Syarif Husain bin Ali (1856-1931) adalah pemimpin Arab dari Bani Hasyim, dia keturunan ke 37 dari Nabi Islam Muhammad dan merupakan keturunan dari Wangsa Hasyimiyah. Syarif Husain bin Ali diangkat menjadi Gubernur Makkah pada 1908 oleh Kekhalifahan Utsmaniyah dan setelah melakukan Pemberontakan Arab pada 1916, Syarif Husain bin Ali menjadi Raja Hijaz antara 1916-1924. Tujuan dari pemberontakan ini adalah mendirikan negara Arab bersatu yang terbentang dari Alepo di Suriah sampai Aden di Yaman dimana Inggris sudah berjanji untuk mengakuinya.

Husain
Syarif
Syarif Husain pada Desember 1916
Raja Hijaz
Berkuasa10 Juni 1916 – 3 Oktober 1924
PendahuluJabatan dibentuk
PenerusAli
Raja Arab
Berkuasa10 Juni 1916 – 19 Desember 1925
PendahuluJabatan dibentuk
PenerusJabatan dihapus
Syarif dan Emir Mekah
Berkuasa1 November 1908 – 3 Oktober 1924
PendahuluAbdullah Pasha bin Muhammad bin Abdul Muin
PenerusAli
Khalifah (diperdebatkan)
Berkuasa3 Maret 1924 - 19 Desember 1925/4 Juni 1931
PendahuluAbdul Mejid II
PenerusJabatan dihapus
Kelahiran1 Mei 1854
Istanbul, Kesultanan Utsmaniyah
Kematian (umur 77)
Amman, Transyordania
Pemakaman4 Juni 1931
Pasangan
  • Abdiyah Khanum
  • Madiha Khanum
  • Khadija Khanum
  • Adila Khanum
Keturunan
Wangsa
AyahAli Bey bin Muhammad bin Abdul Mu'in
IbuSalha bint Gharam al-Shahar
AgamaSunni Islam[1]

Tiga putra Husain bin Ali menjadi pemimpin di dunia Arab, yaitu Ali sebagai raja Hijaz, Faisal sebagai raja Iraq dan Abdullah sebagai Emir Transyordania. Dua hari setelah pembubaran Kekhalifahan Ustmaniyah di Turki, Syarif Husain bin Ali mendeklarasikan dirinya sebagai Khalifah yang baru, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, setelah Ibnu Saud menyerang dan mengalahkannya pada 1924, sehingga Syarif Husain harus turun tahta Hijaz , menyerahkan kekuasaan pada putranya Ali dari Hejaz serta lari ke Amman, Yordania dimana putranya menjadi Emir disana.

Di Amman, Hussein masih memanggil dirinya khalifah dan berperilaku seperti raja, hal ini membuat Abdullah tidak senang dan mengusirnya ke Aqaba, akhirnya Syarif Husain diasingkan ke Siprus dan tinggal bersama putranya Zaid. Pada 1930 Syarif mengalami cacat karena terserang stroke pada usia 79 tahun.[2] Setelah itu Emir Abdullah memanggil ayahnya kembali ke Amman dan Syarif Husain tinggal di Amman sampai meninggal.

Baik Ali dari Hejaz maupun Ibnu Saud tidak tertarik dengan gelar Khalifah yang disandang sebelumnya oleh Syarif Husain. Syarif Husain meninggal di Amman, Yordania pada tahun 1931.

Keturunan dari Syarif Husain masih memegang kekuasaan di Yordania sampai sekarang dan Irak pada masa kerajaan sampai terbunuhnya Faisal II dari Irak dan Pangeran Mahkota Abd al-Illah bin Ali di tangan kaum republikan yang mendirikan Republik Irak (1958-1968) dan memegang gelar pangeran saja serta aktif di PBB (keturunan Zaid bin Husain).

Keluarga Al Hasyimi Asy Syarif

Marga Al Hasyimi merupakan nisbah kepada keturunan Amir Makkah Syarif Husein bin Ali al Hasyimi.

Syarif Husein bin Ali al Hasyimi adalah Syarif Makkah (Amir Makkah) terakhir ketika Hijaz masih berada di bawah Kekhalifahan Utsmani.

Syarif Husein bin Ali menjadi Amir Makkah pada tahun 1908-1916 M.

Kemudian beliau melepaskan Hijaz dari Turki dan mendirikan Kerajaan Arabiyah Hijaziyah. Beliau menjadi Raja Kerajaan Arabiyah Hijaziyah pada tahun 1916-1924 M.

Selanjutnya, setelah Kekhalifahan Turki Utsmani secara resmi dibubarkan dan berubah menjadi Republik Turki, Syarif Husein bin Ali dibaiat sebagai Khalifah Kaum Muslimin pada 3 Maret 1924 Masehi.

Syarif Husein bin Ali berasal dari Keluarga Al 'Auni, cabang dari Marga Asyraf Al 'Abdali.

Syarif Husein bin Ali masyhur dengan sebutan Syarif Husein bin Ali al 'Abdali ketika menjadi Amir Makkah.

Barulah setelah beliau mendirikan Kerajaan Arabiyah Hijaziyah (Kerajaan Hasyimiyah Hijaz) dengan mengumpulkan baiat dari Asyraf Bani Hasyim di Hijaz,

beliau mengubah gelarnya menjadi Al Hasyimi.

Sebagai tanda bahwa beliau adalah Raja Bani Hasyim di zamannya.

Setelah menjadi Raja Kerajaan Hasyimiyah Hijaz, beliau dan seluruh keturunannya bergelar Al Hasyimi.

Secara nasab, Syarif Husein bin Ali merupakan keturunan ke-38 Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.

