Badai Pasti Berlalu (novel)

novel karya Marga T

Badai Pasti Berlalu adalah sebuah novel berbahasa Indonesia karya Marga T yang diterbitkan pada tahun 1974. Novel ini merupakan serialisasi dari cerita bersambung yang dimuat di harian KOMPAS dari 5 Juni 1972 hingga 2 September 1972. Cerita bersambung tersebut ternyata digemari pembaca dan juga menarik perhatian dunia sastra Indonesia. Diterbitkan sebagai novel, Badai Pasti Berlalu laris terjual mencapai 24.000 eksemplar.[butuh rujukan]

Badai Pasti Berlalu
PengarangMarga T
NegaraIndonesia Indonesia
BahasaIndonesia
GenreNovel, dewasa
PenerbitGramedia
Tanggal terbit
1974
Jenis mediasampul lunak

Sinopsis sunting

Dikisahkan Siska mengalami patah hati. Tunangannya membatalkan perkawinan mereka dan menikah dengan gadis lain yang adalah sahabatnya sendiri. Yang lebih menyakitkan, sahabatnya sudah hamil terlebih dahulu sebelum menikah. Kehilangan semangat hidup, Siska akhirnya berhenti dari pekerjaannya sebagai guru dan hidup menyendiri di vila keluarganya. Leo, teman karib kakak Siska, Johnny, kemudian mendekati Siska. Leo sebenarnya dikenal sebagai seorang Don Juan, dia mempunyai motif tersembunyi dalam mendekati Siska yaitu untuk memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Jika Leo berhasil mendekati Siska yang dikenal sebagai gunung es, maka Leo akan mendapat sejumlah uang.

Dengan hati yang tulus Leo berupaya untuk membangkitkan semangat hidup Siska yang sudah terlelap dalam apati dan beku bagaikan sebuah gunung es. Tetapi begitu mengetahui motif di balik pendekatan Leo, Siska memutuskannya, padahal saat itu mereka baru bertunangan dan Leo benar-benar sudah tulus mencintai Siska.

Di saat hati Siska goyah, muncullah Helmi, seorang pianis pegawai klab malam yang dikelola oleh ayah Siska. Helmi adalah seorang pemuda yang lincah, perayu, dan licik. Ayah Siska punya affair dengan salah satu gadis yang bekerja di klab malam, yang diketahui bahwa gadis itu adalah adik dari Helmi. Affair dari ayahnya itu dijadikan senjata oleh Helmi untuk memaksa Siska menikah dengannya dengan cara mengancam akan memberitahu ibu Siska yang berpenyakit jantung tentang affair itu. Akhirnya Siska setuju untuk menikah dengan Helmi, walaupun tidak disetujui keluarganya karena perbedaan keyakinan dan status sosial. Terutama ibu Siska sangat sedih dengan pernikahan itu karena pernikahan mereka bukan dilakukan secara sakramen, lantaran mempelai pria dan wanita berbeda agama.

Singkat cerita, Siska hidup menderita karena Helmi tetap dengan kebiasaannya dulu semasa masih bekerja di klab malam. Sering berselingkuh dengan wanita-wanita yang lebih tua. Sering berpesta pora dengan suara berisik di rumah. Siska juga diam-diam masih mencintai Leo, yang sementara itu sudah lulus kuliah dan menjadi dokter.

Lalu Siska mengetahui bahwa sebenarnya ibunya sudah tahu kalau ayahnya berselingkuh dan sudah memaafkannya. Tetapi sudah terlambat untuk bercerai dari Helmi karena saat itu Siska sedang hamil. Suatu hari, Leo bertemu dengan Siska yang sedang hamil tua. Pertemuan itu melukai hati keduanya.

Siska melahirkan anak laki-laki yang tampan, Cosa. Setelah Cosa lahir, Helmi masih saja lekat dengan kehidupan malam. Siska hidup dengan makan hati melihat semuanya itu, namun ia masih punya pelarian - Cosa yang disayanginya walaupun kehadirannya sempat ia sesali.

Cosa tumbuh menjadi balita yang sehat dan periang. Akan tetapi, suatu ketika Cosa demam. Siska mengobatinya dengan cara biasa sebelum akhirnya ia sadar kalau keadaan Cosa tidak membaik. Saat Cosa dilarikan ke rumah sakit, semuanya sudah terlambat. Cosa meninggal. Saat itu Helmi sedang di luar negeri.

Helmi yang pulang ke rumah hanya disambut oleh istrinya dengan dingin. Setelah Siska memberithu Helmi tentang kematian Cosa, ia menuntut cerai dari Helmi. Helmi memohon kepada Siska untuk tidak menceraikannya tetapi Siska bersikeras.

Siska yang hancur menyepi lagi ke vila yang dulu ditempatinya sebelum menikah itu. Di sana, diabetesnya kambuh lagi. Saat itulah Leo kebetulan datang dan mengobatinya. Akhirnya semua kesalahpahaman terselesaikan. Siska dan Leo bersatu kembali.

Film layar lebar sunting

Novel Badai Pasti Berlalu merupakan salah satu karya terbaik dari Marga T. Novel ini pernah diangkat ke layar lebar yang disutradarai oleh Teguh Karya pada tahun 1977 dan menjadi sebuah film yang sangat sukses. Dengan dibintangi bintang-bintang muda saat itu yang sekarang telah menjadi bintang film terkenal di Indonesia seperti Christine Hakim, Roy Marten, Slamet Rahardjo, dan Mieke Widjaja. Versi daur ulang tahun 2007 dari film tersebut disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja dan dibintangi oleh Vino Bastian dan Raihaanun.

Kepopuleran Badai Pasti Berlalu tidak hanya berhenti di film, karena bahkan album lagu tema yang dibawakan oleh Chrisye, seorang penyanyi legendaris Indonesia pun menjadi sangat terkenal. Album lagu tema tersebut dirilis pada tahun 1977, dengan arahan Eros Djarot dan permainan musik dari musisi terkenal Indonesia Yockie Soerjoprajogo yang masih sangat muda saat itu. Album tersebut pada tahun 2007 mendapatkan peringkat pertama dalam daftar 150 Album Indonesia Terbaik versi Majalah Rolling Stone Indonesia.

Pranala luar sunting