Abdul Kadir (pemain sepak bola)
Abdul Sulaiman Kadir (27 Desember 1948 – 4 April 2003) adalah seorang mantan pemain sepak bola profesional Indonesia, yang bermain sebagai pemain sayap di tim nasional Indonesia dari tahun 1965 hingga 1979. Karena kelincahannya dalam mengolah bola, Abdul Kadir mendapat julukan “Si Kancil”. Dia adalah pemegang rekor jumlah penampilan dan pencetak gol terbanyak untuk Indonesia.[2] Pada bulan Desember 2021, ia dipastikan telah membuat 105 penampilan 'A' (111 secara keseluruhan) di tingkat internasional dan menjadi anggota FIFA Century Club, dan merupakan satu-satunya pesepakbola dari Indonesia yang bisa berada di posisi tersebut.[3]
![]() Abdul Kadir bersama Arseto pada tahun 1979 | |||
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Tanggal lahir | 27 Desember 1948 | ||
Tempat lahir | Denpasar, Indonesia | ||
Tanggal meninggal | 4 April 2003 | (umur 54)||
Tempat meninggal | Jakarta, Indonesia | ||
Tinggi | 160 cm (5 ft 3 in) | ||
Posisi bermain | Pemain sayap | ||
Karier junior | |||
–1968 | Assyabaab Surabaya | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
1968–1971 | PSMS Medan | 34 | (23) |
1971–1974 | Persebaya Surabaya | 65 | (62) |
1974–1975 | Mackinnons | 5 | (0) |
1975–1979 | Persebaya Surabaya | 42 | (26) |
1979–1980 | Arseto | 12 | (6) |
1980–1982 | Perkesa '78 | 10 | (3) |
1982–1983 | Yanita Utama | 3 | (4) |
Total | 166 | (132) | |
Tim nasional | |||
1966–1967 | Indonesia U-19 | 6 | (5) |
1967–1979 | Indonesiaa | 111[1] | (70) |
Kepelatihan | |||
1983–1985 | Yanita Utama | ||
1985–1989 | Krama Yudha Tiga Berlian | ||
1989 | Indonesia | ||
1989–1991 | Krama Yudha Tiga Berlian | ||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik |
Karier klub
suntingPSMS Medan
suntingSetelah menghabiskan karir mudanya di Assyabaab Surabaya, Kadir bergabung dengan Pardedetex Medan (tim internal PSMS Medan) pada tahun 1968. Ia bergabung dengan tim bersama pemain internasional Indonesia lainnya termasuk Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris dan Jacob Sihasale. Ia bermain di sana hingga tahun 1971 dan berhasil memenangkan Perserikatan di musim terakhirnya bersama klub tersebut.[4]
Total ia telah bermain sebanyak 34 pertandingan bersama Pardedetex dan PSMS Medan dan mencetak 20 gol.[5]
Persebaya Surabaya
suntingPada tahun 1971, Kadir bergabung dengan tim Perserikatan lainnya, yaitu Persebaya Surabaya. Ia menghabiskan sebagian besar karier klubnya bersama tim tersebut, dan berhasil mempersembahkan trofi Perserikatan pada tahun 1978, serta tiga Piala Surya berturut-turut dari tahun 1975 hingga 1977..[6]
Tercatat ia telah tampil sebanyak 107 kali dan mencetak 85 gol untuk Persebaya Surabaya sejak tahun 1971 hingga 1979, menjadikannya top skorer Persebaya Surabaya sepanjang masa.[6]
Arseto
suntingPada tahun 1979, bertepatan dengan pembentukan Galatama; kompetisi liga baru di Indonesia (walaupun Perserikatan masih ada sampai tahun 1994)), Kadir bergabung dengan salah satu tim di kompetisi tersebut, Arseto.[7]
Bersama Arseto, Kadir mengukir sejarah sebagai pencetak gol pertama di kompetisi Galatama. Rekor itu diraihnya setelah ia mencetak gol pembuka ke gawang Pardedetex Medan pada laga pembuka musim 1979–80]. Pertandingan berakhir dengan kemenangan 3–2 untuk Arseto, ia mencetak hat-trick pada pertandingan tersebut.[7]
Perkesa 78
suntingSemusim bersama Arseto, Kadir pindah ke klub Galatama lainnya, Perkesa '78, yang bermarkas di Bogor (kemudian pindah ke Sidoarjo). Ia hanya bermain di sana selama satu musim, yaitu pada musim 1980–82 dan hanya mampu membawa klub tersebut finis di posisi ke-7.[8]
Yanita Utama
suntingPada tahun 1982, Kadir pindah ke Jaka Utama (kemudian berganti nama menjadi Yanita Utama) untuk berkompetisi di Galatama1982–1983. Ia hanya bermain sebanyak 3 pertandingan dan mencetak 3 gol di klub tersebut hingga akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain di akhir musim..[9]
Total selama berkarier bersama enam klub berbeda, Abdul Kadir telah mencatatkan 166 penampilan dan mencetak 132 gol, baik di kompetisi Perserikatan maupun Galatama.[10]
Karier internasional
suntingIa memulai karier internasionalnya sebagai pemain muda untuk Indonesia ketika ia terpilih untuk berkompetisi di GANEFO 1965 di Pyongyang, Korea Utara pada usia 16 tahun. Kadir kemudian melanjutkan untuk mewakili timnas Indonesia U-19, termasuk saat Garuda Muda menempati posisi kedua di Kejuaraan Remaja AFC pada 1967.
