Museum Ullen Sentalu

museum di Indonesia


Museum Ullen Sentalu, (Jawa: ꦩꦸꦱꦶꦪꦸꦩ꧀​ꦈꦭ꧀ꦭꦺꦤ꧀​ꦱꦼꦤ꧀ꦠꦭꦸ, translit. Musiyum Ullèn Sentalu) terletak di Kecamatan Pakem (Kaliurang), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta).

Museum Ullen Sentalu
ꦩꦸꦱꦶꦪꦸꦩ꧀​ꦈꦭ꧀ꦭꦺꦤ꧀​ꦱꦼꦤ꧀ꦠꦭꦸ
Papan penanda di area Museum Ullen Sentalu, Kaliurang.
Museum Ullen Sentalu di Jawa
Museum Ullen Sentalu
Museum ini berlokasi di Jawa
Didirikan1997 (1997)
LokasiIndonesia Kecamatan Pakem (Kaliurang), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat7°35′53″S 110°25′23″E / 7.597973°S 110.423174°E / -7.597973; 110.423174
JenisMuseum
Situs webwww.ullensentalu.com

Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan, baik untuk acara formal maupun untuk keseharian.

Nama Ullen Sentalu merupakan akronim dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Falsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita. Museum ini didirikan oleh salah seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan Yogyakarta.

Di Museum Ullen Sentalu, dapat diketahui bagaimana para leluhur Jawa membuat batik yang memiliki arti dan makna yang mendalam di dalam setiap coraknya. Ada juga berbagai sejarah mengenai keadaan budaya Jawa dari masa Mataram Kuno hingga Mataram Islam dengan segala aturannya. Keadaan museum yang dibangun dengan baik mampu membuat pengunjung seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan.Pameran yg paling bagus di Ullen Sentalu adalah patung-patung yang berbentuk tokoh-tokoh bangsawan jaman dahulu.

Ketika datang ke museum, pengunjung akan dipandu oleh staf pramuwisata dari museum. Ada tiga jenis tur yang bisa diikuti oleh pengunjung, yaitu Adiluhung Mataram, Skriptorium dan Vorstenlanden. Selama mengikuti tur, pengunjung tidak diperbolehkan mengambil foto atau video, kecuali di area luar galeri dan loket masuk.

Koleksi Unggulan Museum Ullen Sentalu[1] sunting

Pada tahun 2014 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan buku berisi koleksi unggulan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya adalah koleksi unggulan yang dimiliki oleh Museum Ullen Sentalu. Koleksi unggulan Museum Ullen Sentalu adalah sebagai berikut:

  1. Lukisan Jumenengan, lukisan ini menggambarkan prosesi tarian sakral Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu tari Bedhaya yang ditampilkan setahun sekali dalam rangka memperingati penobatan sultan.
  2. Lukisan Busana Paes Ageng, lukisan ini menunjukkan detail busana pernikahan seorang wanita lengkap dengan tata rias Paes Ageng.
  3. Batik bermotif Urang Wetan, kain ini pernah dikenakan oleh permaisuri KGPAA Paku Alam X yang bernama GBRAAy Retno Puwasa.

Sejarah Museum Ullen Sentalu sunting

Museum Ullen Sentalu adalah museum swasta yang diprakarsai oleh keluarga Haryono dari Jogja dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong dengan penasehat antara lain: I.S.K.S. Paku Buwono XII, KGPAA Paku Alam VIII, GBPH Poeger, GRAy. Siti Nurul Kusumawardhani, Ibu Hartini Soekarno, serta KP. dr. Samuel Wedyadiningrat, Sp.(B). K.(Onk). Museum ini diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997, oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada waktu itu.

Museum Ullen Sentalu ini memiliki visi “Sebagai jendela peradaban seni dan budaya Jawa”. Hal ini diterjemahkan dalam misi museum yaitu “Mengumpulkan, mengkomunikasikan dan melestarikan warisan seni dan budaya Jawa yang terancam pudar guna menumbuhkan kebanggaan masyarakat pada kekayaan budaya Jawa sebagai jati diri bangsa.”

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2014). Koleksi Unggulan Museum Yogyakarta. Yogyakarta, Indonesia: Penulis.

Pranala luar sunting