Pertamina Gas

perusahaan asal Indonesia

PT Pertamina Gas atau biasa disingkat menjadi Pertagas, adalah anak usaha PGN yang berbisnis di bidang transportasi, niaga, pemrosesan gas alam serta transportasi minyak bumi melalui pipa. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga tahun 2022, perusahaan ini memiliki tujuh kantor area, yakni di Pangkalan Brandan (Northern Sumatera Area), Palembang (Southern Sumatera Area dan Central Sumatera Area), Dumai, Rokan, Bekasi (Western Java Area), Surabaya (Eastern Java Area) dan Bontang.[3][4]

PT Pertamina Gas
Sebelumnya
PT Pertagas (2007-2008)
Perseroan terbatas
IndustriMinyak dan gas
Didirikan23 Februari 2007; 17 tahun lalu (2007-02-23)
Kantor
pusat
Jakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh
kunci
Wiko Migantoro[1]
(Direktur Utama)
Gigih Prakoso[2]
(Komisaris Utama)
JasaPengangkutan, transmisi, pemrosesan, penyimpanan, dan perdagangan LNG, LPG, CNG, dan minyak bumi
PendapatanUS$ 730,236 juta (2019)[3]
US$ 148,830 juta (2019)[3]
Total asetUS$ 31,665 milyar (2019)[3]
Total ekuitasUS$ 2,065 milyar (2019)[3]
PemilikPertamina Gas Negara (51%)
Pertamina (48,99%)
Pertamina Pedeve (0,01%)
Karyawan
403 (2019)[3]
Anak
usaha
PT Perta-Samtan Gas
PT Pertagas Niaga
PT Perta Daya Gas
PT Perta Arun Gas
Situs webwww.pertagas.pertamina.com

Sejarah sunting

Perusahaan ini didirikan sebagai tindak lanjut atas terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 yang mewajibkan pemisahan usaha hulu migas dengan usaha hilir migas. Perusahaan ini kemudian didirikan pada tahun 2007 dengan nama "PT Pertagas", untuk menjalankan bisnis perdagangan, transportasi, dan pemrosesan gas alam yang sebelumnya ditangani sendiri oleh Pertamina. Pada tahun 2008, nama perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang. Pada tanggal 6 Oktober 2009, perusahaan ini mendapat izin dari Kementerian ESDM untuk berbisnis di bidang perdagangan dan transportasi gas alam. Pada tahun 2010, perusahaan ini mendirikan PT Pertagas Niaga agar dapat lebih fokus di bisnis perdagangan gas alam. Setahun kemudian, nama PT E1- Pertagas diubah menjadi PT Perta Samtan Gas. Pada tahun 2012, perusahaan ini mendirikan PT Perta Arun Gas dan PT Perta Daya Gas, masing-masing untuk memenuhi kebutuhan LNG di Pulau Sumatera bagian utara dan Indonesia bagian timur. Pada tahun 2013, perusahaan ini mulai membangun jalur pipa Arun-Belawan, dan setahun kemudian mulai diuji coba.

Pada tahun 2015, perusahaan ini mulai mengoperasikan terminal penerimaan & regasifikasi LNG di Arun, serta berekspansi ke bisnis ketenagalistrikan. Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai menguji coba pengaliran gas pada jalur pipa Muara KarangMuara Tawar dan Porong-Grati. Pada tahun 2017, perusahaan ini mulai membangun jalur pipa gas Grissik-Pusri, serta mulai membangun jalur pipa gas Duri-Dumai melalui kerja sama dengan PGN. Perusahaan ini juga mulai menguji coba pengaliran gas pada jalur pipa gas Semare. Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai menguji coba pengaliran gas pada jalur pipa gas PKG Looping dan jalur pipa gas Porong-Grati. Perusahaan ini juga mulai mengoperasikan jalur pipa gas Grissik-Pusri secara penuh. Pada tanggal 28 Desember 2018, Pertamina resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PGN, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding gas di lingkungan Pertamina. Pada tahun 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan jalur pipa gas Duri-Dumai secara penuh dan mulai membangun jalur pipa gas distribusi Kuala Tanjung.[3][4] Pada tanggal 21 April 2022, perusahaan ini meneken nota kesepahaman dengan PT Jababeka Infrastruktur untuk bersama-sama mengkaji kemungkinan penyediaan pasokan dan infrastruktur gas bumi di Kawasan Industri Jababeka.[5]

Referensi sunting

  1. ^ "Dewan Direksi". PT Pertamina Gas. Diakses tanggal 21 Desember 2021. 
  2. ^ "Dewan Direksi". PT Pertamina Gas. Diakses tanggal 21 Desember 2021. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2019" (PDF). PT Pertamina Gas. Diakses tanggal 21 Desember 2021. 
  4. ^ a b "Tentang Perusahaan". PT Pertamina Gas. Diakses tanggal 21 Desember 2021. 
  5. ^ Agung, Filemon (21 April 2022). "Pertagas akan Pasok Gas Bumi ke Kawasan Industri Jababeka". Kontan. Diakses tanggal 13 Mei 2022.