Pada bulan Agustus 1967, Kadir menerima panggilan pertamanya ke tim senior Indonesia menjelang partisipasi mereka di Turnamen Merdeka 1967 di Kuala Lumpur. Ia melakukan debutnya pada tanggal 11 Agustus 1967, melawan Korea Selatan, juga berhasil mencetak gol debutnya (satu-satunya gol Indonesia dalam pertandingan) dalam kekalahan 1-3 dari tim lawan.
Usai debut internasionalnya, Kadir terus dipercaya sebagai pemain kunci Indonesia dan telah meraih sejumlah gelar hingga pensiun. Ia telah memainkan lebih dari 100 pertandingan internasional dan mencetak lebih dari 70 gol internasional (termasuk pertandingan non 'A') untuk tim nasional Indonesia sebagaimana diakui oleh organisasi statistik sepak bola RSSSF.[1] Ia membuat penampilan yang ke-100 untuk Indonesia saat melawan India dalam Turnamen Merdeka di Ipoh, Malaysia pada tanggal 1 Agustus 1974 – pertandingan tersebut berakhir imbang tanpa gol.[11] Secara total, ia telah tampil sebanyak 111 kali untuk tim nasional, menjadikannya pemain dengan penampilan terbanyak sepanjang masa untuk Indonesia. 70 golnya juga merupakan yang terbanyak sepanjang masa untuk tim nasional Indonesia.[12]
Selama membela Indonesia, Kadir berhasil memenangkan beberapa trofi bersama tim nasional, termasuk Piala Raja 1968 di Thailand, Turnamen Merdeka 1969 di Malaysia, dan Pesta Sukan tahun 1972 di Singapura. Tim nasional Indonesia juga berhasil menjadi runner-up pada Piala Presiden 1972.[13] Bersama dengan Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris, dan Jacob Sihasale, ia dipilih oleh Konfederasi Sepak Bola Asia sebagai bagian dari Asian All Stars pada tahun 1968.[10]
Kualifikasi Olimpiade München 1972
suntingAbdul Kadir juga pernah menjadi saksi sejarah ketika tim Indonesia secara mengejutkan kalah dalam babak penyisihan grup Kualifikasi Olimpiade München 1972 di Rangoon. Ketika itu, Indonesia memang tim yang sangat diunggulkan. Presiden FIFA ketika itu juga mengakui bahwa pemain timnas Yudo Hadianto dan Abdul Kadir termasuk pemain yang sudah berkelas dunia. Indonesia berada satu grup bersama Thailand, India, dan Israel. Pada pertandingan pertama, ia berhasil membawa Indonesia menang telak 4-0 atas India. Dimana ia menyumbangkan satu gol bagi Indonesia serta memberikan satu assist bagi Jacob Sihasale. Di pertandingan kedua, Indonesia juga berhasil menang 4-2 atas Thailand. Namun dalam pertandingan terakhir ia dan kawan-kawan harus menyerah dari Israel 0-1. Apabila dengan hasil seri itu sudah cukup untuk membawa Indonesia melaju ke semifinal.
Indonesia vs Uruguay (1974)
suntingPada tanggal 19 April 1974, Indonesia kedatangan timnas asal Amerika Latin, Uruguay. Sebenarnya kedua tim memanfaatkan laga persahabatan ini sebagai laga ujicoba. Bagi Uruguay, ini sebagai pertandingan ujicoba untuk menghadapi pertandingan Piala Dunia 1974. Sedangkan bagi Indonesia sendiri, laga ini bertujuan untuk laga ujicoba ketika bertanding di Turnamen HUT Kota Jakarta 1974. Konon kursi kepelatihan Indonesia ketika itu berpindah dari Wiel Coerver ke Djamiat Dalhar dan ban kapten timnas berpindah ke tangan Aang Witarsa.
