Habil
Habil adalah putra kedua Adam dan Hawa dari kelahiran sepasang anak kembar yang kedua. Pengisahan Habil di dalam Al-Qur'an disebutkan dalam Surah Al-Ma'idah bersama dengan pengisahan saudaranya yaitu Qabil. Habil dan Qabil terlibat perselisihan akibat perintah pernikahan yang diberlakukan oleh Allah pada masa kenabian Adam. Karena perselisihan ini, mereka berdua diminta berkurban dan akhirnya kurban Habil yang diterima. Penolakan kurban Qabil berujung kepada pembunuhan Habil dan penguburan jenazahnya oleh Qabil.
Kelahiran
suntingDalam sebuah hadis lemah atau dianggap sebagai kisah Israiliyat, dijelaskan bahwa Habil merupakan anak dari Adam dan Hawa yang dilahirkan secara kembar. Hawa dinyatakan dalam hadis ini, selalu melahirkan sepasang anak kembar. Habil dalam hadis ini merupakan anak dari kelahiran sepasang anak kembar kedua. Kelahiran Habil setelah kelahiran Qabil dan Iklimah yang merupakan anak dari kelahiran sepasang anak kembar pertama. Kelahiran Habil terjadi di Bumi.[1] Habil memiliki seorang adik kembar perempuan bernama Labuda.[2]
Pengisahan
suntingPengisahan Habil bersama Habil merupakan salah satu pokok pengisahan di dalam Surah Al-Ma'idah.[3] Pengisahan Habil dilakukan oleh Muhammad sebagai perintah dari Allah kepadanya. Perintah pengisahan dan pengisahannya sendiri dinyatakan dalam Surah Al-Maidah ayat 27–31.[4]
Syariat Islam atas pernikahan
suntingPada masa kenabian Adam, perkawinan silang menjadi syariat yang ditetapkan oleh Allah. Syariat ini kemudian disampaikan oleh Adam kepada kedua putranya yakni Qabil dan Habil.[5] Qabil diperintahkan untuk menikahi dengan saudara perempuan Habil yaitu Labuda. Sedangkan Habil diperintah untuk menikah dengan saudara perempuan Qabil yaitu Iqlima. Qabil menolak ketentuan Allah ini dengan alasan bahwa Labuda kurang cantik.[6] Qabil ingin menikahi saudari kembarnya sendiri yaitu Iqlima karena ia adalah seorang perempuan yang cantik jelita.[7]
Penerimaan kurban oleh Allah
suntingDalam awal pengisahan pada Surah Al-Maidah ayat 27–31, disebutkan bahwa Habil dan Qabil diperintah untuk mempersembahkan kurban kepada Allah.[4] Perintah berkurban ini diberikan setelah Adam menerima petunjuk dari Allah.[8] Tujuan kurban untuk menyelesaikan perselisihan mereka tentang perkawinan yang telah disetujui oleh Habil dan Qabil dengan pengambilan keputusan diserahkan kepada Allah.[9] Siapapun yang kurbannya diterima oleh Allah, maka hak untuk menikahi Iqlima akan diberikan kepadanya.[10]
Habil mempersembahkan kurban berupa seekor kambing yang gemuk, sedangkan Qabil mempersembahkan seikat hasil panen berupa tanaman yang buruk.[7] Setelah keduanya mempersembahkan kurban, Allah menerima kurban dari Habil dan menolak kurban dari Qabil.[4] Tanda penerimaan kurban Habil ialah persembahannya tersambar oleh api, sedangkan tanda ditolaknya kurban Qabil adalah tidak terjadi apapun pada persembahannya.[7]
Kematian
suntingPembunuhan oleh Qabil
suntingPada Surah Al-Ma'idah ayat 27–30 dikisahkan bahwa setelah kejadian penerimaan kurban Habil dan penolakan kurban Qabil, Qabil menyatakan akan membunuh Habil.[11] Namun Habil berkata bahwa ia tidak akan melawan upaya pembunuhan Qabil meskipun Qabil mencoba membunuhnya.[12] Qabil yang mengikuti hawa nafsunya kemudian membunuh Habil dengan menggunakan tangannya.[11] Habil mati karena pembunuhan dengan kekerasan fisik yang dilakukan oleh Qabil.[13] Kematian Habil karena dibunuh oleh Qabil, menjadi kisah dan contoh pembunuhan pertama yang dilakukan oleh manusia.[14]
Penguburan oleh Qabil
suntingDalam Surah Al-Ma'idah ayat 31, dikisahkan tentang penguburan jenazah Habil oleh Qabil. Qabil melihat perkelahian antara dua ekor burung gagak yang menyebabkan salah satunya mati. Burung yang masih hidup kemudian menggali tanah untuk membuat lubang. Setelah itu, burung gagak yang masih hidup menguburkan mayat burung gagak yang mati.[15]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Hadi 2021, hlm. 92.
- ^ Hadi 2021, hlm. 48.
- ^ Departemen Agama Republik Indonesia 2011, hlm. 347.
- ^ a b c Katsir 2015, hlm. 92-93.
- ^ Rahman 2015, hlm. 14-15.
- ^ Pamungkas, Jati (Juni 2022). Dahlila F., Atika (ed.). Pagarisme Bangsa Arab Pra-Islam (PDF). Kediri: CV. Cakrawala Satria Mandiri. hlm. 12. ISBN 978-623-5850-08-5. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b c Katsir 2015, hlm. 93.
- ^ Liem, Koko (2012). Budiana, NS. (ed.). The Power of Husnuz Zhan: Berbaik Sangkalah maka Hidupmu Barokah. Jakarta: Raih Asa Sukses. hlm. 48. ISBN 978-979-013-178-1. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ LPMAQ dan LIPI 2012, hlm. 46.
- ^ Hasan, Abdur Rokhim (2020). Qowa'id At-Tafsir: Qa'idah-qa'idah Tafsir Al-Qur'an. Alumni PTIQ. hlm. 156. ISBN 978-786-2393-20-4. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b Nur 2014, hlm. 52.
- ^ Departemen Agama Republik Indonesia 2011, hlm. 385.
- ^ Nur 2014, hlm. 51-52.
- ^ Suteja (2009). Pendidikan Perspektif Al-Qur'an: Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (PDF). Cirebon: Pangger Press. hlm. 281. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Hadi 2021, hlm. 55.
Daftar pustaka
sunting- Departemen Agama Republik Indonesia (2011). Al-Qur'an dan Tafsirnya: Edisi yang Disempurnakan Jilid II (PDF). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia. ISBN 979-3843-03-9. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Hadi, Syofyan (2021). Dzawafi, Agus Ali (ed.). Tafsir Qashashi Jilid 1: Nabi Adam as, Nabi Idris as, Nabi Nuh as, Nabi Hud as, Nabi Shaleh as, Nabi Ibrahim as dan Nabi Luth as (PDF). Serang: Penerbit A-Empat. ISBN 978-623-6289-07-5. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Katsir, Ibnu (2015). Novianti, Rica (ed.). Kisah Para Nabi: Kisah 31 Nabi dari Adam hingga Isa [Qashashul Anbiya] (PDF). Diterjemahkan oleh Mujtahid, Umar. Jakarta: Ummul Qura. ISBN 978-602-7637-09-2. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMAQ) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (2012). Kisah Para Nabi Pra-Ibrahim dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains (PDF). Jakarta Timur: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. ISBN 978-602-9306-17-0. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Nur, Maizuddin M. (2014). Yahya, Agusni (ed.). Perspektif Al-Qur'an tentang Manusia dan Kezaliman (PDF). Banda Aceh: Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. ISBN 978-602-1216-09-5. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Rahman, Kaserun AS (2015). 40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-Makhluk Allah. Tangerang: Penerbit Lentera Hati. ISBN 978-602-7720-33-6. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)