Arca Durga

benda cagar budaya di Indonesia

Arca Durga adalah arca atau patung batu Dewi Durga tokoh mitologi hindu yang terkenal sangat cantik dan pemberani dan juga merupakan pasangan dari Dewa Siwa, Beliau juga dikenal sebagai Mahisasura Mardini yang artinya penakluk Asura.

Sebagai objek cagar budaya

sunting

Arca Durga banyak ditemukan di candi-candi hindu di Indonesia tetapi baru beberapa arca yang resmi didaftarkan ke sistem registrasi nasional cagar budaya Kemdikbud sampai saat ini. Arca-arca Durga tersebut antara lain.

Arca Durga

sunting
Arca Durga
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya Indonesia
KategoriBenda
No. RegnasBelum ada
(pengajuan tanggal 13 Februari 2017)
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Tanggal SKBelum ditetapkan
(tahap verifikasi)
PemilikKabupaten Gunungkidul
PengelolaMuseum Ullen Sentalu

Arca Durga yang didaftarkan dengan nama Arca Durga saja ini terbuat dari batu putih dengan tinggi keseluruhan: 47 cm, lebar: 25 cm, dan tebal: 12 cm, diarcakan dalam posisi berdiri (sthana), dada sebelah kanan telah rusak, begitu juga pada bagian lutut sampai kaki ke bawah. Arca ini memakai Mahkota (Kiritamakuta) yakni berupa pintalan rambut yang disusun seperti sorban meninggi keatas, menggunakan selempang (upavita), memakai kalung (hara), anting-anting (kundala), kelat bahu (keyura), memakai ikat pinggang tanpa hiasan (kancidama), arca diberi hiasan berbentuk lingkaran yang menghiasi bagian belakang (praba). Bertangan empat, tangan kiri belakang memegang camara, tangan kanan belakang memgang tasbih (aksamala), tangan kanan depan pergelangan hilang/rusak, dan tangan kanan memakai gelang (kankana).[1]

Arca Durga Mahisasuramardhini Bg. 67

sunting
Arca Durga Mahisasuramardhini Bg. 67
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya Indonesia
KategoriBenda
No. RegnasBelum ada
(pengajuan tanggal 13 Februari 2017)
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Tanggal SKBelum ditetapkan
(tahap kajian)
Pemilik  Indonesia
PengelolaBalai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta

Arca Durga yang didaftarkan dengan nama Arca Durga Mahisasuramardhini Bg. 67 ini memiliki tangan berjumlah 8, 4 di sebelah kanan dan 4 di sebelah kiri, 4 tangan sebelah kanan dari atas ke bawah: tangan pertama memegang roda cakra, tangan kedua dan ketiga memegang bunga padma, dan tangan keempat menarik ekor dari Mahisa, sedangkan tangan kiri dari atas ke bawah: tangan pertama memegang sangkha, tangan kedua dan ketiga memegang bunga padma, dan tangan keempat memegang kepala/menarik rambut asura. Diarcakan dalam posisi berdiri tidak sempurna (tribhanga), memiliki wajah yang menenangkan (santa), dada membusung, pinggang ramping dan kaki kanan dan kiri bertumpu di atas punggung seekor kerbau yang sedang berbaring. Memiliki bentuk rambut berupa pintalan rambut yang disusun seperti sorban atau mahkota, berbentuk rendah menggunakan selempang (upavita), kedelapan tangan kanan dan kiri memakai gelang (kankana), memakai kalung (hara), anting-anting (kundala), kelat bahu (keyura), memakai ikat pinggang tanpa hiasan (kancidama), arca diberi hiasan berbentuk lingkaran yang menghiasi bagian belakang (praba).[2]

Arca Durga Mahisasuramardini

sunting
Arca Durga Mahisasuramardini
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya Indonesia
KategoriBenda
No. RegnasBelum ada
(pengajuan tanggal 16 Januari 2017)
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
Tanggal SKBelum ditetapkan
(tahap kajian)
PemilikBalai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
PengelolaBalai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah

Arca Durga yang didaftarkan dengan nama Arca Durga Mahisasuramardini ini digambarkan berdiri dengan sikap abhangga. Disamping durga terdapat tokoh penyerta menghadap ke arah depan dengan posisi bersimpuh, sementara kerbau digambarkan dalam posisi kaki dilipat ke depan dengan kepala menoleh ke arah kanan belakang serta tanduk sebelah kiri telah hilang. Laksana yang berupa senjata sudah aus, sehingga tidak begitu jelas, yang masih kelihatan adalah cakra dan camara.[3]

Arca Durga Mahesasuramardini

sunting
Arca Durga Mahesasuramardini
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya Indonesia
KategoriBenda
No. RegnasBelum ada
(pengajuan tanggal 02 November 2016)
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Tanggal SKBelum ditetapkan
(tahap kajian)
PemilikBalai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
PengelolaBalai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah

Arca Durga yang didaftarkan dengan nama Arca Durga Mahesasuramardini ini dengan sikap berdiri abhanga di atas mahisa. Memiliki delapan tangan. Tangan kanan memegang ekor mahisa dan tangan kiri menjambak rambut asura. Sementara, enam tangan yang lain masing-masing membawa senjata, antara lain berupa cakra, pedang (khadga), perisai (khetaka), jerat (pasa), panah (bana) dan cangkang kerang (sangkha). Durga merupakan tokoh yang diciptakan oleh para dewa untuk mengalahkan Asura, raksasa yang berniat mengusir para dewa dari kayangan. Durga dibekali senjata-senjata itu adalah pemberian para dewa untuk mengalahkan Mahisasura.[4]

Fragmen Arca Durga

sunting
Fragmen Arca Durga
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya Indonesia
KategoriBenda
No. RegnasBelum ada
(pengajuan tanggal 27 September 2016)
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Tanggal SKBelum ditetapkan
(tahap kajian)
PemilikIr. Siswono Yudo Husodo
PengelolaIr. Siswono Yudo Husodo

Arca Durga yang didaftarkan dengan nama Fragmen Arca Durga ini bertangan delapan. Patah pada bagian kepala. Aus beberapa bagian.Tangan kanan maupun kiri berjumlah empat. Atribut sudah aus. Berdiri di atas seekor kerbau, dengan ekor dipegang salah satu tangan kanan. Penggambaran raksasa di atas kepala nandi dan dipegang kepalanya oleh salah satu tangan kiri. Sandaran arca memiliki ukuran panjang 25 cm, lebar 6 cm, tinggi 43 cm.[5]

Arca Durga Mahisasuramardhini (47/Tgl/2016)

sunting
Arca Durga Mahisasuramardhini (47/Tgl/2016)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya Indonesia
KategoriBenda
No. RegnasBelum ada
(pengajuan tanggal 05 September 2018)
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
Tanggal SKBelum ditetapkan
(tahap kajian)
PemilikPemerintah Kabupaten Trenggalek
PengelolaKantor Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Trenggalek

Arca Durga yang didaftarkan dengan nama Arca Durga Mahisasuramardhini (47/Tgl/2016) ini berdiri di atas seekor lembu (nandi) yang sedang mendekam. Arca bersandar pada stela yang berbentuk persegi. Benda berada di kantor Perpustakaan dan Kearsipan disimpan dihalaman bagian belakang kantor induk dalam ruang terbuka ditimbuni kusein pintu dan jendela yang tidak terpakai sehingga benda kelihatan rusak, kotor dan tidak terawat.[6]

Arca Durga dibeberapa negara

sunting

Terdapat perbedaan dari sejumlah arca Durga Mahisasuramardini yang ditemukan di Indonesia yang terdiri dari arca-arca lepas yang tersimpan di dalam candi atau bangunan suci lainnya. Hal ini dapat dilihat dari arca-arca yang masih di tempat seperti di kompleks candi Prambanan, Gedongsanga dan Candi Merak. Lain hal nya dengan arca Durga Mahisasuramardini yang terdapat di India, umumnya berupa pahatan-pahatan relief pada dinding candi. Seperti yang dapat ditemukan pada candi Faital Deul, Bhuvanesvar, Orissa, Ellora serta Mammalapuram.[7]

Secara umum, arca Dewi Durga memiliki beberapa kesamaan dalam penggambarannya.yaitu digambarkan sebagai wanita cantik yang memiliki tangan lebih dari dua dengan membawa senjata dan menaiki wahana singa dan satukaki lainnya berada diatas kepala asura. Namun juga terdapat beberapa perbedaan dalam beberapa arca yang telah ditemukan.[7]

Penggambaran arca di India sendiri secara umum digambarkan bertangan 4, 6, 8 atau lebih dan mempunyai mata ketiga. Namun terdapat penelitian juga yang menyatakan umumnya di India, bentuk Durga Mahisasuramardini digambarkan mengendarai singa yang sedang menyerang mahisasura dan digambarkan memiliki 4 sampai 24 tangan dengan memegang senjata berupa sakti, trisula, cakra, sankha, sara, vajra, tongkat, pasa, khadga, khetaka dan dhanu.[8]

Digambarkan sebagai wanita cantik memakai mahkota berbentuk karandamakutaserta memakai perhiasan yang mewah. Tangan kanan depannya digambarkan sedang bersikap abhaya hasta, tangan kanan belakang membawa cakra. Sedangkan tangan kiri depan membawa sankha. Bila digambarkan bertangan delapan, biasanya yang dibawa adalah sankha, cakra, sula, dhanu, bana, khadga, khetaka dan pasa.[9]

Menurut Silparatna arca Durga yang bertangan sepuluh digambarkan bermata tiga dan mengenakan jata-makuta yang berhiaskan candrakapala atau bulan sabit. Dilukiskan triban ga. Pada tangan kanannya membawa trisula, khadga, satyayudha, cakra dan menarik tali busur. Sebagai Katyayani dewi, digambarkan membunuh mahisa sura dengan senjata yang dibawa pada tangan kanannya yaitu trisula, khadga, bana, cakra, saktyayudha. Serta pada tangan kirinya membawa khetaka, pasa, ankusa, ghanta dan parasu.[10]

Durga Mahisasuramardini sebagai Candika digambarkan bertangan 20. Dengan membawa senjata sula, khadga, sankha, cakra, bana, sakti, vajra, gada kaca dan Mudgara.[11] Digambarkan asura berupa manusia berkepala kerbau yang dikepalsanya terdapat hiasan kepala, subang dan kain yang sederhana. Sedangkan Dewi digambarkan sebagai wanita muda yang cantik dengan raut muka marah duduk diatas singa. Kerbau digambarkan terpenggal kepalanya dan dari punuknya muncul (seorang) asura.

Indonesia

sunting

Dr. Sutjipto Wirjosuparto berpendapat bahwa bentuk-bentuk arca Durga di Indonesia dupahat berdasarkan naskah kakawin Ghatotkacasraya [12] Di Indonesia pada umumnya Durga Mahisasuramardini digambarkan berdiri diatas punggung kerbau yang terbaring ke arah kiri. Tangan kanan depannya menarik ekor kerbau dan tangan kiri depannya menarik rambut asura. Sedangkan tangan lainnya digambarkan memegang senjata.[13] Digambarkan durga memiliki 2, 4, 6, 8 dan 10 tangan. Dengan memakai hiasan jamakuta diatas kepalanya. Telinganya berhiaskan kundala yang memanjang dan hiasan badan yang mewah lainnya. Serta memakai kalung rangkap dari mutiara atau manikam yang diikat oleh band yang semakin ketengah semakin lebar.

Untuk asura sendiri, digambarkan seperti manusia biasa yang bertangan dua dengan atau tanpa senjata. Wajahnya menunjukkan ekspresi ketakutan dan munculdari bagian badan kerbau. Pada asura yang digambarkan membawa senjata, tangan kananya digambarkan membawa khetaka sedangkan tangan kirinya memegang khadga. Asura yang digambarkan tidak membawa senjata, dilukiskan kedua tangannya berada di depan dada dan tangan kirinya diletakkan diatas paha. Untuk hiasan sendiri asura digambarkan memakai hiasan sederhana berupa kalung, gelang,kundala, ikat pinggang dan kain berupa cawat. Untuk arca Durga yang digambarkan seperti di India yang sedang mengendarai singa jarang ditemukan di Indonesia. Terdapat satu penemuan dengan penggambaran tersrbut yang disimpan arcanya di Museum Pusat jakarta. Pada arca ini digambarkan Durga memiliki 10 tangan dengan emmegang senjata.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ "Arca Durga". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 04 April 2020.  [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ "Arca Durga Mahisasuramardhini Bg. 67". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 04 April 2020.  [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "ARCA DURGA MAHISASURAMARDINI". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 04 April 2020.  [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "ARCA DURGA MAHESASURAMARDINI". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 04 April 2020.  [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "FRAGMEN ARCA DURGA". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 04 April 2020.  [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "ARCA DURGA MAHISASURAMARDHINI (47/TGL/2016)F". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 04 April 2020.  [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ a b c Ratnaesih Maulana, author (1993). "Variasi Ciri-Ciri Arca Durga Mahisasuramardini". Universitas Indonesia Library (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-12. 
  8. ^ Pargiter 1904 : 473 - 475
  9. ^ Gopinatha Rao 1914 : 34 - 342
  10. ^ Gopinatha Rao 1914 347 - 348
  11. ^ Gopinatha Rao 1914, 346
  12. ^ Sujito Wirjosuparto
  13. ^ J.J Boeles 1942 : 41