Bahasa Likia (𐊗𐊕𐊐𐊎𐊆𐊍𐊆 Trm̃mili)[5] adalah bahasa yang pernah dituturkan oleh bangsa Likia yang pernah hidup di Anatolia (tepatnya di daerah Likia) selama Zaman Besi. Sebagian besar prasasti yang ditemukan dibuat pada abad kelima dan keempat sebelum Masehi. Dua ragam bahasa dikenal sebagai bagian dari Likia: Likia umum atau Likia A, dan Likia B atau Milya. Likia punah sekitar awal abad pertama SM, digantikan oleh bahasa Yunani Koine selama Helenisasi oleh Aleksander. Likia memiliki aksaranya sendiri, yang diturunkan dari Alfabet Yunani, tetapi beberapa hurufnya yang diserap dari Karia dan dimodifikasi sesuai pengucapan bahasa Luwia.

Bahasa Likia
𐊗𐊕𐊐𐊎𐊆𐊍𐊆 Trm̃mili
Obelisk Xanthos dengan tulisan dalam alfabet dan bahasa Likia
Dituturkan diLikia, Likaonia
WilayahAnatolia barat daya
EtnisBangsa Likia
Era500 hingga 200 SM[1]
Alfabet Likia
Aspek ketatabahasaan
Tipologi
Kode bahasa
ISO 639-3xlc
LINGUIST List
xlc
Glottologlyci1241[2]
QIDQ35969
Status konservasi
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Likia diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [3][4]
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Wilayah sunting

Likia merupakan daerah antara Antalya dan Fethiye di Turki selatan, terutama tanjung pegunungan antara Teluk Fethiye dan Teluk Antalya. Lukka, sebagaimana disebutkan dalam sumber-sumber Mesir Kuno, yang menyebutkan mereka di antara Bangsa Laut, mungkin juga mendiami wilayah yang disebut Likaonia, yang terletak di sepanjang tanjung sebelah timur, juga pegunungan, antara kota Antalya modern dan Mersin.

Penemuan dan penguraian sunting

Sejak akhir abad ke-18 para pelancong Eropa Barat mulai mengunjungi Asia Kecil untuk memperdalam pengenalan mereka dengan dunia Homeros dan Perjanjian Baru. Di barat daya Asia Kecil (Likia), mereka menemukan prasasti dalam aksara yang tidak diketahui. Empat prasasti pertama yang ditemukan, dirilis pada tahun 1820, dan dalam beberapa bulan, orientalis Prancis bernama Antoine-Jean Saint-Martin menggunakan dwibahasa yang menunjukkan nama-nama orang dalam bahasa Yunani dan Likia sebagai kunci untuk mentransliterasi alfabet Likia dan menentukan arti dari beberapa kata.[6] Selama abad berikutnya jumlah teks meningkat, terutama dari tahun 1880-an ketika ekspedisi Austria secara sistematis menyisir wilayah tersebut. Namun, upaya untuk menerjemahkan teks apa pun kecuali teks yang paling sederhana harus tetap bersifat spekulatif, meskipun analisis kombinasi tersebut mengoreksi beberapa perkiraan aspek tata bahasa Likia. Satu-satunya naskah penting dengan padanan bahasa Yunani, yaitu Prasasti Xanthos, hampir tidak membantu karena prasasti Likia ditemukan dalam kondisi rusak parah, dan lebih buruk lagi, padanan Yunaninya tidak mendekati interpretasinya.[7]

Hanya setelah penguraian bahasa Het, oleh Bedřich Hrozný pada tahun 1917, sebuah bahasa diketahui yang terkait erat dengan Likia dan dapat membantu interpretasi etimologis dari kosakata Likia. Perkembangan penguraian bahasa Likia yang drastis ditandai dengan ditemukannya prasasti tribahasa Letoon dalam bahasa Likia, Yunani, dan Aram.[8] Meskipun masih banyak yang belum jelas, kamus Likia telah disusun oleh Craig Melchert[9] dan Günter Neumann.[10]

Perbandingan dengan Milya sunting

Pada umumnya kosakata pada bahasa Likia mirip dengan Milya, terdapat perbedaannya yang mencolok, seperti imbuhan, tata bahasa, dan bunyi. Milya sepertinya merupakan bahasa yang lebih kuno,[11] karena mempertahankan beberapa karakteristik bahasa Proto-Anatolia, sedangkan Likia menunjukkan tahap yang lebih inovatif. Kemungkinan ada hubungannya dengan prasasti-prasasti Milya: sementara prasasti-prasasti dalam bahasa Likia menjelaskan hal yang lebih umum (militer, pembangunan makam, dan lain-lain), kedua prasasti Milya juga merujuk pada ritual keagamaan, di mana bahasa suci yang lebih kuno mungkin dianggap tepat.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara bahasa Likia Umum (Likia) dan Milya (Likia B), dengan contoh (beberapa contoh menunjukkan arti ganda):[12][13]

Penjelasan Milya (Likia B) Likia
Intervokal *-/s/-
dalam Likia berubah menjadi -h-
masa, 'dewa' maha, 'dewa'
enese/i-, 'maternal, ibu-' enehe/i-, 'maternal, ibu-'
esete, 'damai' ahata, 'damai'
tbisu, 'dua kali' kbihu, 'dua kali'
Proto-Anatolia */kw/ menjadi
/k/ dalam Milya, /t/ dalam Likia
ki, 'siapa, apa' ti, 'siapa, apa'
kibe, 'atau' tibe, 'atau'
kere, 'wilayah' (atau 'tentara') tere, τere, 'wilayah' (atau 'tentara')
Proto-Anatolia */du/ menjadi
*/tb/ dalam Milya, /kb/ dalam Likia
tbisu, 'dua kali' kbihu, 'dua kali'
jamak nominativus dan akusativus
in -(i)z dalam Milya
masaiz (jamak nominativus), masãz (?) (jamak akusativus), 'dewa' mãhãi (jamak nominativus), mãhas (akusativus), 'dewa'
tuweiz (jamak nominativus), tuwiz (akusativus),
'persembahan nazar'
tideimi (jamak nominativus), tideimis (akusativus),
'putra, anak-anak'
Etnonim pada -ewñn- dalam Milya,
-eñn- dalam Likia
Xbidewñn(i)-, 'Kaunia, dari Kaunos' Xbideñn(i)-, 'Kaunia, dari Kaunos'
(terkadang:) intervokal */u/
menjadi -b- dalam Milya,
-w- dalam Likia
xñtaba-, 'jabatan raja' xñtawa-, 'jabatan raja'
(terkadang:) a/e ablaut:
/a/ dalam Likia, /e/ dalam Milya
mere, 'law' mara , 'hukum'
esete, 'damai' ahata, 'damai'
(terkadang:) imbuhan awal */s/-
becomes h- dalam Likia,
hilang di Milya
uwedr(i)-, 'semua' huwedr(i)-, 'semua'
Kata penghubung se/sebe, 'dan' sebe, 'dan' se, 'dan'
Milya, tidak seperti Likia,
sepertinya ada fitur kata dasar u-
urtu (tunggal akusativus),
urtuz/urtuwãz (jamak akusativus), 'hebat (?)'

Prasasti sunting

Payava (Pamfilia) seperti yang tergambar di makamnya. Prasasti Likia berbunyi: “Payava, putra Ed[...], memperoleh [makam ini] di area [pemakaman] suci akropolis(?) A[rttumba]ra (penguasa Likia), ketika Likia melihat(?) S[alas](??) [sebagai gubernur(?)]. Makam ini saya buat, 10 tahun [h]iti (proyek?), melalui ahama Xanthos.” Payava mungkin adalah prajurit di sebelah kanan, menghormati penguasanya Arttumbara dengan karangan bunga salam.[14] 375-360 BC.
Prasasti di depan makam Payava dalam bahasa Likia.

Likia diketahui dari sumber-sumber ini, beberapa di antaranya cukup luas:[15][16]

  • 172 prasasti batu alfabet Likia, dibuat pada akhir abad ke-5 hingga abad ke-4 SM .[17] They include:
    • Obelisk Xanthos. Bagian atas dari sebuah makam di Xanthos, disebut Prasasti Xanthos atau Obelisk Xanthos. Prasasti Likia A tertulis pada sisi selatan, timur, dan sebagian ke arah utara. Sisi utara juga berisi puisi 12 baris dalam bahasa Yunani Kuno dan tulisan tambahan, terutama ditemukan di sisi barat, di Milyan. Milyan hanya muncul di sana dan di sebuah makam di Antifellos. Jumlah total baris pada prasasti adalah 255, termasuk 138 dakam bahasa Likia A, 12 dalam bahasa Yunani, dan 105 dalam bahasa Milyan.
    • Prasasti dwibahasa Letoon, dalam bahasa Likia A, Yunani, dan Aram.
    • 150 instruksi pemakaman diukir di makam batu.
    • 20 prasasti nazar atau dedikasi.
  • Sekitar 100 prasasti pada koin yang dicetak di Xanthos pada masa pemerintahan Kuprili, 485–440 SM, hingga pemerintahan Perikles, 495–429 SM.[18]
  • Nama-nama orang dan tempat dalam bahasa Yunani.

Bahan prasasti dibuat pada 500-330 SM.[19]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ Likia at MultiTree on the Linguist List
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Lycian A". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  4. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  5. ^ Bryce (1986) page 30.
  6. ^ Saint-Martin (1821). "Observations sur les inscriptions lyciennes découvertes par M. Cockerell". Journal des Savans (Avril): 235–248. Diakses tanggal 2021-04-06.  (archived at BnF Gallica).
  7. ^ Neumann, Günther (1969), "Lydisch". In: Handbuch der Orientalistik, II. Band, 1. und 2. Abschnitt, Lieferung 2, Altkleinasiatische Sprachen, Leiden/Köln: Brill, pp. 358-396: pp. 360-371.
  8. ^ Laroche, Emmanuel (1979). "L'inscription lycienne". Fouilles de Xanthos. VI: 51-128.
  9. ^ Melchert, H. Craig (2004). A Dictionary of the Lycian Language. Ann Arbor: Beech Stave.
  10. ^ Neumann, Günter & Tischler, Johann (2007). Glossar des lykischen. Wiesbaden: Harrassowitz.
  11. ^ Bryce, Trevor R. (1986). The Lycians. A study of Lycian history and civilisation to the conquest of Alexander the Great. Vol. 1. The Lycians in literary and epigraphic sources. Copenhagen: Museum Tusculanum Press. hlm. 71. : "perhaps an earlier form of [Lycian A]".
  12. ^ Kloekhorst, Alwin (2013). Ликийский язык (The Lycian language), in: Языки мира: Реликтовые индоевропейские языки Передней и Центральной Азии (Languages of the World: Relict Indo-European languages of Western and Central Asia). Moscow: Москва Academia. hlm. 131–154: p. 152–153. Diakses tanggal 2021-04-21.  (in Russian)
  13. ^ Calin, Didier. "A short English-Lycian/Milyan lexicon". Academia. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  14. ^ Schürr, Diether. "Der lykische Dynast Arttumbara und seine Anhänger". Akademie Verlag. Diakses tanggal 2021-04-07.  = Klio 94/1 (2012) 18-44.
  15. ^ Adiego (2007) page 764.
  16. ^ Bryce (1986) page 42.
  17. ^ Bryce (1986) page 50.
  18. ^ Bryce (1986) pages 51–52.
  19. ^ Bryce (1986) page 54.

Daftar pustaka sunting

  • Adiego, I.J. (2007). "Greek and Lycian". Dalam Christidis, A.F.; Arapopoulou, Maria; Chriti, Maria. A History of Ancient Greek From the Beginning to Late Antiquity. Diterjemahkan oleh Markham, Chris. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-83307-3. 
  • Bryce, Trevor R. (1986). The Lycians in Literary and Epigraphic Sources. The Lycians. I. Copenhagen: Museum Tusculanum Press. ISBN 87-7289-023-1. 

Pranala luar sunting