Purnama Suwardi (lahir 8 November 1961) adalah seorang wartawan dan penulis Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Pekerja (FSP) TVRI.[1] Purnama Suwardi juga pernah ditugaskan sebagai General Manager (GM) Berita TVRI. Ia dikenal sebagai pewawancara andal dari stasiun televisi milik pemerintah tersebut.

Purnama Suwardi
Berkas:Purnama Suwardi.JPG
Lahir8 November 1961 (umur 62)
Indonesia Selayo, Solok, Sumatera Barat
MeninggalJakarta
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanWartawan, penulis
Dikenal atasSekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Pekerja (FSP) TVRI
AnakYuka Priawardhana, Syifa Salsabila
Orang tuaSoewardi Idris

Pendidikan dan pelatihan sunting

Purnama menamatkan pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi di Jakarta. Sedangkan pendidikan khusus di bidang produksi dan manajemen siaran televisi, antara lain ia peroleh dari AIBD, CNN, ABC Australia, JICA-NHK Jepang, dan Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) TVRI.

Perjalanan karier sunting

Ia mulai bekerja di lingkungan Subdit Pemberitaan TVRI Jakarta pada tahun 1987 sebagai reporter dan redaktur. Pada April 1991, ia melakukan wawancara eksklusif dengan Wakil Ketua MPR/DPR RI, Syaiful Sulun, mengenai dominasi berlebihan pemerintah dalam beragam aspek kehidupan ketatanegaraan. Wawancara tersebut menjadi bahan wacana pada berbagai media massa selama lebih dari dua minggu.

Tahun 1992, Purnama Suwardi mengikuti pertemuan para produser acara televisi Asia-Pasifik, ABU, di Kuala Lumpur, Malaysia. Masih pada tahun yang sama, featurenya: Laila, I Can’t Stop Loving You, dinilai very interesting dan exellent oleh Executive Producer 1992 ABU Co-production. Feature dokumenter mengenai kehidupan lansia di Indonesia itu disulih-suarakan ke dalam enam bahasa dan disiarkan di 22 negara di Asia Pasifik.

Ia pernah menjadi anggota tim ad-hoc Media Center Departemen Penerangan RI. Keanggotaan tersebut membuatnya diserahi tugas untuk melakukan berbagai wawancara menyangkut politik dan demokrasi sepanjang tahun 1998 saat mana reformasi bergulir kencang.

Banyak mata acara TVRI pernah diproduksinya, seperti Dian Rana, Spektrum, Gelar Wicara, Pilar Otonomi, Dialog Khusus, dan Siaran-siaran Langsung Kegiatan Kenegaraan. Mata acara Pilar Otonomi yang diproduksinya sepanjang tahun 1998 pernah disiarkan secara tetap oleh jaringan televisi publik Australia, SBS.

Ia juga mengajar di Pusdiklat TVRI dan beberapa Lembaga Pendidikan Pertelevisian untuk mata kuliah Teknik Reportase, Dasar-dasar Jurnalistik, Kehumasan dan Protokol, serta Teknik Wawancara. Tahun 2008 ia mengikuti sidang Climate Change di markas UNESCO, Paris, Prancis, serta ikut menandatangani deklarasi pemred televisi publik sedunia untuk mengkampanyekan upaya-upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan akibat perubahan iklim.

Purnama Suwardi pernah diserahi tugas sebagai Manajer Promosi dan Penjualan pada Unit Kerja Pemasaran Kantor Pusat Perjan TVRI dari 2001 hingga September 2003. Selain itu ia juga pernah menjadi Sekretaris pada Presidium Federasi Serikat Pekerja TVRI. Sejak bulan September 2003 ia ditunjuk menjadi Kepala TVRI Stasiun Sumatera Barat. Disela-sela kesibukannya, ia juga mengajar matakuliah Tourism Business Communication di Fakultas Adab dan Jurnalistik Televisi di Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang. Tahun 2008 sampai 2010 menjadi GM Berita LPP TVRI TVRI, GM Penunjang Program dan Berita (2010). 2010 sampai 2014 menjadi Kepala Pusat Pendidikan Latihan LPP TVRI. Terakhir sebelum Wafatnya Ia menjadi Direktur Program dan Berita LPP TVRI 2014

Karya tulis sunting

Purnama Suwardi menulis dan menyunting sejumlah buku. Pada tahun 2000, bukunya berjudul Sejarah Indonesia Modern Dalam Dialog diterbitkan. Buku tersebut merupakan transkripsi wawancaranya dengan sejumlah tokoh yang terlibat dalam pasang-surut sejarah Indonesia. Tahun 2003 bukunya berjudul Koloni Pengucilan Boven Digoel diterbitkan. Buku tersebut tidak saja mengupas makna pemenjaraan dan pengucilan dalam peta perjuangan kemerdekaan, akan tetapi juga bercerita mengenai Digoel sebagai kamp konsentrasi pertama di dunia. Tahun 2006 bukunya berjudul Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi diterbitkan. Buku yang ditulisnya itu merupakan sari-pati refleksi empiris dan teoretis dibidang pertelevisian, khususnya menyangkut kegiatan bisnis dan produksi siaran yang digelutinya sejak tahun 1987.

Tahun 2011 Penerbit Buku Kompas menerbitkan buku Kamus Istilah Pertelevisian yang disusunnya bersama-sama dengan penggiat Forum Bahasa Media Massa, Leli Achlina.[2] Purnama juga menyunting sejumlah buku, di antaranya 50 Tahun TVRI Mengawal Persatuan (2012), Soewardi Idris, Perjalanan Dalam Kelam dan Antologi Cerpen Pergolakan Daerah (2008).

Dalam waktu dekat bukunya berjudul Catatan dari Ruang Lobi (Kumpulan Esainya di Harian Singgalang Sumbar) direncanakan segera terbit. Buku tersebut berisi beragam untold stories yang dicatatnya dari banyak tokoh yang dikenal dan acapkali diwawancarainya. Kisah-kisah yang diceritakan dalam buku ini begitu beragam, mulai dari persoalan politik, sosial budaya, keagamaan, HAM, pendidikan, dan persoalan-persoalan humaniora lainnya. Selain itu juga direncanakan terbit bukunya berjudul Seputar Wawancara Televisi dan Sastra Penjara. Purnama juga menjadi penulis tamu dalam buku Hardi, Seni dan Politik yang diterbitkan Fadli Zon Library serta ikut menulis dalam buku Des Alwi, Dari Banda Neira Menuju Indonesia, diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 2011.

Referensi sunting

  1. ^ "Kisruh TVRI Makin Meluas, Ratusan Pekerja Terancam Menganggur" Hukumonline.com, 1 April 2003. Diakses 5 Juni 2013.
  2. ^ R. Adhi Kusumaputra (18 November 2011). "Kamus Pertama di Indonesia soal Istilah Pertelevisian" Diarsipkan 2014-02-26 di Wayback Machine. Kompas.com. Diakses 22 Februari 2014.

Pranala luar sunting