Ciampea, Bogor

kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat
(Dialihkan dari Ciampea)

Ciampea adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, yang terdiri dari 13 kelurahan/desa.[1] Wilayah ini terkenal pada masa lalu (dengan sebutan lamanya Tjampea) karena adanya ekosistem yang khas berupa perbukitan kapur, serta aneka peninggalan purbakala; kini sebagian wilayah itu termasuk dalam Kecamatan Cibungbulang.

Ciampea
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBogor
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri32.01.15
Kode BPS3201050
Desa/kelurahan13

Pusat Kecamatan Ciampea terletak di Desa Bojongrangkas, di tepi jalan utama Bogor - Jasinga - Tigaraksa (Jalan Nasional Rute 9), dekat percabangan menuju bukit kapur Ciampea. Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan transportasi umum (angkot) dari Terminal Bubulak atau Terminal Laladon di Kota Bogor jurusan ke Ciampea, Leuwiliang, atau Jasinga.

Kantor Kecamatan Ciampea
Pasar Ciampea; dengan Bukit Kapur Ciampea di latar belakang

Wilayah Ciampea merupakan pintu untuk menuju beberapa lokasi wisata seperti Gunung Salak Endah (wisata alam), Bukit Kapur Ciampea (wisata olahraga panjat tebing), dan petilasan purbakala di Ciaruteun (wisata sejarah). Potensi wisata yang dimiliki Kecamatan Ciampea sendiri adalah Kampung Wisata Cinangneng[2] di Desa Cihideung Udik, yang menyediakan atraksi wisata suasana pedesaan, seperti aktivitas menanam dan memanen padi, membajak sawah dan atraksi hiburan kesenian tradisional Sunda bagi wisatawan.

Hamparan bukit kapur Ciampea, difoto dari arah utara.

Sejarah sunting

Pada abad ke-18, tanah–tanah di sekitar Ciampea dan Dramaga dikuasai oleh Willem Vincent Helvetius van Riemsdijk putra Gubernur Jendral Jeremies van Riemsdjik (1775–1777) yang memanfaatkan wilayah tersebut untuk menanam teh, kopi dan tanaman komoditas lainnya. Willem Vincent Helvetius sendiri sejak muda sudah menduduki jabatan yang menguntungkan, antara lain pada usia 17 tahun sudah menjabat sebagai administrator Pulau Onrust, jabatan yang menjadi incaran banyak orang, karena konon sangat “basah” banyak memberi kesempatan untuk memupuk kekayaan. Kedudukan ayahnya sebagai gubernur Jenderal dimanfaatkan dengan sangat baik, sehingga kekayaannya makin berkembang. Dalam perkembangannya, banyak warga pribumi di Ciampea yang menolak keberadaan keluarga van Riemsdijk, yang membuat Pemerintah Belanda pada saat itu menerjunkan pasukan untuk meredam pergolakan.

Kelurahan/desa sunting

  1. Bojong Jengkol
  2. Bojong Rangkas
  3. Benteng
  4. Ciampea Udik
  5. Ciampea
  6. Cibadak
  7. Cibanteng
  8. Cibuntu
  9. Cicadas
  10. Cihideung Ilir
  11. Cihideung Udik
  12. Cinangka
  13. Tegal Waru

Transportasi sunting

Angkutan Kota sunting

  • F04: Cihideung-Caringin PP
  • F04A: BTM-Cihideung PP
  • F05: Bubulak-Leuwiliang PP
  • F11: Leuwiliang-Ciampea PP
  • F12: Ciampea-Bojonggede PP
  • F23: Ciampea-Putat Nutug PP

Referensi sunting

Pranala luar sunting