Made Tri Ari Penia Kresnowati

Lektor Kepala pada Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung


Made Tri Ari Penia Kresnowati (lahir 5 Mei 1977) adalah seorang rekayasawan di bidang teknik bioproses. Dia terkenal karena penemuannya tentang pengembangan bioreaktor untuk sel punca. Saat ini dia merupakan dosen di Teknik Pangan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jabatan lektor kepala.[1] Dia memenangkan penghargaan tingkat nasional seperti Anugerah IPTEK pada tahun 2012 dan pemenang UNESCO-L’Oreal International Fellowships pada tahun 2008.

Kehidupan Pribadi dan Pendidikan

sunting

Kresnowati lahir di Bandung pada tanggal 5 Mei 1997 sebagai anak kedua dari dari pasangan Nyoman Susila yang merupakan Suku Bali dan Sukardinah yang merupakan Suku Jawa. Ayahnya merupakan seorang Dosen Departemen Matematika di ITB dan ibunya merupakan seorang dosen di Universitas Padjajaran.[2] Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung pada tahun 1995, dia kuliah di Jurusan Teknik Kimia dengan spesialisasi Teknik Bioproses di ITB. Selama kuliah, dia sempat magang di Perusahaan Indomiwon dan menjadi bendahara di Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa di ITB . Ia lulus pada tahun 1999 dengan gelar cum laude.[3][4] Dia menikah pada tahun 2000 dengan Wawan Dhewanto yang merupakan Dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB. Pada tahun yang sama, Kresnowati mendapatkan beasiswa StuNed di Belanda dengan mengambil studi magister Teknik Biokimia di Universitas Teknologi Delft dan lulus pada tahun 2002.[2] Dia langsung melanjutkan studi doktoral di universitas yang sama dan lulus pada tahun 2007 [5] dengan disertasi berjudul "Stimulus response methodology for quantitative model development of central carbon metabolism in Sacchromyces cerevisiae".[6] Dia menjadi dosen termuda yang meraih gelar Doktor di Departemen Teknik Kimia ITB pada saat itu dengan usia 30 tahun.[2]

Penghargaan

sunting

Pada tanggal 5 Maret 2008, Kresnowati mendapatkan UNESCO-L’Oreal International Fellowships senilai 40.000 dolar di Paris dengan proposalnya yang berjudul "Teknologi Bioproses: Konsepsi Prototip Bioreaktor untuk Pengembangan Sel Punca (Stem Cells)".[7] Kresnowati merupakan pemenang ketiga dari Indonesia setelah Dr. Fenny Dwivany dari ITB pada tahun 2004 dan Dr. Ines Atmosukarto dari Pusat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 2004 .[7] Akantetapi, pada awalnya dia merasa takut karena bekemungkinan akan dicopot dari penghargaan karena tidak bisa mendatangi kegiatan perayaan di Paris karena kelahiran pitranya berselang dua minggu setelah kegiatan perayaan tersebut. Dengan alasan yang kuat, akhirnya Dwivany tetap menerima hadiahnya karena dia beralasan bahwa ingin menyusui anaknya langsung setelah melahirkan. Nantinya, dia akan menyusul suaminya yang sedang mengambil studi doktoral di Departemen Manajemen di Universitas Monash yang berlokasi di Australia.[8] Nantinya, di Monash, Kresnowati akan bekerja sama untuk mengembangkan penelitiannya bersama dengan Australian Stem Cell Centre.[9] Pada tahun 2008, dia mendapatkan Endeavour Research Fellowships di Universitas Monash.[10]

Atas kontribusnya yang dia lakukan saat masih muda, dia pernah menjadi salah satu dari 20 Akademisi TOP Indonesia yang diterbitkan di majalah CAMPUS pada tahun 2011.[11] Dia beberapa kali mendapatkan penghargaan nasional seperti Anugerah IPTEK pada tahun 2012 yang diberikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi untuk kategori penghargaan peneliti wanita bersama dengan Dwivany, Atmosukarto dan Sidrotun Naim.[12] Pada tahun yang sama, dia menerima penghargaan Tokoh Dewi Sartika Masa Kini untuk kategori Tokoh Cendekia dari Aliansi Dewi Sartika Jawa Barat.[13]

Daftar Pustaka

sunting
  1. ^ "Data Dosen". pddikti.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 13 April 2021. 
  2. ^ a b c Nurhayati, Desy (3 April 2008). "I Made Tri Ari Penia Kresnowati: Chasing stem cell knowledge abroad". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 April 2021. (Perlu mendaftar (help)). 
  3. ^ "Penia: Awalnya Cuma Iseng-iseng". Kompas.com. 18 Maret 2008. Diakses tanggal 13 April 2021. 
  4. ^ Sunariyah (10 April 2017). Hatta, Raden Trimutia; Sunariyah, ed. "Made Tri Ari Penia: Perempuan Peneliti dari ITB". Liputan6.com. Diakses tanggal 13 April 2021. 
  5. ^ "Made Tri Ari Penia Kresnowati -". Institut Teknologi Bandung. Diakses tanggal 13 April 2021. 
  6. ^ Kresnowati, Made Tri Ari Penia (2007). Stimulus response methodology for quantitative model development of central carbon metabolism in Saccharomyces cerevisiae. ISBN 978-90-90-21579-2. OCLC 840398015. 
  7. ^ a b "Peneliti Perempuan RI Raih Award Internasional L'Oreal-Unesco". detikcom. 22 Maret 2008. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  8. ^ Dewi, Tiandra (2019). "Agar Sel Punca Happy". Kegunaan Sel Punca Bagi Kelangsungan Kelangsungan Hidup. Tempo Publishing. hlm. 12–14. ISBN 978-623-207-870-3. 
  9. ^ Ocktaviany, Tuty (18 Maret 2008). "Prestasi Internasional Peneliti Perempuan Indonesia". Okezone.com. Diakses tanggal 13 April 2021. 
  10. ^ "2007-2018 Endeavour Scholarship Fellowship Recipients" (PDF). internationaleducation.gov.au. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  11. ^ Witarto, Arief Budi (19 Agustus 2011). "Inilah 20 Akademisi Muda Top". lipi.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 April 2021. 
  12. ^ Siswadi, Anwar (30 Agustus 2012). "Pemerintah Berikan Anugerah Iptek 2012 di Bandung". Tempo.co. Diakses tanggal 14 April 2021. [pranala nonaktif permanen]
  13. ^ Ruslan, Heri (24 Desember 2012). "Istri Cagub Ini Didaulat Jadi "Ibu Jawa Barat"". Republika Online. Diakses tanggal 14 April 2021.