Zona waktu Indonesia

artikel daftar Wikimedia

Saat ini, Indonesia terbagi atas tiga zona waktu, yaitu:[1]

Zona waktu Indonesia
Peta zona waktu Indonesia

Pembagian zona waktu tersebut mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1988 berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 41 tahun 1987.[2]

Waktu Musim Panas (DST) tidak diterapkan di wilayah mana pun di Indonesia.

Sejarah sunting

Penetapan zona waktu yang baku di wilayah Indonesia pertama kali terjadi pada masa Hindia Belanda, yaitu melalui Governments Besluit (Keputusan Pemerintah) yang dikeluarkan pada tanggal 1 Mei 1908, yang membuat zona waktu khusus wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan waktu 12 menit lebih cepat daripada waktu lokal di Batavia (waktu tolok UTC+07:12). Pada tahun 1918, Belanda menambah zona waktu wilayah Keresidenan Pesisir Barat Sumatra (Padang) dengan waktu 32 menit lebih lambat daripada waktu Jawa Tengah (UTC+06:40), serta zona waktu Keresidenan Divisi Selatan dan Timur Borneo (Balikpapan) dengan waktu tolok UTC+08:20. Pada tanggal 1 Januari 1924, waktu tolok pada zona Jawa Tengah diubah menjadi UTC+07:20. Selain itu, Hoofden van Gewestelijk Bestuur in de Buitengewesten (Kepala Pemerintahan Daerah untuk Daerah-Daerah Luar) juga menambah beberapa zona waktu di luar Jawa, yaitu zona Keresidenan Bali dan Lombok dengan waktu 22 menit lebih cepat daripada waktu Jawa Tengah (UTC+07:42), zona Keresidenan Celebes dan Daerah Taklukannya (Makassar) dengan waktu 38 menit lebih cepat daripada waktu Jawa Tengah (UTC+07:58), dan zona Keresidenan Tapanuli dengan waktu 45 menit lebih lambat daripada waktu Jawa Tengah (UTC+06:35), serta memajukan waktu pada zona waktu Padang sebesar 7 menit lebih cepat dibanding sebelumnya (UTC+06:47).[3][4]

Pada tahun 1932, pemerintah Hindia Belanda, melalui Governments Besluit tanggal 27 Juli yang dimuat dalam Staatsblad No. 412, merombak ulang semua zona waktu dan membagi seluruh wilayah jajahan ke dalam 6 zona waktu dengan selisih 30 menit.[3][4]

Zona waktu Waktu tolok Cakupan wilayah
Bahasa Indonesia Bahasa Belanda
Waktu Sumatra Utara Nord-Sumatra tijd UTC+06:30 Aceh, Medan, dan Padang.
Waktu Sumatra Selatan Zuid-Sumatra tijd UTC+07:00 Bengkulu, Palembang, dan Lampung.
Waktu Jawa Java tijd UTC+07:30 Jawa, Bali, Madura, dan Kalimantan.
Waktu Celebes Celebes tijd UTC+08:00 Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara.
Waktu Maluku Molukken tijd UTC+08:30 Ternate, Namlea, Ambon, dan Banda.
Waktu Nugini Nieuw-Guinea tijd UTC+09:00 Papua.[5]

Pada masa pendudukan Jepang yang dimulai 23 Maret 1942, seluruh wilayah Indonesia mengikuti Waktu Standar Tokyo (UTC+09:00). Setelah proklamasi kemerdekaan, wilayah Indonesia kembali mengadopsi pembagian enam zona waktu hingga, pada tanggal 10 Desember 1947, Belanda secara sepihak merampingkan jumlah zona waktu menjadi empat, yaitu:[3][4]

  • UTC+07:00 untuk wilayah Sumatra.
  • UTC+08:00 untuk wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
  • UTC+09:00 untuk wilayah Maluku.
  • UTC+09:30 untuk wilayah Papua.

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, pemerintah Indonesia, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) No. 152 Tahun 1950, mengembalikan zona waktu di Indonesia seperti yang diatur pada Governments Besluit tanggal 27 Juli 1932. Namun, wilayah Papua, yang pada saat itu diambil alih oleh Belanda dan bernama Nugini Belanda, tetap memakai zona waktu yang ditetapkan oleh Belanda.[3][4]

Setelah Papua masuk ke dalam wilayah kedaulatan Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963, pemerintah Indonesia mengeluarkan Keppres No. 243 tahun 1963 yang merombak dan membagi zona waktu Indonesia menjadi tiga, yaitu:[6]

Akhirnya pada tahun 1988, pemerintah Indonesia, melalui Keppres No. 41 Tahun 1987, mengubah wilayah cakupan zona waktu tertentu, yaitu Provinsi Bali dipindahkan ke zona WITA, sedangkan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dipindahkan ke zona WIB.[3][4]

Basis data zona waktu IANA sunting

Basis data zona waktu IANA memuat empat zona untuk wilayah Indonesia pada berkas zone.tab.[7]

  • Asia/Jakarta
  • Asia/Pontianak
  • Asia/Makassar
  • Asia/Jayapura

Singkatan sunting

Umumnya basis data zona waktu menggunakan singkatan yang berasal dari nama zona tersebut dalam bahasa Inggris, tetapi khusus untuk zona waktu di Indonesia, singkatan yang digunakan umumnya berasal dari nama dalam bahasa Indonesia, bahkan jika singkatan tersebut berada dalam konteks bahasa Inggris. Hal ini mungkin dilakukan untuk menghindari kerancuan yang ditimbulkan ketika menggunakan singkatan dari istilah bahasa Inggrisnya, sebagai contoh: Western Indonesia Time yang disingkat menjadi "WIT" menimbulkan kerancuan dengan "Waktu Indonesia Timur" yang juga disingkat "WIT", atau Indonesian Central Time yang disingkat menjadi "ICT" menimbulkan kerancuan dengan Indochina Time (Waktu Indochina) yang juga disingkat "ICT".[8]

Referensi sunting

  1. ^ Welianto, Ari. Nailufar, Nibras Nada, ed. "Pembagian Waktu di Indonesia, WIB, WITA dan WIT". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-10-02. 
  2. ^ "Pembagian Wilayah Republik Indonesia Menjadi 3 (Tiga) Wilayah Waktu". Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1987. 
  3. ^ a b c d e Hanggoro, Hendaru Tri (2012-03-13). "Kisah Zona Waktu di Indonesia". Historia. Diakses tanggal 2023-04-09. 
  4. ^ a b c d e Kurniasih, Wida (2022-01-12). "Pembagian Waktu di Indonesia, WIB, WITA, WIT". Gramedia Literasi. Diakses tanggal 2023-04-09. 
  5. ^ "Time Zone in Jayapura, Papua, Indonesia". timeanddate.com. Diakses tanggal 9 April 2016. 
  6. ^ Bintang Timur, 19 Desember 1963 Halaman 1 Kolom 4. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team) | Diposting kembali di Facebook Perpustakaan Nasional. [1] Diakses tanggal 20 Januari 2023
  7. ^ "Eggert/Tz". GitHub. 10 February 2022. 
  8. ^ "Indochina Time – ICT Time Zone". www.timeanddate.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-09. 

Pranala luar sunting