Harga saham

harga saham

Harga saham adalah harga yang ditetapkan kepada suatu perusahaan bagi pihak lain yang ingin memiliki hak kepemilikan saham. Nilai harga saham selalu berubah-ubah setiap waktu. Besaran nilai harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang terjadi antara penjual dan pembeli saham.[1] Kenaikan dan penurunan harga saham di pasar modal berbanding lurus dengan kinerja suatu perusahaan. Informasi tentang harga saham suatu perusahaan dapat diketahui pada suatu bursa efek.[2] Harga saham menentukan kekayaan pemegang saham sehingga informasinya menjadi penting bagi para investor dalam pasar modal.[3] Informasi harga saham dibedakan menjadi informasi lemah, informasi setengah kuat dan informasi kuat.[4] Harga saham dapat ditentukan menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal.[1] Faktor yang menentukan nilai harga saham dalam analisa yaitu laba per lembar saham, rasio laba terhadap harga per lembar saham, rasio tingkat penggunaan utang, dan penilaian pasar atas kinerja perusahaan.[5] Selain itu, nilai harga saham juga dapat diketahui melalui tingkat bunga bebas risiko yang diperoleh melalui perbadingan antara tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian kebrlangsungan kegiatan dalam perusahaan.[6]

Penentuan harga

sunting

Analisis fundamental

sunting

Harga saham dapat dilakukan dengan melakukan analisa secara fundamental. Caranya adalah dengan mengamati faktor-faktor ekonomi makro, faktor keuangan dan faktor manajemen perusahaan.[7] Investor menggunakan analisis rasio finansial untuk menganalisis perusahaan dengan cara membandingkannya dengan rasio finansial perusahan yang sejenis. Ini mempercepat dan mempermudah pengambilan keputusan tentang harga saham.[8]

Analisis teknikal

sunting

Harga saham dengan analisis teknikal diperoleh melalui penggunaan data-data statistik. Data diperoleh dari aktifitas perdagangan saham yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi saham.[6]

Faktor-faktor yang mempengaruhi

sunting

Laba per lembar saham

sunting

Laba per lembar saham digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan dalam pembelian saham. Melalui laba per lembar saham, suatu perusahaan dapat diketahui tingkat keberhasilannya dalam memperoleh keuntungan bagi para pemilik sahamnya. Harga saham berbanding lurus dengan tingkat laba per lembar saham. Peningkatan laba per lembar saham akan meningkatkan investasi oleh para investor yang kemudian meningkatkan harga saham.[9]

Rasio laba per lembar saham

sunting

Rasio laba per lembar saham digunakan untuk menentukan biaya yang harus dikeluarkan oleh investor untuk memperoleh keuntungan yang sebanding. Harga saham secara relatif ditentukan oleh rasio laba per lembar saham.[9]

Rasio harga terhadap nilai buku saham

sunting

Rasio harga terhadap nilai buku saham diperoleh melalui perbandingan antara kapitalisasi pasar dan nilai buku saham. Harga saham berbanding lurus dengan rasio harga terhadap nilai buku saham. Melalui rasio ini, akan diketahui besarnya peluang suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan melalui modal investasi. Selain itu, rasio ini juga akan menentukan kondisi keuangan suatu perusahaan.[4]

Rasio penggunaan utang

sunting

Harga saham dipengaruhi oleh rasio penggunaan utang. Semakin tinggi rasio penggunaan utang maka harga saham semakin rendah. Ini berkaitan dengan kewajiban suatu perusahaan untuk membayar utang dalam jangka panjang. Pelunasan utang akan mengurangi keuntungan dari para investor yang melakukan investasi dengan membeli saham suatu perusahaan. Tingginya penggunaan utang membuat penurunan permintaan pembelian saham oleh investor sekaligus penurunan harga saham.[10]

Penilaian pasar atas kinerja perusahan

sunting

Investor menjadikan informasi tentang kinerja perusahaan sebagai landasan untuk membeli saham. Peningkatan kinerja perusahaan turut meningkatan permintaan ppembelian saham oleh investor.[11]. Manajemen perusahaan yang mampu menciptakan nilai keuntungan bagi para investornya, maka pasar akan menghargai perusahaan tersebut melebihi nilai modal yang diinvestasikan. Peningkatan penilaian pasar secara positif akan meningkatkan harga saham.[10] Kinerja perusahaan dapat diwakili dengan laporan keuangannya. Harga saham akan meningkat jika publikasi laporan keuangan suatu perusahaan dilakukan secara rutin dengan informasi yang menunjukkan peningkatan laba.[12]

