Gereja Santo Laurensius, Alam Sutera
Gereja Santo Laurensius adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Tangerang Selatan, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Alam Sutera. Gereja Santo Laurensius dinamai menurut Laurensius, seorang diakon dan martir dalam Gereja Katolik Roma. Gereja ini berada dalam reksa pastoral para imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta.
Gereja Santo Laurensius | |
---|---|
Gereja Santo Laurensius, Paroki Alam Sutera | |
Koordinat: 6°14′28.2300″S 106°39′30.6612″E / 6.241175000°S 106.658517000°E | |
Lokasi | Jalan Sutera Utama Nomor 2, Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten 15334 |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Situs web | www |
Sejarah | |
Dedikasi | Santo Laurensius |
Tanggal konsekrasi | 21 Mei 2009 |
Arsitektur | |
Status | Paroki |
Status fungsional | Aktif |
Arsitek | Jacob Gatot Surarjo dan PT Arga Calista Disain[1] |
Gaya | Neo-gotik |
Peletakan batu pertama | 10 September 2005 |
Administrasi | |
Paroki | Alam Sutera |
Dekenat | Tangerang II |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Klerus | |
Jumlah Imam | 5 |
Imam yang bertugas | R.D. Yohanes Hadi Suryono |
Sejarah
suntingUmat yang tinggal di wilayah Alam Sutera dan Gading Serpong di selatan Kabupaten Tangerang, pada awalnya merupakan bagian dari Gereja Santa Monika, Serpong. Namun, karena perkembangan yang pesat di wilayah tersebut, Gereja Santa Monika mulai mengalami kepadatan dalam menampung umat. Maka, kebutuhan akan gedung gereja baru mulai direncanakan pada tahun 2004 melalui kerja sama antara Paroki Serpong, pengembang Alam Sutera, dan Keuskupan Agung Jakarta.[2]
Izin dari Bupati Tangerang diterbitkan pada 6 Mei 2005, diikuti dengan terbitnya izin mendirikan bangunan pada 31 Mei 2005. Peletakan batu pertama berlangsung pada 10 September 2005. Pada saat itu, Keuskupan Agung Jakarta memberi tugas kepada R.P. Antonius Suprapto, SS.CC., untuk merintis pembangunan gereja ini. Gereja kemudian diserahkan dalam reksa pastoral Ordo Salib Suci (OSC), ditandai dengan pembentukan dewan stasi pada 18 Februari 2007 serta penunjukan R.P. Donatus Manalu, O.S.C., sebagai pastor stasi. Proses penutupan atap gereja (topping off) berlangsung pada 22 Juli 2007.[3] Umat mulai melaksanakan peribadatan di Sekolah Santa Laurensia sejak November 2007, termasuk perayaan Malam Natal yang pertama kali dilaksanakan di aula gereja pada tahun tersebut.[2]
Setelah pembangunan selama empat tahun, Gereja Santo Laurensius diresmikan dan diberkati oleh Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. pada 21 Mei 2009, bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Fasilitas pendukung gereja berupa pastoran diberkati pada tahun 2011 oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo. Pada tahun yang sama, Gua Maria Penuh Rahmat diberkati pada 14 Agustus, bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Kemudian, Uskup Agung Suharyo meningkatkan status Alam Sutera dari stasi menjadi paroki pada 15 Januari 2012 dan menjadi paroki ke-62 dalam Keuskupan Agung Jakarta.[4][5]
Beberapa fasilitas lain kemudian dibangun, seperti gedung karya pastoral yang selesai pada tahun 2014. Pada 28 Desember 2014, reksa pastoral Paroki Alam Sutera diserahkan kepada para imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta. Patung Santo Laurensius dibuat dan ditempatkan di plaza gereja, yang lalu diberkati oleh Uskup Agung Suharyo pada 14 Agustus 2016. Fasilitas lainnya termasuk ruang adorasi, patung sejumlah malaikat kudus, dan Patung Yesus Tunawisma juga dibangun.[2]
-
Patung Santo Laurensius
-
Patung Malaikat Mikael
-
Patung Malaikat Gabriel
-
Patung Malaikat Rafael
-
Patung Yesus Tunawisma
Pada 10 November 2024, Gereja Santo Laurensius menyelenggarakan Misa bersama Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminaris (GOTAUS) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yang dihadiri sejumlah uskup dari berbagai daerah di Indonesia. Misa juga diadakan di Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading.
Pemekaran
suntingSejak pertengahan tahun 2010, mulai terdapat rencana untuk mendirikan gereja di kawasan Gading Serpong.[3] Pada 18 November 2021, berlangsung peletakkan batu pertama Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading yang terletak di kawasan Gading Serpong.
