yang sebenarnya dengan lelaki itu, yaitu kematian ibunya. Pada akhirnya, sang Ibu meninggal ditangan Betina sendiri yang menginginkan lelaki pemimpin makam. Ketika Betina sudah siap untuk bercinta dengan sang pemimpin makam, ternyata Luta yang tergila-gila dengan Betina, membunuh sang pemimpin makam. Sehingga, mau tidak mau Betina harus bercinta dengan Luta.

Penghargaan

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ http://www.thejakartapost.com/news/2006/12/23/local-film-industry-undergoing-revival.html?1 Diarsipkan 2009-06-28 di Wayback Machine. (en) Industri Film Lokal Mengalami Pemulihan? (Diakses 29 Juli 2009)