Informasi saham

sunting

Informasi saham terbagi menjadi tiga yaitu harga saham masa lalu, informasi yang tersedia bagi publik, dan informasi yang tersedia untuk publik maupun milik perusahaan. Informasi saham yang hanya berupa data-data lama akan memberikan pengaruh yang lemah terhadap perubahan harga saham. Informasi saham yang menampilkan data-data lama dan data-data yang telah dipublikasikan akan memberikan sedikit pengaruh terhadap perubahan harga saham. Perubahan harga saham akan sangat dipengaruhi oleh informasi yang menampilkan data lama, data terkini dan data yang bersifat privat bagi perusahaan secara bersamaan.[4]

Pertumbuhan aset

sunting

Pertumbuhan aset akan meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi. Bertambahnya aset akan meningkatkan kegiatan perusahaan sehingga ada jaminan keamanan dan pengembalian atas dana hasil investasi. Perrtumbuhan aset mewakili pertumbuhan keuntungan sehingga harga saham juga meningkat seiring dengan pertumbuhan ini.[13]

Pengembalian ekuitas

sunting

Pengembalian ekuitas menunjukkan tingkat pengelolaan modal yang tepat sasaran dan tepat guna. Pengelolaan modal mewakili kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Tingkat pengembalian ekuitas berbanding lurus dengan tingkat harga saham.[14]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Linanda dan Afriyenis 2018, hlm. 137.
  2. ^ Linanda dan Afriyenis 2018, hlm. 135-136.
  3. ^ Oktavia dan Nugraha 2018, hlm. 414.
  4. ^ a b c Sulia 2017, hlm. 130.
  5. ^ Umayah, Darna, dan Basari 2019, hlm. 178.
  6. ^ a b Rahmadewi dan Abundanti 2018, hlm. 2108.
  7. ^ Rahmadewi dan Abundanti 2018, hlm. 2107-2108.
  8. ^ Efrizon 2019, hlm. 250-251.
  9. ^ a b Umayah, Darna, dan Basari 2019, hlm. 182.
  10. ^ a b Umayah, Darna, dan Basari 2019, hlm. 183.
  11. ^ Efrizon 2019, hlm. 250.
  12. ^ Oktavia dan Nugraha 2018, hlm. 415.
  13. ^ Sulia 2017, hlm. 131.
  14. ^ Sulia 2017, hlm. 131-132.

Daftar pustaka

sunting
  1. Efrizon (2019). "Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif Periode 2013-2017". Jurnal Akuntansi Aktual. 6 (1): 250–260. doi:10.17977/um004v5i32019p250. ISSN 2580-1015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-11. Diakses tanggal 2020-10-10. 
  2. Linanda, R., dan Afriyenis, W. (2018). "Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Harga Saham". Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 3 (1): 135–144. ISSN 2528-4274. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-21. Diakses tanggal 2020-10-10. 
  3. Oktavia, I., dan Nugraha, K.G.S. (2018). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham". Prosiding Seminar Nasional Manajemen dan Bisnis ke-3. Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember: 414–422. ISBN 978-602-5617-67-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-31. Diakses tanggal 2020-10-10. 
  4. Rahmadewi, P.W., dan Abundanti, N. (2018). "Pengaruh EPS, PER, CR, DAN ROE Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia". E-Jurnal Manajemen. 7 (4): 2106–2133. doi:10.24843/EJMUNUD.2018.v07.i04.p14. ISSN 2302-8912. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-17. Diakses tanggal 2020-10-10. 
  5. Sulia (Oktober 2017). "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. 7 (2): 129–140. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-20. Diakses tanggal 2020-10-10. 
  6. Umayah, R., Darna, N., dan Basari, M.A. (Desember 2019). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham (Suatu Studi pada PT. Telkom Indonesia, Tbk yang Terdaftar di BEI Periode 2007- 2017)". Businees Management and Entrepreneurship Journal. 1 (4): 178–192. ISSN 2684-8740. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-15. Diakses tanggal 2020-10-10.