Stasiun Banda Aceh

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Banda Aceh (BNA)–dikenal juga dahulu sebagai Stasiun Koeta-Radja adalah stasiun kereta api nonaktif yang dahulu terletak di Kampung Baru, Baiturrahman, Banda Aceh, berdekatan dengan Masjid Raya Baiturrahman. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Aset Divre I Sumatera Utara dan Aceh serta merupakan stasiun kereta api terbesar di Aceh.

Stasiun Banda Aceh
Banda Aceh
Stasiun Banda Aceh pada tahun 1881
Lokasi
Koordinat5°33′09″N 95°19′09″E / 5.552484°N 95.319284°E / 5.552484; 95.319284
Operator
Letak
km 4+238 lintas Ulee LheueBanda AcehSigliLangsaPangkalan Susu[1]
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka12 November 1876
Ditutup1976[3]
Nama sebelumnyaKotta Radja,[4] Koeta-Radja, Banda Atjeh
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Dalam sejarahnya, penataan ruang Banda Aceh dimaksudkan untuk kepentingan perang. Oleh karena itu, di Banda Aceh dibangun sejumlah fasilitas seperti kantor pemerintahan, alun-alun, kantor pos, serta stasiun kereta api. Stasiun ini dibuka oleh Atjeh Spoor (divisi dari KNIL) dan dioperasikan oleh Atjeh Tram (kelak menjadi divisi dari Staatsspoorwegen yaitu Atjeh Staatsspoorwegen (ASS)) pada tanggal 12 November 1876 sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api dari pelabuhan Oelëe Lheuë ke Koetta-Radja. Tahun 1885, jalurnya diperpanjang lagi ke Lambaro.[5][6][7]

Berbeda dengan divisi lainnya dari SS, AT/ASS mengusung lebar sepur 750 mm karena diklaim lebih murah dan tidak memakan banyak tanah. Hambatan yang terjadi terkait pengembangan kereta api di Aceh adalah adanya feodalisme politik Islam yang masih kuat di Aceh. Akibatnya, terjadi perang melawan kolonialisme Belanda yang berkecamuk pada tahun 1873 hingga 1904 ketika jalur ini masih dikembangkan.[8] Oleh karena itulah, pembangunan jalur ini harus dikebut agar dapat mewujudkan program kerja SS, yaitu hubungan AT dengan DSM.

Stasiun dan jalur kereta api ini akhirnya resmi ditutup tahun 1974 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun saat ini sudah ada jalur kereta api di segmen Krueng Mane–Krueng Geukueh yang sudah dibuka sejak 1 Desember 2013, belum ada perpanjangan jalur kereta api di Aceh.[9] Dalam masterplan yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, tidak akan ada perpanjangan jalur kereta api Trans-Sumatra sampai Banda Aceh, hanya rute Sigli–Bireuen dan Lhokseumawe–Langsa–Besitang saja.[10]

Sejak Tsunami Aceh 2004, Bangunan stasiun ini hilang dan berubah menjadi taman kota. Untuk menandai bekas stasiun, saat ini telah ada monumen kereta api di Banda Aceh. Lokomotif BB84 beserta sebuah gerbong dipajang di monumen tersebut. Letaknya persis di seberang stasiun.[11]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Melacak Sisa Rel di Banda Aceh". Kompas. 1 September 2016. 
  4. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-14. Diakses tanggal 2023-10-31. 
  5. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  6. ^ Rusdi., Sufi,; (Indonesia), Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh (1996/1997 [i.e. 1997]). Sejarah Kotamadya Banda Aceh. [Banda Aceh]: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. ISBN 9799531217. OCLC 45463564. 
  7. ^ Ibrahim, M.; Arifin, M.; Sulaiman, N.; Sufi, R.; Ahmad, Z.; Ambary, H.M.; Alfian, T.I. (1991). Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI. 
  8. ^ Rudolf., Mrázek, (2002). Engineers of happy land : technology and nationalism in a colony. Princeton, N.J.: Princeton University Press. ISBN 0691091617. OCLC 47696825. 
  9. ^ "1 November, Kereta Api Perintis Aceh Kembali Beroperasi | Pelita 8". pelita8.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-29. Diakses tanggal 2018-05-29. 
  10. ^ Sudrajat (2017-04-18). "Jalur Kereta Api Aceh-Sumatera Utara Dibangun Tahun Ini". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-16. Diakses tanggal 2018-09-16. 
  11. ^ "Monumen Kereta Api - Aceh Planet". Aceh Planet (dalam bahasa Inggris). 2014-12-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-28. Diakses tanggal 2018-05-31. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Ulee Lheue
Terminus
Ulee Lheue–Pangkalan Susu Lambaro