Pulau Bali

pulau di Provinsi Bali, Indonesia

Pulau Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang berada dalam gugusan Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau ini sekarang termasuk wilayah Provinsi Bali. Pulau ini juga sebagai Pulau Dewata atau Pulau Seribu Pura.

Bali
Geografi
LokasiAsia Tenggara
KepulauanKepulauan Nusa Tenggara
Titik tertinggiGunung Agung
Pemerintahan
NegaraIndonesia
ProvinsiBali
Kota terbesarDenpasar
Kependudukan
Kelompok etnikSuku Bali,Suku Bali Aga dan suku minoritas lainnya

Geografi sunting

Pulau Bali terletak di sebelah timur Pulau Jawa dan sebelah barat Pulau Lombok.[1] Jarak dengan ujung tertimur Pulau Jawa yaitu 1,6 km.[1] Titik tertinggi pulau ini yaitu Gunung Agung dengan tinggi 3.142 meter.[2]

Demografi sunting

Penduduk pulau ini mayoritas adalah orang Bali yang menggunakan bahasa Bali untuk berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris juga banyak dimengerti. Pulau Bali setiap tahunnya mendapat jumlah kunjungan turis yang tinggi, baik dari turis domestik maupun mancanegara, sehingga selain orang Bali, sering dijumpai banyak orang non-Bali, terutama di kota-kota besar, maupun tempat-tempat wisatanya.

Sejarah sunting

Penghuni pertama pulau Bali [1] Diarsipkan 2021-04-17 di Wayback Machine. diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.[3] Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.[4] Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.[butuh rujukan]

Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Bali Dwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (12931500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.

 
Peta dari Jimbaran

Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekukuh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai titk darah penghabisan atau perang puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.

Referensi sunting

  1. ^ a b "Bali | island and province, Indonesia". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-06-14. 
  2. ^ name=":0" /
  3. ^ Taylor (2003), hlm. 5, 7; Hinzler (1995)
  4. ^ Taylor (2003), hlm. 12; Lonely Planet (1999), hlm. 15.

Pustaka sunting