Baung tageh

sejenis ikan sungai berukuran sedang
Baung Tageh
Baung, Hemibagrus nemurus
dari Sungai Cihideung, Cihideung Hilir, Ciampea, Bogor
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. nemurus
Nama binomial
Hemibagrus nemurus
(Valenciennes, in Cuvier & Valenciennes, 1840)[1]
Sinonim
  • Bagrus nemurus Valenciennes, in Cuvier & Valenciennes, 1840[2] (basionym)
  • Pimelodus nemurus Kuhl & van Hasselt, 1823 (nomen nudum)
  • Bagrus Sieboldii Bleeker, 1846

Sinonim selengkapnya: Ng & Kottelat 2013[1]

Baung tageh (Hemibagrus nemurus) atau umumnya dikenal sebagai baung[3] adalah sejenis ikan berkumis anggota suku Bagridae. Ikan ini menyebar terbatas (endemik) di sungai-sungai Pulau Jawa. Jenis-jenis baung dari luar Pulau Jawa, yang dulunya dianggap sebagai H. nemurus, kini masing-masing telah ditetapkan namanya; dan bersama-sama dengan baung tageh, menyusun kelompok spesies H. nemurus.[1]:209-10

Nama-nama daerahnya, di antaranya, ikan bawon (Btw.); singgal, senggah (Sd.); tageh (Jw.).[4][5] Di wilayah Banyumas ikan ini disebut baceman,[6] di wilayah Mojokerto disebut rengkik,[7] sementara di daerah Kuningan, disebut beong atau bebeong.

Pengenalan

sunting
 
Perawakan
 
Sisi atas kepala
 
Duri patil yang besar dan bergerigi
 
Sisi perut berwarna putih

Ikan baung yang berukuran sedang; panjang tubuh maksimum yang tercatat mencapai 380 mm SL (standard length, panjang standar), namun pada umumnya kurang daripada itu. Kelompok spesies H. nemurus terutama dikenali karena memiliki ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) sebanyak 43–46 buah; sirip lemaknya yang relatif pendek (kurang dari 20% SL); dan warna tubuh yang relatif seragam, tanpa bintik atau bercak hitam di sisi tubuh.[1]:210

Hemibagrus nemurus memiliki kepala yang memipih datar dan melebar, tubuh sedikit banyak memipih tegak; lebar kepala 60–70% HL (head length, panjang kepala dari ujung moncong hingga akhir tutup insang). Garis tengah mata 9–15% HL; kening di antara dua mata datar atau rata tidak mencembung. Pelat gigi premaksilar (di muka langit-langit mulut) tidak tampak ketika mulut menutup. Misai nasal (di atas hidung) lk. 19,3–40,0% HL; sementara misai maksilar (di ujung bibir atas) antara 168,4–221,0% HL, mencapai awal sirip dubur.[1]:232-3

Sirip dorsal (punggung) dengan II jari-jari keras (duri) dan 7 jari-jari lunak; duri yang kedua (patil) kokoh dan panjang (lk. 9,7–16,8% SL), sisi belakangnya bergerigi 10–12 buah; bila direbahkan, ujung sirip dorsal tidak menyentuh sirip lemak (adipose fin). Pangkal sirip lemak pendek, lk. sama pendek dengan pangkal sirip anal; tinggi sirip lemak lk. 4,9–7,4% SL (atau, 1,9–3,2 kalinya sama dengan panjang pangkal sirip lemak).[1]:232-3

Sirip ekor bercabang dua, cabang atas dan cabang bawah dengan sisi belakang membulat. Sirip anal membulat, awal sirip anal sedikit di belakang awal sirip lemak, iii-iv + 8-9. Sirip perut i + 5. Sirip dada I, 8-9; duri sirip dada (patil) kokoh dan panjang, sekitar 12,2–18,1% SL, dengan gerigi besar di sisi belakangnya.[1]:232-3

Tubuh umumnya berwarna polos cokelat keabu-abuan, sirip lemak tanpa bintik hitam besar; sisi bawah tubuh putih kotor. Tinggi tubuh setentang anus antara 13,2–19,5% SL. Sisir saring pada busur insang yang pertama berjumlah 4-5 + 10-12 (total 14-16) buah. Ruas-ruas tulang belakang 22-25 + 21-22 (total 44-46) buah.[1]:233

Agihan, jenis serupa dan ekologi

sunting
 
Pelat-pelat gigi di rahang atas

Baung tageh menyebar terbatas hanya di sungai-sungai di Pulau Jawa.[1]:233 Sebelumnya, ikan ini pernah dianggap tersebar luas di Asia Tenggara dan Indonesia barat.[8]:143,[9][10] Jenis-jenis yang serupa di luar Pulau Jawa, terlepas dari hubungan kekerabatannya (filogeni), kini hanya dianggap sebagai bagian kelompok spesies H. nemurus. Di antaranya, yang merupakan spesies valid adalah H. capitulum, H. filamentus, H. fortis, H. hoevenii, dan H. spilopterus.[1]:210

Ikan ini merupakan penghuni sungai-sungai besar. Bersifat predator oportunistik, baung tageh memangsa ikan-ikan yang berukuran lebih kecil, serta aneka jenis invertebrata air dan daratan.[1]

Manfaat

sunting
 
Lengkung insang dengan sisir saring

Baung tagih merupakan ikan konsumsi yang disukai, meskipun kini tidak seberapa mudah diperoleh di pasar-pasar lokal.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k Ng, H.H. & M. Kottelat (2013). "Revision of the Asian catfish genus Hemibagrus Bleeker, 1862 (Teleostei: Siluriformes: Bagridae)." The Raffles Bulletin of Zoology 2013 61(1): 205–291.
  2. ^ Cuvier, G. & A. Valenciennes (1840). Histoire naturelle des poissons. Tome XIV: 423. Paris :Chez Pitois-Levrault.
  3. ^ FishBase: Common names of Hemibagrus nemurus
  4. ^ Bleeker, P. (1858). Ichthyologiae Archipelagi Indici Prodromus vol I Siluri: 151. Bataviae: Typis Langei &soc. (sebagai Bagrus nemurus CV. Terj. Ingg.: 132)
  5. ^ Weber, M. & L.F. de Beaufort. (1916). The Fishes of The Indo-Australian Archipelago II:342. E.J. Brill. Leiden. (sebagai Macrones nemurus)
  6. ^ Kurniawan, F.D. (2012). Karakter morfologi ikan baceman (Hemibagrus nemurus) dari Sungai Brantas, Cimanuk, dan Klawing. Skripsi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto (tidak diterbitkan). (abstrak[pranala nonaktif permanen])
  7. ^ JPNN.com: Jadi Ikon Kota, tapi Ikan Rengkik Semakin Langka, artikel Sabtu, 30 Juli 2016 – 22:21 WIB
  8. ^ Rainboth, W.J. (1996). Fishes of the Cambodian Mekong. FAO Species Identification Field Guide for Fishery Purposes. FAO, Rome. ISBN 92-5-103743-4
  9. ^ FishBase: Hemibagrus nemurus, diakses pada 14/XII/2017
  10. ^ Fimsea: Hemibagrus nemurus, diakses pada 14/XII/2017

Pranala luar

sunting