Sayangnya Timnas Uruguay ketika itu tidak membawa pemain intinya. Susunan pemain Indonesia ketika itu adalah:Ronny Paslah, Anwar Ujang, Subodro, Sutan Harhara, Jacob Sihasale, Nobon Kayamudin, Andi Lala, Anjas Asmara, Risdianto, Abdul Kadir, dan Waskito. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Istora Senayan, Uruguay harus takluk dari Indonesia 2-1. Gol Indonesia ketika itu dicetak oleh Anjas Asmara pada menit ke 30 dan Abdul Kadir pada menit 89. Sedangkan gol Uruguay dicetak melalui Juan Silva pada menit 55.
Karena tidak mau merasa malu, akhirnya mereka meminta pertandingan ulang. Dalam pertandingan ulang yang diadakan tanggal 21 April, akhirnya giliran Indonesia yang harus menerima kekalahan tipis dengan skor 2-3.
Kariernya sebagai pelatih
suntingDi antara prestasi yang pernah diukirnya, Abdul Kadir ketika melatih klub Krama Yudha Tiga Berlian dan turut mengantarkan klub Krama Yudha Tiga Berlian juara ketiga Piala Champion Asia 1986. Prestasi itu belum pernah terlampaui oleh pelatih lainnya di Indonesia. Ketika itu Krama Yudha Tiga Berlian tergabung dalam Grup A bersama dengan Al Ahli dan Kingfisher East Bengal. Krama Yudha Tiga Berlian finis di peringkat 2 dan memastikan lolos ke tiket semifinal. Di pertandingan semifinal, Krama Yudha Tiga Berlian harus menerima kekalahan dengan skor 3-0 dari Daewoo Royals. Pada pertandingan perebutan tempat ketiga, Krama Yudha berhasil mengalahkan klub Al-Ittihad dengan skor 1-0. Gol satu-satunya ketika itu dicetak oleh Zulkarnaen Lubis
Akhir karier
suntingIa pernah mendapat kesempatan menurunkan keterampilannya kepada pemain muda, ketika bersama dua rekan seangkatannya, M. Basri dan Iswadi Idris ditunjuk sebagai pelatih tim nasional. Trio "Basiska" ketika bertanggung jawab membawa tim nasional berlaga di penyisihan Piala Dunia 1990, tetapi dianggap kurang berhasil. Namun kengototannya di lapangan justru takluk pada tubuhnya sendiri, akibat menderita penyakit gagal ginjal, ia perlu menjalani cuci darah seminggu dua kali di RSCM. Akhirnya meninggal di Jakarta, 4 April 2003 dan meninggalkan seorang istri dan empat anak serta seorang cucu.
Referensi
sunting- ^ a b Abdul Kadir - Century of International Appearances Diarsipkan 30 Desember 2021 di Wayback Machine. - RSSSF.
- ^ Indonesia - Record International Players Diarsipkan 4 Februari 2023 di Wayback Machine. - RSSSF.
- ^ FIFA Century Club - 1 Desember 2021, FIFA. Diarsipkan 20 Desember 2021 di Wayback Machine.
- ^ Rangkuti, Indra Efendi (8 April 2021). "Saat PSMS Medan Jadi 'Los Galaticos' Indonesia". RMOL.ID. Diakses tanggal 19 Mei 2025.
- ^ Putra, Dery Adhitya (8 Mei 2012). "Si Kancil yang Sempat Terlupakan". Juara.net. Diakses tanggal 19 Mei 2024.
- ^ a b Murti, Bagas Reza (11 Januari 2022). "FIFA Century Club - Abdul Kadir, Si Kancil Winger Persebaya Jadi Satu-satunya Pemain Timnas Indonesia Masuk Daftar Sejarah". BolaSport.com. Diakses tanggal 19 Mei 2025.
- ^ a b Utari | ᮙᮂ, Mahlima [@Mah5Utari] (11 Januari 2022). "Saat Sepakbola Indonesia memasuki era Profesional dgn kompetisi Galatama 1979, Abdul Kadir bergabung dgn klub Arseto Jakarta & mencetak gol pertama dlm sejarah partai pembukaan Liga Sepakbola Utama Indonesia tsb vs Pardedetex. Lalu sempat pindah ke Perkesa 78 Sidoarjo musim ke-2" (Tweet). Diakses tanggal 19 Mei 2025 – via X. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
- ^ Wirayudha, Randy (5 Juli 2017). "Perkesa 78, Kisah Klub Sepakbola Orang Papua". Historia. Diakses tanggal 19 Mei 2025.
- ^ Sardi, Caesar (26 Februari 2013). "Dari Reruntuhan, Yanita Utama Jadi Juara Galatama". Juara.net. Diakses tanggal 19 Mei 2025.
- ^ a b Jangan Bicara Sepak Bola Kalau Tak Tahu Siapa Dia Diarsipkan 8 November 2021 di Wayback Machine. - Sindonews, 21 Februari 2015.
- ^ "Merdeka Tournament 1974". RSSSFF.org. Diakses tanggal 2024-09-08.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:3
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaJakarta