Stasiun Banjarsari (Banyumas)

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Banjarsari (BJRS) adalah stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Banjaranyar, Sokaraja, Banyumas; pada ketinggian +28 m[3], termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset V Purwokerto. Stasiun ini dibuka bersamaan dengan pembukaan segmen jalur kereta api Sokaraja–Purwareja pada tanggal 2 Juli 1897.[4] Jalur ini adalah bagian dari proyek jalur kereta api Maos–Purwokerto–Wonosobo oleh Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS). Untuk menjaring warga Kota Purbalingga maka dibangun jalur cabang menuju pusat Kota Purbalingga pada tanggal 1 Juli 1900.[4]

Stasiun Banjarsari
Banjarsari+28 m
Eks-stasiun Banjarsari pada tahun 2021.
Lokasi
Koordinat7°26′37″S 109°19′37″E / 7.4437356°S 109.3270111°E / -7.4437356; 109.3270111
Ketinggian+28 m
Operator
Letak
Jumlah jalur4
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka2 Juli 1897
Ditutup1986 (pascaproyek PLTA Mrica)
Nama sebelumnyaStation Bandjarsari
Perusahaan awalSerajoedal Stoomtram Maatschappij
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Berdasarkan Buku Ikhtisar Lintas Jawa yang diterbitkan oleh Perumka tahun 1992, semasa aktifnya stasiun ini merupakan stasiun pulau; memiliki empat jalur kereta api dan dua sepur badug. Satu jalur berada di depan bangunan stasiun, dan tiga jalur lainnya berada di belakang stasiun. Jalur 3 merupakan sepur lurus.[5]

Stasiun beserta jalur kereta apinya ditutup untuk pelayanan penumpang pada tahun 1978 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Stasiun ini sempat diaktifkan untuk stasiun operasi persilangan KA angkutan bahan bangunan PLTA Mrica hingga proyek tersebut hampir rampung pada 1986, serta membangun sepur simpang yang terletak di antara Halte Gumiwang dan Halte Binorong, dan pemberhentian kereta api di Stasiun Mantrianom.[6] Setelah nonaktif, bangunan stasiun ini telah berubah menjadi bengkel.

Reaktivasi

sunting

Berdasarkan Lampiran Perpres No. 79 tahun 2019, jalur kereta api ini rencananya akan diaktifkan kembali guna mendukung pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan konektivitas antar kawasan melalui pengembangan angkutan massa yang mudah dan cepat.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. hlm. 12-126. 
  4. ^ a b Zuhdi, Susanto (2002). Cilacap (1830-1942): bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Jakarta: Gramedia. 
  5. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. hlm. 12-126. 
  6. ^ Mediatama, Grahanusa (2016-01-19). "KAI aktifkan kembali rute Purwokerto-Banjarnegara". PT. Kontan Grahanusa Mediatama. Diakses tanggal 2024-09-11. 
  7. ^ Lampiran Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal – Semarang – Salatiga – Demak – Grobogan, Kawasan Purworejo – Wonosobo – Magelang – Temanggung, Dan Kawasan Brebes – Tegal – Pemalang
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Sokaraja
menuju Purwokerto
Purwokerto–Wonosobo Muntang
menuju Wonosobo
Terminus Percabangan menuju Purbalingga Jompo