Albertus Maruli Tambunan

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Albertus Maruli Tambunan (8 Desember 1925 – 2 Mei 2019) adalah seorang perwira dan politikus angkatan bersenjata Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah dari tahun 1973 hingga 1978.

Albertus Maruli Tambunan
Sekretaris Jenderal Departemen Sosial
Masa jabatan
1978 – 12 September 1983
MenteriSoepardjo
Gubernur Sulawesi Tengah
Masa jabatan
23 April 1973 – 28 September 1978
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Mohammad Yasin
Pengganti
Moenafri
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1925-12-08)8 Desember 1925
Porsea, Toba, Hindia Belanda
Meninggal2 Mei 2019(2019-05-02) (umur 93)
Jakarta, Indonesia
Partai politikGolkar
Suami/istri
R. W. Siahaan
(m. 1952)
Orang tua
  • A. Tambunan (ayah)
  • J. Hasibuan (ibu)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945–1981
Pangkat Mayor Jenderal TNI
NRP12248
Pertempuran/perangRevolusi Nasional Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil

sunting

Tambunan lahir pada tanggal 8 Desember 1925 di Porsea, Tapanuli Utara, sebagai anak dari pasangan A. Tambunan dan J. Hasibuan. Tambunan memiliki delapan saudara, yaitu Alfred, Mangatas, Paul, Sondang, Mangantar, Bismarck, Patuan, dan Sahat. [1]

Tambunan memulai pendidikannya di sekolah dasar berbahasa Belanda ( Hollandsch-Inlandsche School ) Narumonda pada tahun 1932 dan lulus dari sekolah tersebut pada tahun 1938. Ia kemudian pindah ke Jawa Tengah dan bersekolah di Sekolah Guru Pembantu Solo (HIK, Hollandsche Indische Kweekschool ), tetapi putus sekolah pada tahun 1942 karena pendudukan Jepang . [2]

Karier militer

sunting

Setelah putus dari HIK, Tambunan didaftarkan ke Seinen-kunrenjo [jp] ), sebuah akademi kepemudaan yang didirikan untuk memberikan pelatihan militer bagi pemuda laki-laki Indonesia. [3]

Tambunan bergabung dengan Angkatan Darat Indonesia yang masih muda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Ia kembali ke Sumatera Utara dan diangkat menjadi letnan satu di ketentaraan. [4] Dia memegang beberapa pos di Angkatan Darat Indonesia [4] dan berperang melawan Belanda dalam Operasi Produk dan Kraai . Tambunan tertembak dan terluka dalam pertempuran di Tanggabatu pada tahun 1949. [5]

Setelah perang melawan Belanda berakhir, Tambunan bertugas di Sumatera Utara selama beberapa tahun lagi sebelum dipindahkan ke Sumatera Selatan . Berbagai jabatan di Sumsel pernah dijabatnya, terlama sebagai ajudan Pangdam Sumsel selama lima tahun. [3] Ia juga bersekolah di SMA Negeri Palembang selama tiga tahun sebelum lulus dari sekolah tersebut pada tahun 1960. [2] Ia dipindahkan ke markas tentara pada tahun 1964 dan menduduki beberapa jabatan di staf umum. Saat bertugas di staf umum, ia ditugaskan untuk mengepalai proyek khusus. [4]

Setelah dua dekade bertugas di pos militer, Tambunan menerima pos militer pertamanya saat dipindahkan ke Departemen Perindustrian Tekstil. Tambunan menjadi Kepala Biro Logistik di departemen dari tahun 1965 hingga 1966. [4] Setelah itu, ia ditunjuk untuk memimpin badan pengawasan perusahaan tekstil asing. [6]