Bangunan
suntingGereja Santo Laurensius menerapkan arsitektur gotik pada periode neo-gotik. Hal ini tidak hanya terlihat dari bagian luar gereja saja, tapi juga pada bagian dalam gereja.[6][1] Gereja Santo Laurensius dibangun di atas lahan seluas 10.776 meter persegi dan dengan luas lantai 2.819 meter persegi.[1]
Panti imam memiliki bentuk poligonal patah-patah. Bagian tengah gereja yang digunakan sebagai lokasi umat duduk, memiliki bentuk yang simetri pada bagian kiri dan kanannya. Pada bagian tengah gereja terdapat 12 kolom yang melambangkan 12 rasul Yesus. Panti paduan suara terletak di sisi kanan trancept (lengan) gereja. Pada masing-masing lengan gedung gereja, terdapat tangga yang menghubungkan dengan balkon. Pada bagian belakang gereja terdapat sebuah ruangan yang dikhususkan bagi balita. Pada bagian belakang gereja yang merupakan pintu utama terdapat sebuah patung pieta. Selain itu terdapat ruang pengakuan dosa dan tangga yang digunakan untuk menuju ke balkon.[1]
-
Balkon gereja
-
Tampak dalam
-
Panti imam
-
Pieta di pintu utama
-
Patung Bunda Maria
-
Patung Santo Yosef
Imam
suntingPer Januari 2024, terdapat lima imam yang bertugas di paroki ini.
- R.D. Yohanes Hadi Suryono (Pastor Kepala Paroki)
- R.D. Victorius Rudy Hartono (Pastor Rekan)
- R.D. Vinsensius Rosihan Arifin (Pastor Rekan)
- R.D. Bonifasius Lumintang (Pastor Rekan)
- R.D. Ignasius Wahyudi Paweling (Pastor Rekan)
Peribadatan
suntingGereja Santo Laurensius menyelenggarakan misa harian pada pagi hari. Perayaan Ekaristi mingguan juga diselenggarakan pada Sabtu sore dan pada hari Minggu. Total terdapat enam perayaan ekaristi mingguan. Misa Jumat Pertama juga dilaksanakan pada setiap awal bulan pada pagi, siang, dan sore hari. Gereja ini juga melaksanakan perayaan ekaristi dalam Bahasa Inggris pada Sabtu pertama dan ketiga.
Film
suntingGereja Santo Laurensius menjadi lokasi pengambilan gambar (shooting) sejumlah bagian dalam film Kuasa Gelap.[7]
Galeri
sunting-
Tampak luar Gereja Santo Laurensius, 2009
-
Tampak luar Gereja Santo Laurensius, 2022
-
Tampak luar Gereja Santo Laurensius, 2024
-
Plakat peresmian
-
Plakat pembangunan
Referensi
sunting- ^ a b c d Hermawati, Sisilia; Aly, C. Sudianto; Hans Y. S, Jonathan (2018). "The Application of Gothic Architecture on Santo Laurensius Church Alam Sutra, Serpong". Riset Arsitektur. 2.
- ^ a b c "Sejarah Paroki". Paroki Alam Sutera Gereja Santo Laurensius. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ a b "Sejarah Paroki Alam Sutera, Serpong Utara: Gereja Santo Laurensius sebagai Paroki ke-62 di Keuskupan Agung Jakarta". 15 Januari 2007. Diakses tanggal 11 November 2024.[butuh sumber yang lebih baik]
- ^ "Paroki Baru ke-62 di KAJ: Gereja Santo Laurensius Alam Sutera". Sesawi.net. 15 Januari 2012. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ "Paroki Santo Laurensius (Alam Sutera)". Gereja Trinitas Paroki Cengkareng. 31 Januari 2012. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ Hermawati, Sisilia (2017). "Penerapan elemen arsitektur gothic pada Gereja Santo Laurensius di Alam Sutera, Serpong". Universitas Katolik Parahyangan.
- ^ "Antusiasme Tinggi Fans & Komunitas, Pemain Film 'Kuasa Gelap' Kunjungi Mall @ Alam Sutera". Totabuan.news. 12 Oktober 2024. Diakses tanggal 17 November 2024.
Lihat pula
suntingPranala luar
sunting- Situs web resmi
- Gereja Santo Laurensius, Alam Sutera di Instagram
- "THE ART OF CHURCH - Gereja St. Laurensius, Alam Sutera". 28 Januari 2023.