Bahasa Tidore
Bahasa Tidore adalah bahasa yang dituturkan oleh Suku Tidore di Maluku Utara, Indonesia.[4] Para penutur dari bahasa ini kebanyakan tinggal di Pulau Tidore, tetapi juga dtuturkan di beberapa daerah tetangga Halmahera.[4] Bahasa Tidore termasuk dalam rumpun bahasa Halmahera Utara, yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Papua Barat, sehingga Bahasa Tidore serta bahasa-bahasa Halmahera Utara lainnya memiliki kaitannya dengan bahasa-bahasa yang ada di Semenanjung Doberai.[5][6]
Bahasa Tidore | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Indonesia | ||||
Wilayah | Maluku Utara, kepulauan Tidore, Maitara, Mare, separuh utara Moti, dan sebagian pesisir barat Halmahera | ||||
Penutur | (Sebagai bahasa ibu: 26,000 per 1981) Sebagai bahasa kedua: 20,000 (1981) | ||||
| |||||
Latin (Alfabet bahasa Indonesia) Jawi (Arab-Melayu)[1][2] | |||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | tvo | ||||
Glottolog | tido1248 [3] | ||||
[[File:{{{map}}}|frameless|upright=1.45]] | |||||
Lua error in Modul:Location_map at line 539: Tidak dapat menemukan definisi peta lokasi yang ditentukan. Baik "Modul:Location map/data/Asia Tenggara" maupun "Templat:Location map Asia Tenggara" tidak ada. | |||||
Koordinat: 0°1′N 127°44′E / 0.017°N 127.733°E | |||||
Bahasa Tidore memiliki kaitan erat dengan bahasa Ternate,[5] sehingga kedua bahasa tersebut dianggap sebagai dialek dari satu bahasa.[7] Baik Ternate maupun Tidore telah tercatat secara tertulis setidaknya sejak akhir abad ke-15,[2] dan sama-sama memiliki tradisi sastra asli.[1]
Fonologi Sunting
Konsonan Sunting
Dwibibir | Rongga gigi | Langit-langit | Langit-langit belakang | Celah suara | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | m | n | ɲ | ŋ | ||
Letup | nirsuara | p | t | c | k | |
bersuara | b | d | ɟ | ɡ | ||
Frikatif | f | s | h | |||
Lateral | l | |||||
Sentuhan | ɾ | |||||
Hampiran | w | j |
Konsonan sentuhan dapat didengar sebagai rongga gigi maupun pasca-rongga gigi [ɾ̠].[8]
Vokal Sunting
Depan | Tengah | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | i | u | |
Setengah terbuka | e | o | |
Terbuka | a |
Referensi Sunting
- ^ a b Warnk, Holger (2010). "The coming of Islam and Moluccan-Malay culture to New Guinea c.1500–1920". Indonesia and the Malay World (dalam bahasa Inggris). 38 (110): 109–134. doi:10.1080/13639811003665454.
- ^ a b Taylor, Paul Michael (1988). "From mantra to mataráa: Opacity and transparency in the language of Tobelo magic and medicine (Halmahera Island, Indonesia)". Social Science & Medicine (dalam bahasa Inggris). 27 (5): 430. doi:10.1016/0277-9536(88)90365-6. PMID 3067356.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Tidore". Glottolog 4.1. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ a b Voorhoeve, C.L. (1988), "The languages of the North Halmaheran stock", Papers in New Guinea linguistics. No. 26, Pacific Linguistics A-76, Canberra: Department of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University, hlm. 181–209, doi:10.15144/PL-A76.181, ISBN 0-85883-370-0, OCLC 220535054
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamae25
- ^ Senft, Gunter; Linguistics, Australian National University Pacific (2008). Serial verb constructions in Austronesian and Papuan languages. Pacific Linguistics, Research School Of Pacific and Asian Studies, Australian National University.
- ^ "Bahasa Ternate". Peta Bahasa. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- ^ Pikkert, Joost J. J. and Cheryl M. (1995). A first look at Tidore phonology. Wyn D. Laidig (ed.), Descriptive studies in languages of Maluku, part II. hlm. 43–70.