Ezra 9
(Dialihkan dari Ezra 9:2)
Ezra 9 (disingkat Ezr 9) adalah pasal kesembilan Kitab Ezra dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Memuat riwayat orang-orang yang pulang dari pembuangan ke Babel menurut catatan Ezra. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1] Pasal ini berisi riwayat kedatangan Ezra ke tanah Yehuda pada zaman raja Artahsasta.[2]
Ezra 9 | |
---|---|
Kitab | Kitab Ezra |
Kategori | Nevi'im |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 15 |
Teks
sunting- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
- Pasal ini dibagi atas 15 ayat.
Struktur
suntingPembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
- Ezra 9:1–4 = Orang Israel berkawin campur dan menyembah berhala
- Ezra 9:5–15 = Ezra mengaku dosa orang-orang Israel dalam doa
Ayat 1
sunting- Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata: "Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori. (TB)[3]
- "Aku": merujuk kepada Ezra. Ketika Ezra tiba di Yerusalem, ia menemukan banyak orang, termasuk para imam, orang Lewi, dan para pejabat, telah menikah dengan wanita yang menyembah dewa-dewa lain serta mengikuti kebiasaan kafir yang menjijikkan dan cemar (Ezra 9:1–2,11). Kawin campur dengan orang yang tidak beriman secara jelas dilarang dalam hukum Musa (Keluaran 34:11–16; Ulangan 7:1–4; bandingkan Mazmur 106:35); Perjanjian Baru juga melarang umat perjanjian Allah yang baru untuk menikahi orang yang tidak percaya (1 Korintus 7:39; bandingkan 2 Korintus 6:14).[4]
Ayat 2
sunting- "Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu." (TB)[5]
- "Bercampurlah benih yang kudus": Panggilan mulia Israel ialah untuk menjadi "bangsa yang kudus" (bandingkan Kel 19:6; Yes 6:13; Mal 2:15).
- 1) Mereka akan menjadi milik Allah yang berharga, mencerminkan kepribadian dan kekudusan-Nya sementara memisahkan diri dari cara-cara amoral orang-orang yang bukan umat-Nya (Ul 7:1–11).
- 2) Orang percaya Perjanjian Baru juga dipanggil untuk hidup terpisah dari dunia (2Kor 6:14–18). Orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan haruslah menjadi "bangsa yang kudus" (1Pet 2:9–12), dikhususkan untuk melaksanakan kehendak dan pekerjaan Bapa. Secara tidak langsung dinyatakan bahwa seorang percaya yang dipimpin Roh akan hidup benar dan terpisah dalam persekutuan dengan Allah (1Kor 6:11), hidup sedemikian rupa sehingga berbeda dengan angkatan yang rusak ini (Kis 2:40); orang demikian akan senantiasa berusaha menggenapi kehendak Allah selaku anak-Nya yang sejati (Rom 8:13–16).[4]
Ayat 3
sunting- Ketika aku mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun. (TB)[6]
- "Aku": merujuk kepada Ezra. Tanggapan Ezra yang sedih dan doanya adalah contoh yang baik sekali dari keprihatinan dan kekhawatiran yang seharusnya dialami oleh semua hamba Allah yang benar ketika menyaksikan umat Allah menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan fasik.
- 1) Ezra terkejut, malu, dan sangat sedih karena kesalahan umat itu (Ezra 9:3–6; lihat 1 Samuel 15:35; Yeremia 9:1–26; 2 Korintus 11:29).
- 2) Ezra memiliki suatu perasaan yang dalam mengenai kemuliaan, kebenaran, dan kasih Tuhan, yang ditolak umat itu (Ezra 9:4,8–10). Ia tidak bisa menerima apa yang sedang dilakukan umat itu (Ezra 9:3,5; 10:1; juga lihat doa Nehemia dalam Nehemia 9:1–38 dan Daniel dalam Daniel 9:1–27).
- 3) Ezra berdoa kepada Allah dalam kerendahan hati dan dengan air mata (Ezra 9:3,5; 10:1).
- 4) Ezra menyatukan dirinya dengan mereka yang didoakan olehnya dengan menyebut "dosa-dosa kami" dan "kejahatan-kejahatan kami" (Ezra 9:6–15); ia merasakan rasa malu dan kesalahan nasional lebih dalam daripada mereka (bandingkan Yesaya 53:12).
- 5) Ezra memahami bahwa kasih karunia dan kemurahan Allah, yang ditunjukkan kepada kaum sisa yang kembali dengan membangkitkan harapan dan visi tentang masa depan, membangun kembali bait Allah dari puing-puing dan memberikan mereka tembok perlindungan, kini diancam oleh ketidaktaatan umat itu kepada firman Allah (Ezra 9:8–15).
- 6) Ezra sangat sadar akan kasih karunia dan kemurahan Allah sehingga mengharapkan akan melihat pengampunan dan pemulihan umat itu (Ezra 9:8–9,12–14).
- 7) Akhirnya, penyesalan Ezra yang dalam menarik perhatian orang lain yang gemetar "karena firman Allah Israel" (Ezra 9:4) dan memahami dampak-dampak merusak dari dosa untuk umat itu dan keluarga mereka (Ezra 9:7,13–15).[4]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ Ezra 9:1 - Sabda.org
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamafulllife
- ^ Ezra 9:2 - Sabda.org
- ^ Ezra 9:3 - Sabda.org
Pranala luar
sunting
- (Indonesia) Teks Ezra 9 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Ezra 9
- (Indonesia) Referensi silang Ezra 9
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Ezra 9
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Ezra 9
- ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.