Dalam naskah berbahasa Sanskerta, Mahabharata disajikan sebagai cerita berbingkai (cerita di dalam cerita), dengan tiga narator: Ugrasrawa, Wesampayana, dan Sanjaya. Dari narasi Ugrasrawa disampaikan bahwa kisah Mahabharata pernah dituturkan oleh Wesampayana kepada Maharaja Janamejaya dari Hastinapura. Pada awalnya, sang maharaja gagal mengadakan upacara pengorbanan ular. Untuk melipur duka sang maharaja, murid Byasa yang bernama Wesampayana diminta untuk menuturkan kisah kejayaan leluhur sang maharaja, yaitu raja-raja India Kuno yang berada dalam satu garis keturunan, di antaranya: Pururawa, Yayati, Puru, Bharata, dan Kuru.

Cerita utama Mahabharata berpusat pada riwayat seratus Korawa dan lima Pandawa yang merupakan keturunan raja-raja tersebut di atas, dengan konflik utama yaitu perang saudara di Kurukshetra. Baik Korawa maupun Pandawa merupakan dua kelompok pangeran dari Dinasti Kuru yang tinggal di keraton Hastinapura, India Utara. Korawa merupakan putra-putra Dretarastra, sedangkan Pandawa merupakan putra-putra Pandu, adik Dretarastra. Meskipun Korawa merupakan putra-putra keturunan Kuru yang lebih tua, tetapi usia mereka semua—termasuk Duryodana, Korawa sulung—lebih muda daripada Yudistira, Pandawa sulung. Baik Duryodana maupun Yudistira mengeklaim sebagai pewaris takhta yang pertama. Pertikaian memuncak menjadi sebuah perang di Kurukshetra, yang dimenangkan oleh pihak Pandawa.

Kisah Mahabharata diakhiri dengan wafatnya Kresna, kehancuran klan-klan Yadawa, dan diangkatnya para Pandawa ke surga. Peristiwa tersebut juga diyakini dalam kepercayaan Hindu sebagai permulaan zaman Kaliyuga, yaitu zaman peradaban manusia yang keempat sekaligus terakhir; zaman ketika nilai-nilai yang mulia dan berharga mulai luntur, dan orang-orang cenderung berlaku dengan mengabaikan kebenaran, moralitas, dan kejujuran.Nasab lengkap Syarif Husein bin Ali :

• Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau berputra 2 orang :

1. 'Ali (1941)

2. 'Ashim (1948)

• Raja Ghazi bin Faishal al Awwal bin Syarif Husein.

Berputra satu orang bernama Faishal ats Tsani (Faishal II).

Faishal II meninggal dalam tragedi kudeta militer di Iraq yang menyebabkan Iraq berubah menjadi Republik.

Raja Faishal II meninggal dalam keadaan belum menikah.

• Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.

Beliau berputra 4 orang :

1. Zaid (1964)

2. Mir'ad (1965)

3. Faras

4. Faishal

KETURUNAN KE-41 RASULULLAH

• Raja Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Berputra 5 orang :

1. Raja Abdullah ats Tsani (1962)

2. Faishal (1963)

3. Ali (1975)

4. Hamzah (1980)

5. Hasyim (1981)

• Muhammad bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Berputra 2 orang :

1. Thalal (1965).

2. Ghazi (1966).

• Hasan bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Berputra 1 orang :

1. Rasyad.

• 'Ali bin Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Berputra 2 orang :

1. Muhammad Abbas (1973).

2. Ja'far (2007).

• 'Ashim bin Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Berputra satu orang :

1. Nayif (1998).

• Zaid bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 3 anak. Namun saya tidak tau siapa-siapa namanya.

• Mir'ad bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 2 putra.

1. Rakan (1995)

2. Ja'far (2002)

• Faras bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 1 orang putra :

1. Hasyim

• Faishal bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 1 orang putra :

1. Husein (2013)

KETURUNAN KE-42 RASULULLAH

• Raja Abdullah ats Tsani bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 2 orang putra :

1. Pangeran Mahkota, Husein (1994)

2. Hasyim (2005)

• Faishal  bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 1 putra :

1. Umar (1993)

• Ali bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 1 putra :

1. Abdullah (2004)

• Hamzah bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 2 putra :

1. Husein (2019)

2. Muhammad (2022)

• Hasyim bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 2 putra.

1. Husein (2015)

2. Hasan (2019)

• Thalal bin Muhammad bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 2 putra :

1. Husein (1999)

2. Muhammad (2001)

• Ghazi bin Muhammad bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Beliau memiliki 1 orang putra :

1. Abdullah (2001)

• Rasyad bin Hasan bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.

Mereka semua inilah yang memiliki gelar marga Al Hasyimi, yakni keturunan Amirul Mu'minin Syarif Husein bin Ali al Hasyimi.

Mereka adalah para Keluarga Kerajaan Hasyimiyah Yordania. Tinggal di wilayah Kerajaan Yordania.

Dan sejauh ini belum ada seorang bermarga Al Hasyimi yang tinggal di luar Yordania.

Keluarga Besar Kerajaan Hasyimiyah Yordania

Dzurriyah Amirul Mu'minin Asy Syarif Husein bin 'Ali al Hasyimi al 'Auni al 'Abdali asy Syarif al Hasani.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "IRAQ – Resurgence In The Shiite World – Part 8 – Jordan & The Hashemite Factors". APS Diplomat Redrawing the Islamic Map. 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2012. 
  2. ^ https://books.google.com/?id=QSbeuVXQRUoC&pg=PT66&dq=sharif+hussein+cyprus#v=onepage&q=sharif%20hussein%20cyprus&f=false