Interaksi sosial asosiatif


Interaksi sosial asosiatif merupakan salah satu bentuk proses interaksi sosial. Proses interaksi sosial asosiatif akan membawa seseorang menuju proses hubungan sosial yang positif di lingkungan masyarakat. Hubungan positif yang dimaksudkan yaitu bersifat mempersatukan dan menghasilkan keteraturan dan dinamika sosial. Kemudian yang dinamakan proses asosiatif yaitu proses yang di dalamnya terdapat realitas sosial anggotanya dalam keadaan harmoni sehingga mengarah pada pola kerja sama yang baik. Oleh karena itu, interaksi sosial asosiatif ini mengarah pada proses keharmonisan dalam suatu hubungan, dengan bentuk kerjasama, upaya untuk penyelesaian konflik, dan upaya mengurangi perbedaan.[1]

Tahapan proses-proses asosiatif sunting

Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi sosial yang bersifat mendekatkan.[1] Interaksi untuk mendekatkan ini dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.

  1. Memulai
  2. Menjajaki
  3. Meningkatkan
  4. Menyatupadukan
  5. Memperlihatkan

Bentuk-bentuk sunting

Interaksi sosial asosiatif terbagi atas empat bentuk, yaitu:

  1. Kerja sama, merupakan suatu usaha yang dilakukan antar individu dalam suatu kelompok atau usaha dalam suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk mencapai tujuan bersama.[2] Kerja sama dapat terbentuk atau dicapai ketika masyarakat menyadari bahwa mereka sama-sama memiliki kepentingan sehingga sepakat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.[3] Kerja sama memiliki bentuk yang dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu kerukunan (gotong-royong), tawar menawar (pelaksanaan perjanjian pertukaran barang/jasa), koopsi (penerimaan unsur baru kepemimpinan), koalisi (kombinasi dua kelompok yang memiliki tujuan), perusahaan patungan (kerja sama dalam proyek-proyek pengusahaan).[4]
  2. Akomodasi , merupakan suatu keadaan di mana terdapat interaksi antar individu atau kelompok yang menyelaraskan peran nilai sosial dan norma sosial yang berlaku dalam ringkup masyarakat.[2] Bentuk akomodasi ini juga digunakan untuk mengurangi, mencegah, mengatasi ketegangan dan kekacauan dalam suatu kelompok masyarakat. Proses akomodasi sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu paksaan, kompromi, mediasi, ajudikasi (peradilan), jalan buntu, toleransi, dan konsiliasi (perdamaian).[1]
  3. Asimilasi, merupakan suatu proses integrasi kelompok sosial yang digunakan untuk mengidentifikasi dirinya dengan kepentingan serta tujuan dalam kelompok.[2] Asimilasi muncul akibat latar belakang kebudayaan berbeda pada individu dalam suatu kelompok masyarakat sehingga seiring berjalannya waktu kebudayaan aslinya akan berubah membentuk kebudayaan baru sebagai budaya campuran. Kemudian, proses asimilasi ditandai dengan usaha mengurangi beberapa perbedaan yang ada, menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi terwujudnya tujuan bersama.[5]
  4. Akulturasi, merupakan suatu proses sosial yang muncul dalam kelompok masyarakat dengan unsur-unsur kebudayaan asing sehingga dengan berjalannya waktu unsur kebudayaan asing tersebut dapat diterima dalam kebudayaan masing-masing individu, tanpa menyebabkan hilangnya ciri khas dari kebudayaan individu atau kelompok masyarakat itu sendiri.[6]

Referensi sunting

  1. ^ a b c Soekanto, Soerjono (2010). Sosiologi : suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. hlm. 64–71. ISBN 979-421-009-9. OCLC 950520043. 
  2. ^ a b c Veplun, Dirk (2013). Dinamika interaksi sosial dan integrasi budaya : antara komunitas migran dan lokal di Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua (edisi ke-1). Jayapura: BPNB PAPUA. hlm. 20. ISBN 978-602-1228-07-4. OCLC 934937924. 
  3. ^ Dany, Haryanto; G. Edwi, Nugrohadi (2011). Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. hlm. 67. ISBN 978-602-8963-24-4. 
  4. ^ Abdulsyani (2007). Sosiologi : skematika, teori dan terapan (edisi ke-3). Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 156. ISBN 979-526-179-7. OCLC 958842448. 
  5. ^ Setiadi, Elly M.; Kolip, Usman (2011). Pengantar sosiologi : pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial: teori, aplikasi dan pemecahannya (edisi ke-1). Jakarta: Kencana. hlm. 81. ISBN 978-602-8730-28-0. OCLC 785374023. 
  6. ^ Ibrahim, Jabal Tarik (2019). Sosiologi Pedesaan. Malang: UMM Press. hlm. 22. ISBN 978-979-796-144-2.