Republik Sentilan Sentilun

acara komedi satir di Indonesia

Republik Sentilan Sentilun (sebelum 2016 Sentilan Sentilun) adalah program komedi satir dengan durasi rata-rata 30 menit yang ditayangkan oleh Metro TV,[1] bercerita seputar kehidupan Ndoro Sentilan bersama pembantunya, Jongos Sentilun. Lakon yang dimainkan oleh aktor kawakan Slamet Rahardjo dan Butet Kertaradjasa, ini setiap episodenya selalu menampilkan bintang tamu, baik narasumber maupun komedian lainnya sebagai bumbu pelengkap.

Sentilan Sentilun

Acara ini berakhir pada September 2017 bersamaan dengan Mata Najwa (musim pertama), Let's Talk, Nite Time dan Stand Up Comedy Show MetroTV

Latar belakang

sunting

Sentilan Sentilun Metro TV merupakan adaptasi naskah karya Agus Noor berjudul Matinya Sang Kritikus yang awalnya dimainkan secara monolog oleh Butet. Dalam memainkan naskah itu, Butet memerankan dua karakter sekaligus yaitu sebagai Sentilan dan Sentilun. Kostum yang dikenakan pun tak selayaknya pembantu. Ia memakai seragam safari Pegawai Negeri Sipil (PNS) warna abu-abu dengan celana cungkrang, bersepatu, kaus kaki merah mencolok, peci hitam yang dipasang miring, dilengkapi serbet yang selalu ditaruh dipundak. Tapi seiring kebutuhan program tayangan di televisi, Metro TV mengusung pertunjukan itu dalam bentuk sandiwara, sehingga Sentilan dan Sentilun diperankan oleh orang yang berbeda.[2][3]

Bintang tamu

sunting

Hampir semua pesohor politik, pejabat, birokrat di Indonesia pernah diundang main dalam program Sentilan Sentilun. Sebut saja presiden Joko Widodo, wakil presiden Jusuf Kalla, Boediono, Dahlan Iskan, Wimar Witoelar, Marzuki Alie, gubernur DKI Ahok,[4] dan masih banyak lagi. Semua bintang tamu dalam ikut memainkan lakon ini tentu saja memerankan dirinya sendiri sesuai kapasitas mereka, dan merujuk kepada tema yang telah ditentukan oleh Metro TV. Selain bintang tamu pesohor politik, ada juga komedian yang dihadirkan secara bergantian untuk melengkapkan bumbu cerita setiap episodenya. Cak Lontong, Mucle, Jarwo Kwat dan Akbar adalah komedian yang paling sering dimunculkan. Adapun Happy Salma yang memerankan sebagai Markonah (janda muda cantik yang sering jadi rebutan antara Sentilan dan Sentilun) hanya sesekali saja. Meskipun sarat dengan dialog-dialog kritik terhadap penentu kebijakan (penguasa), Sentilan Sentilun tak pernah mengabaikan etika dan nilai estetika yang dikemas dengan humor-humor segar.[5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting