Batalyon Infanteri 400

Batalyon Infanteri 400/Banteng Raiders, Kodam IV/Diponegoro adalah sebuah batalyon raider TNI Angkatan Darat yang sebelumnya bernama Yonif 401/Banteng Raiders. Batalyon yang sudah ada sejak 23 Maret 1953 ini awalnya adalah Batalyon 454 yang sejak dulu sudah dikenal sebagai satuan elit setingkat pasukan komando (pasukan khusus) di jajaran Kodam IV/Diponegoro. Batalyon 454 pada tahun 1965 mendapat perintah untuk mengikuti HUT ABRI 1965 di Jakarta, tetapi batalyon ini akhirnya berada di tengah simpang siur situasi sejarah Gerakan 30 September.[1]

Batalyon Infanteri 400/Banteng Raiders
Lambang Yonif 400/BR
Dibentuk23 Maret 1953
NegaraIndonesia
CabangInfanteri
Tipe unitRaider
PeranPasukan Pemukul Reaksi Cepat Lintas Medan
Bagian dariKodam IV/Diponegoro
MarkasSemarang, Jawa Tengah
JulukanYonif 400/BR
MotoPantang Mundur
BaretHijau Lumut
MaskotBanteng
Ulang tahun23 Maret

Markas batalyon ini terletak di Jl. Setia Budi Srondol. Tepatnya berada di Pinggir jalan Raya Solo - Semarang, tepatnya di daerah Srondol, Semarang, Jawa Tengah.

Sejarah

sunting

Sejarah Yonif-400 diawali dari Letkol Inf. Ahmad Yani sebagai Komandan Brigade N Sub Teritorium XII dalam menumpas gerakan DI/TII di daerah operasi yang disebut sebagai daerah Gerakan Banteng Nasional (GBN). Pada tanggal 12 Mei 1952 dibentuk satuan kecil dengan tugas menyerang langsung untuk memukul dengan jitu dan menentukan dalam pertempuran terhadapan DI/TII sebagai lawan, serta mengiringi gerak pasukan lain dalam operasi.

Pada tangal 21 mei 1952, berkat kreasi baru dari Letkol Achmad Yani yang merupakan ekperimen dari 2 kompi bergerak secara kesatuan kecil dalam melaksanakan operasi2 membawa suatu keutungan dalam bertempur. Sedangkan 2 kompi tersebut merupakan satuan terpilih dari: Kompi Banteng Raiders-1 di pimpin oleh Kapten Pujadi, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 401/Rajawali pimpinan Kapten Oemarsaid. Kompi Banteng Raiders-II dipimpin oleh Kapten Hadibroto, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 402/Banteng Loreng pimpinan Mayor Soerono. Kedua kompi tersebut dilatih dalam Battle Training Centre (BTC) Bandungan dan Sumowono, Kabupaten Samarang selama 6 minggu (Dasar Skep Pang Terr No. 32/b-4/D III/1952). Karena keberhasilan 2 kompi dalam melaksanakan Operasi Raid. Kemudian berdasarkan Skep Pangter Nomor 56/B-4/TT IV/1952 tanggal 2 agustus 1952, pasukan ini ditambah 2 Kompi yang merupakan prajurit pilihan yaitu: Kompi Banteng Raiders-III di pimpin Kapten Sugiono, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 403/Pendowo pimpinan Mayor Soedarmo.

Kompi Banteng Raiders-IV dipimpin oleh Kapten Idris, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 404/Cocor Merah pimpinan Kapten Purwoto. Atas perintah Pangter IV untuk menambah 1 lagi Kompi Banteng Raiders-V dipimpin oleh Lettu Ali Murtopo, yang diambil dari Batalyon 407/Apris pimpinan Kapten Ngadimin. Kompi Staf/Markas dipimpin oleh Karta Brata merupakan anggota pilihan dari Batalyon 405/Singo Wereng, Batalyon 406, dan Batalyon 407.

Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Terr IV nomor 5/B-4/ADJEN/4/1953 tanggal 23 Maret 1953. Bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERS dengan motto/semboyan “ PANTANG MUNDUR”. Motto ini diberikan oleh Letkol Achmad Yani. Organisasi ini merupakan sandi ROI-I, sedangkan sebagai komandan batalyon (Danyon) pertama yaitu Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng Raiders pertama ini mendapat julukan BR I.

Selanjutnya anggota 431/BR yang di bentuk saat itu di ambil dari anggota-anggota pilihan dari seluruh kesatuan yang ada di daerah Teritorium IV dan langsung di latih serta di gembleng oleh Letkol Achmad Yani. Batalyon pada saat itu bernama BANTENG, karena di dalam melaksanakan operasi penumpasan DI/TII mengunakan gerakan-gerakan taktik nonkonvensional, yakni gerakan-gerakan RAID (taktik ayam alas dan nyudung) dan berhasil sehingga batalyon ini sangat terkenal dengan nama BATALYON BANTENG RAIDERS. Boleh di katakan, Batayon inilah pelopor adanya satuan-satuan Raider yang ada di Indonesia

Peremajaan Batalyon Infanteri 401/Banteng Raiders di mulai pada awal tahun 1958, dengan menyaring kembali anggota BR I sebagai inti, dan tenaga tambahan di ambil dari tamtama remaja yang telah menempuh diklat di Depo 2, selanjutnya di latih BTC Sapta Arga yang berada di Purworejo Generasi ini disebut BR II dengan julukan Si Gudel (Anak Kerbau), karena mayoritas anggota belum pernah operasi. Pada awal tahun 1961, Batalyon banteng Raiders menempuh Kualifikasi Raiders di Bruno dan melanjutkan pendidikan Para, sehingga menjadi Yonif dengan Kualifikasi Para.

Perkembangan satuan

sunting

Sejak berdirinya, Yonif Raider 400/Banteng Raiders mengalami pergantian nama sebagai Berikut:

  • Tanggal 23 Maret 1953 bertempat di Balaikota Tegal diresmikan Batalyon 431/Banteng Raiders dengan motto/semboyan “PANTANG MUNDUR”. Motto/semboyan ini diberikan oleh Letkol Inf. Ahmad Yani. Organisasi ini merupakan sandi ROI-I. Bersamaan upacara tersebut telah di lantik pejabat Wadanyon yang menjabat Kapten Inf. Hardoyo. Batalyon Banteng pertama Ini mendapat julukan BR I.
  • Tanggal 14 Mei 1958. Tentang perubahan menjadi Batalyon BR-II, dislokasi di Purwokerto.
  • Tanggal 30 Oktober 1962 menjadi Batalyon 454/PB-2. Dislokasi Srondol, Semarang.
  • Tanggal 17 Nopember 1965, tentang perubahan menjadi A/PARA. Dislokasi di Srondol, Semarang.
  • Tanggal 07 Februari 1966, Tentang perubahan menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
  • Tanggal 29 Agustus 1970, tentang perubahan nama menjadi Yonif Linud 401/BR (Organik Kostrad). Dislokasi di Srondol, Semarang.
  • Tanggal 10 September 1979. Tentang perubahan nama menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
  • Tanggal 27 februari 1985 menjadi Yonif 401/BR. Dislokasi di Srondol, Semarang.
  • Tanggal 19 April 1985. Tentang perubahan menjadi pasukan pemukul/PPRC Kodam IV/Diponegoro.
  • Tahun 1987 menjadi Pasukan Mobil Kodam (PMK) Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
  • Tanggal 15 Desember 2003, Berdasarkan surat keputusan Kasad No SKEP/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, yonif 401/BR dibekukan. Kemudian diubah menjadi 400/Raiders.
  • Tanggal 2 Juni 2016, terjadi perubahan Nama dari Yonif 400/Raider Berubah Nama menjadi Yonif Raider 400/Banteng Raider.

Organisasi pasukan

sunting

Pada awalnya dilatih sebanyak 2 kompi, yaitu:

  1. Kompi Banteng Raiders I (Kompi BR I) dengan Komandan Kompi Kapten Pujadi. Anggotanya diambil dari Yonif-401/Rajawali pimpinan Kapten Inf Oemar Said.
  2. Kompi Banteng Raiders II (Kompi BR II), dengan Komandan Kompi Kapten Yasir Hadibroto. Anggotanya diambil dari Yonif-402/Banteng Loreng pimpinan Kapten Soerono. Anggot diambilkan masing-masing dari tiap kompi sebanyak 1 peleton.

Kompi BR I dan Kompi BR II dilatih di BTC atau Battle Training Centre di Bandungan Sumowono selama 6 bulan. Setelah itu diujicoba dalam pertempuran menumpas DI/TII.

Pada tanggal 2 Agustus 1952 dibentuk lagi sebanyak 2 kompi, yaitu:

  1. Kompi Banteng Raiders III (Kompi BR III) dengan Komandan Kompi Kapten Soegiyono. Anggotanya diambil dari Yonif-403/Pendowo pimpinan Mayor Soedarno.
  2. K Kompi Kapten Idris. Anggotanya diambil dari Yonif-404/Cocor Merah pimpinan Kapten Prawoto.

Kemudian setelah ada 4 kompi BR tersebut di atas diadakan lagi penambahan:

  1. Kompi Banteng Raiders V (Kompi BR V) dengan Komandan Kompi Letnan Satu Ali Moertopo.
  2. Kompi Staff/Markas dengan anggota dari Yonif-405, Yonif-406, dan Yonif-407.

Maka lengkap terbentuk 5 Kompi Senapan dan 1 Kompi Markas. Pada tanggal 25 Februari 1953 batalyon diresmikan dengan nama Batalyon-431/Banteng Raiders di Balai Kota Tegal oleh Dan Meninf Sub Teritorium XII Letkol Achmad Yani.

