Babad Brebes
Babad Brebes tidak bisa dipisahkan dengan sejarah kerajaan-kerajaan zaman dahulu yang berdiri di tanah Jawa dan tanah Sunda, di antaranya Kerajaan Galuh Kawali, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kalingga, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Mataram, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang l yang daerah kakuasaannya juga masuk wilayah Brebes. Babad Brebes juga tidak bisa dipisahkan dengan legenda-legenda dan mitos-mitos Ciung Wanara, Kali Pemali, dan lain-lain.
Serat Kanda
suntingDalam Serat Kanda ada kisah bahwa setelah Kerajaan Majapahit didirikan, Raja Brawijaya (Raden Susuruh) menjemput permaisurinya yang masih ada di Kerajaan Galuh, yang dibantu Arya Bangah yang sedang perang melawan Ciyung Wanara. Saat perang berakhir Arya Bangah mengalami kekalahan, dan diusir sampai wilayah Tugu. Di sini Pasukan Kerajaan Majapahit siap membantu Arya Bangah, tetapi tetap terdesak sampai pinggir Sungai Pemali. Tempat peperangan yang terletak di sekitar Sungai Pemali inilah yang akhirnya dinamakan Brebes.
Genta dan cincin emas
suntingEmpat buah Genta dari Desa Slarang dan Cincin Emas dari Desa Karangmangu dapat dijadikan bukti bahwa sejak zaman Hindu, peradaban sudah ada di wilayah Brebes, sebab pusaka-pusaka tersebut berasal dari peradaban Hindu.
Jaman Kerajaan-Kerajaan
suntingCerita sejarah kerajaan-kerajaan di wilayah Brebes pada umumnya dimulai dari Kerajaan Majapahit (abad XIII). Abad VI atau VII juga ada Kerajaan Galuh Kawali yang wilayah kekuasaannya sampai daerah Banyumas. Kerajaan ini tidak murni mempunyai peradaban Sunda sebab sebagian raja-rajanya berasal dari keturunan Jawa dari Kerajaan Kalingga (Jawa Tengah). Apalagi ada dugaan yang menyebutkan kalau kerajaan ini adalah pindahan dari lereng Gunung Slamet, yang berarti peradaban yang dianut juga bukan peradaban Sunda karena peradaban Sunda berasal dari Kerajaan Tarumanegara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda lalu Kerajaan Pajajaran.
Tahun 732 M, Wangsa Sanjaya membangun Kerajaan Mataram Kuno (Mataram Hindu) yang beribu kota Medhang Kamulan yang pada masa ini dibangun candi-candi Siwa di Pegunungan Dieng, Banjarnegara.
Tahun 750 M, Wangsa Syailendra (Buddha) menguasai Jawa Tengah, akibat pusat-pusat Kerajaan Hindu pindah ke wilayah Jawa Timur.