Tambunan diinstruksikan untuk melanjutkan pendidikan militer dan menghadiri Sekolah Staf Umum dan Komando Angkatan Darat Indonesia . [3] Ia lulus dari perguruan tinggi pada tahun 1967 [3] dan diangkat sebagai Panglima Resor Militer Tadulako (Sulawesi Tengah) pada tanggal 23 Desember 1968. Ia menjabat selama kurang lebih lima tahun pada jabatan tersebut sebelum menjadi Gubernur Sulawesi Tengah pada April 1973.[7]

Tambunan mencapai usia wajib pensiun pada tahun 1981. Dia dipromosikan menjadi mayor jenderal pada tahun itu sebelum pensiun dari militer. [8]

Gubernur Sulawesi Tengah

sunting

Tambunan dilantik sebagai Pj Gubernur Sulawesi Tengah pada 23 April 1973, menggantikan Kolonel M. Yasin yang telah menjabat selama lima tahun.[9] Ia kemudian dilantik kembali sebagai gubernur definitif setelah menjalani formalitas politik. Setelah lima tahun menjadi gubernur di provinsi itu, Tambunan mengakhiri masa jabatannya pada 28 September 1978 dan digantikan oleh Moenafri.[10]

Pensiun dan wafat

sunting

Setelah masa jabatannya sebagai gubernur berakhir, Tambunan diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Sosial. Ia menjabat posisi itu dari tahun 1978 hingga 1983.[7]

Tambunan meninggal dunia pada 2 Mei 2019 di Jakarta .[11]

Kehidupan pribadi

sunting

Sumber: [5]

Kepangkatan

sunting
letnan junior 1945 [8]
letnan dua 1946
Letnan Satu 1947
Letnan dua [a] 1948
Letnan Satu 1 Juli 1953
Kapten 1 Juli 1956
Mayor 1 Januari 1961
Letnan Kolonel 1 Juli 1963
Kolonel 1 Oktober 1968
Brigadir jenderal 1 Oktober 1974
Mayor jenderal 1981

Tanda Jasa

sunting
 
     
     
     
Baris ke-1 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (5 Oktober 1969)
Baris ke-2 Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun (1969) Bintang Gerilya (1958) Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia (1953)
Baris ke-3 Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G.O.M V
Baris ke-4 Satyalancana G.O.M VI Satyalancana Penegak Satyalancana Bhakti

Catatan

sunting
  1. ^ Kebijakan reorganisasi dan rasionalisasi yang dilakukan oleh Kabinet Hatta I menurunkan prajurit asal PETA satu peringkat lebih rendah.

Referensi

sunting
  1. ^ Department of Defense and Security 1978, hlm. 1.
  2. ^ a b Department of Defense and Security 1978, hlm. 2.
  3. ^ a b c d General Elections Institution 1973, hlm. 777.
  4. ^ a b c d General Elections Institution 1977, hlm. 688.
  5. ^ a b Department of Defense and Security 1978, hlm. 6.
  6. ^ Department of Defense and Security 1978, hlm. 4.
  7. ^ a b Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa dia?: perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Djambatan. hlm. 439. ISBN 978-979-428-100-0. 
  8. ^ a b Department of Defense and Security 1978, hlm. 3.
  9. ^ "Mendagri ke Sulawesi Tengah". Kompas. 23 April 1973. hlm. 8. Diakses tanggal 29 May 2021. Menteri Dalam Negeri Amirmachmud mengatakan hari Sabtu, bahwa ia akan berangkat ke Sulawesi Tengah hari Senin ini untuk melantik Kol. Tambunan sebagai care-taker Gubernur Sulteng. Kol. Tambunan menggantikan Kol. Jasin. 
  10. ^ Government of Central Sulawesi (1984). "Genap 20 Tahun Dati I Sulteng Diperingati". Mimbar Departemen Dalam Negeri (1). hlm. 38. Diakses tanggal 29 May 2021. 
  11. ^ "Longki Djanggola Sempat Diancam Ditembak di Jakarta". Mercusuar. 6 May 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2021. Diakses tanggal 28 May 2021. 

Daftar pustaka

sunting