Pembentukan raider

sunting

Tanggal 15 Desember 2003, Tentang pembekuan 8 Satuan Yonif pemukul Kodam dan 2 satuan satuan Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 Batalyon Raiders di jajaran TNI-AD termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders diubah menjadi Yonif 400/Raiders Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang. Atas prakarsa KASAD yang waktu itu di jabat Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, untuk membentuk pasukan 10 Batalyon Raiders yang terdiri dari 8 Yonif Pemukul Kodam (PMK) Yaitu : Yonif 100/Raider, Yonif 200/Raider, Yonif 300/Raider, Yonif 400/Raider,Yonif 500/Raider, Yonif 600/Raider, Yonif 700/Raider, Yonif 900/Raider dan 2 Yonif Kostrad yaitu Yonif 323/Raider dan Yonif 412/Raider, pada bulan Juni dilaksanakan latihan Pra-Raider di sekitaran Yonif 400/Raider selama 3 bulan. Dilanjutkan latihan Raider mulai dari Paliyan, Gunung Kidul Komplek, sampai Cilacap. Dan Berdasarkan surat keputusan Kasad no SKEP/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, Yonif 401/Banteng Raider dibekukan. Kemudian di ubah menjadi Yonif 400/Raider Kodam IV/Diponegoro.

Perubahan satuan

sunting

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi meresmikan perubahan nama Yonif 400/Raider menjadi Yonif Raider 400/Banteng Raider di Markas Yonif Raider 400/Banteng Raider, Srondol, Semarang, Jawa Tengah, pada 2 Juni 2016. Pangdam berharap pergantian nama ini menjadi motivasi prajurit Banteng Raider sebagai pasukan andalan Kodam IV/Diponegoro dalam menjalankan tugas penanggulangan teroris, pertempuran jarak dekat dan operasi militer perang maupun non-perang. Batalyon Raider 400/Banteng Raider atau lebih dikenal dengan sebutan BR (Banteng Raider) merupakan salah satu Batalyon Pemukul dari Kodam IV/Diponegoro.[2]

Komandan

sunting
  1. Letkol Inf Ahmad Yani (1951–1953)⭐⭐⭐⭐
  2. Kapten Inf Hardoyo (1953–1954)
  3. Kapten Inf Sugiono (1954–1957)
  4. Kapten Inf Ciptono S (1957–1959)
  5. Mayor Inf Yasir Hadibroto (1959–1960)⭐⭐
  6. Mayor Inf Sahirman (1960–1961)
  7. Mayor Inf Ali Ebram (1961–1963)
  8. Mayor Inf Oentoeng (1963–1964)
  9. Mayor Inf RW. Sukirna (1964–1965)
  10. Mayor Inf Moersidik (1965–1967)
  11. Mayor Inf Rudini (1967–1970)⭐⭐⭐⭐
  12. Mayor Inf Sudarto (1970–1972)
  13. Mayor Inf Sugiyarto (1972–1974)
  14. Mayor Inf Ambar S (1974–1978)
  15. Mayor Inf Martono DH (1978–1980)
  16. Letkol Inf Sulyana HW (1980–1982)
  17. Letkol Inf J. Wahyu (1982–1985)
  18. Letkol Inf Djoko Subroto (1985–1986)⭐⭐
  19. Letkol Inf D. Yusuf L (1986–1988)
  20. Mayor Inf Zaenudin (1988–1988)
  21. Letkol Inf Hardiyanto (1988–1990)
  22. Letkol Inf Supiadin AS (1990–1993)⭐⭐
  23. Letkol Inf Hadi Supeno (1993–1995)
  24. Letkol Inf Harry Purdianto (1995–1997)⭐⭐
  25. Letkol Inf M. Setyo Sularso (1997–1999)⭐⭐⭐
  26. Letkol Inf Sukoso Maksum (1999–2000)⭐
  27. Letkol Inf I Made Agra Sudiantara (2000–2002)⭐⭐
  28. Letkol Inf Joppye Onesimus Wayangkau (2002–2003)⭐⭐⭐
  29. Letkol Inf M. Nur Rahmad, S.IP. (2003–2005)⭐⭐
  30. Letkol Inf Jamarius Ariston Ela (2005–2007)
  31. Letkol Inf Khairuddin Fakhri Siregar (2007–2008)
  32. Letkol Inf Sachono, S.H., M.Si. (2008–2009)⭐
  33. Letkol Inf Widi Prasetijono (2009–2010)⭐⭐⭐
  34. Letkol Inf Harzeni Paine (2010–2011)⭐
  35. Letkol Inf Hery Setiono (2011–2012)
  36. Letkol Inf Lucky Avianto (2012–2012)⭐
  37. Letkol Inf Ferry Irawan (2012–2014)
  38. Letkol Inf Heri Bambang Wahyudi (2014–2016)
  39. Letkol Inf Arfan Johan Wihananto (2016–2019)
  40. Letkol Inf Arief Wicaksana (2019–2020)
  41. Letkol Inf Andreas Yudhi Wibowo (2020–2021)
  42. Letkol Inf Suratman, S.IP. (2021–2022)
  43. Letkol Inf Ely Purwadi, S.IP., M.Ip. (2022–2023)
  44. Letkol Inf Moh. Zainollah, S.Hub.Int. (2023—Sekarang)

Referensi

sunting