Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Rumah panggung Betawi

CATATAN PENUTUP

Artikel ini diterima sebagai AP setelah mendapatkan 5 komentar. Terima kasih atas partisipasi pengusul dan peninjau. Albertus Aditya (bicara) 29 Juni 2019 04.58 (UTC)

Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel pilihan. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.

Artikel ini disetujui.


Rumah panggung Betawi sunting

Pengusul: Olobaho (b • k • l) · Status:    Selesai

Orang Betawi tinggal di habitat yang beragam mulai dari pesisir hingga daerah aliran sungai. Umumnya rumah darat yang lantainya menyatu dengan tanah, lebih dikenal sebagai rumah tradisional Betawi ketimbang rumah berkonsep panggung. Rumah panggung umumnya berada di wilayah Pesisir, Pinggir, dan Udik (atau disebut juga Ora). Keberadaannya tinggal sedikit, atau boleh dibilang menuju kepunahan. Sebagai tema perlombaan Wiki Jelajah tentu saja artikel ini pasti banyak kekurangannya. Untuk itu saya memohon agar artikel ini mendapatkan bimbingan dan masukan dari teman-teman.

Komentar dari Hanamanteo sunting

Kamus Besar Bahasa Indonesia
  • Jika terdapat 3 objek atau lebih yang disebutkan bersamaan dan disambungkan dengan "dan" dan "atau", selalu diberi koma sebelum "dan" dan "atau", seperti "Tionghoa, Arab, India, dan Portugis".
    • Sudah dikerjakan
  • Kata "Cina" di artikel ini mestinya diubah menjadi "Tionghoa", kecuali "petai cina" yang tidak bisa diubah menjadi "petai tionghoa".
    • Sudah dikerjakan terimakasih Pak masukannya
  • Fondasi, bukan pondasi.
    • Sudah dikerjakan
  • Rezeki, bukan rejeki.
    • Sudah dikerjakan
  • Sub- tidak perlu menggunakan tanda hubung jika kata dasarnya tidak menggunakan huruf kapital, jadi yang tepat adalah "subetnis".
    • Sudah dikerjakan
  • Penggunaan "di" sebagai kata depan harus dipisah, jadi bukan "diantara"
    • Sudah dikerjakan
Bagian pembuka
Sejarah
  • Pranalakan "bahasa Melayu Kreol" ke bahasa dagang dan kreol Melayu, bukan bahasa kreol.
    Sudah dikerjakan
  • "Suku Betawi sendiri merupakan hasil akulturasi antar etnis nusantara dan bangsa yang bermigrasi dan menetap di Batavia." Hilangkan salah satu di antaranya.
    Sudah dikerjakan
  • "Sebut saja Suku Sunda, Jawa, Makassar, Bugis, Malaka, Ambon, Sumbawa dan lain-lain." Gabung ke kalimat sebelumnya.
    Sudah dikerjakan
  • "Mereka terdiri dari: Betawi Pesisir, Tengah, Pinggir dan Betawi Udik (atau disebut juga dengan Betawi Ora)." Tidak perlu titik dua.
    Sudah dikerjakan
  • Hindari penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua seperti "kita", kecuali jika memang tertulis dalam pernyataan asli. Saya juga menemukan penggunaan "kita" di bagian lainnya, jadi mohon ditulis ulang.
    Sudah dikerjakan
  • Subbagian Pengaruh Asing mestinya ditulis layaknya paragraf biasa alih-alih butiran-butiran semata.
    Sudah dikerjakan
  • "Pada 9 Oktober 1740 Belanda membantai ribuan orang Tionghoa, karena dituding membuat keonaran." Tidak perlu koma.
    Sudah dikerjakan
  • "Banyak unsur rumah etnis Tionghoa yang dipakai dalam rumah Betawi, baik dalam penerapan fungsi maupun penyebutan nama unsur dimaksud." Ini juga.
    Sepertinya koma justru dibutuhkan di sini supaya lebih mudah dibaca.  Mimihitam  4 Juni 2019 15.10 (UTC)[balas]
Sumber
  • Selalu letak catatan kaki setelah titik, bukannya sebelum titik.
  • Banyak sekali paragraf yang tidak mengutip satupun rujukan.
    Sedang saya kerjakan Pak (tadinya saya pikir 2 paragraf atau lebih dalam halaman yang sama yang saya kutip, cukup satu saja)
    Sudah saya kerjakan Pak, mohon dicek :)
    • Sudah dikerjakan
  • Saya kurang yakin Dekoruma dapat dijadikan rujukan, lihat deskripsinya: "PT Dekoruma Inovasi Lestari (www.dekoruma.com) merupakan perusahaan startup teknologi multinasional yang berpusat di Jakarta."
  • Penulisan daftar pustaka (termasuk juga bagian #Bacaan lanjutan) harus diurutkan berdasarkan alur abjad dari A sampai Z.
    • Sudah dikerjakan
  • Tanjung (2018) tidak memiliki ISBN.
    • Sudah dikerjakan
  • Supriatna (2006) tidak layak karena merupakan buku pelajaran sekolah.
    • Sudah dikerjakan kelupaan drop maaf
Disambiguasi

Komentar dari Mimihitam sunting

Saya mau tinjau dari segi sumber dulu. Semua sumber yang berupa skripsi S1 (Listiyanti, Kusumawardhani, dan Adi) perlu diganti jadi sumber yang lebih ilmiah seperti buku, jurnal, atau minimal disertasi S3, karena skripsi S1 biasanua quality controlnya kurang, tidak seperti jurnal yang sudah melalui peninjauan sejawat. Laporan penelitian Abdullah, Rahmat Faiz sepertinya juga lebih mirip skripsi dan belum melalui peer review.

Terima kasih sebelumnya  Mimihitam  2 Mei 2019 07.04 (UTC)[balas]

  • Terimakasih Pak Mimihitam, mohon maaf saya baru tahu kalau thesis dan skripsi tidak dianjurkan, but saya pasti akan kerjakan masukan-masukannya
    Dear Pak Mimihitam, saya sudah kerjakan revisi/penggantian perihal literatur tesis dan skripsi yang tidak dianjurkan. Namun, akhirnya artikel yang saya revisi jadi berbeda. Bagaimana Pak? Mohon dicek :)
    Sudah OK  Mimihitam  4 Juni 2019 15.10 (UTC)[balas]

Komentar dari Dhio270599 sunting

Halo!

Sebagai orang asal Cilincing, saya mau apresiasi dulu buat contoh rumahnya :)

Tapi memang, mengulangi yang dibahas Kak Hanamanteo, rujukan per paragraf itu penting banget (syarat wajib, malah) apalagi kalau mau masuk Artikel Pilihan. Seenggaknya, harus ada satu rujukan di akhir paragraf. Itu standar minimal buat peletakan rujukan. Nah, rujukan itu pun juga harus betul-betul cocok secara substansi dengan teks yang ditulis di artikel calon AP, dan nggak boleh bikin kesimpulan atau tafsiran baru dari rujukan itu. Kalau masuk calon AP, rujukan-rujukannya pasti bakal dicek, kayak yang mau dicek Bang Mimihitam di atas.

Itu buat pengantar aja. Dalam waktu dekat, saya bakal ngoreksi lebih detail. Semangat! Wah ada orang Cilincing juga hehehe... terimakasih Pak Dhio270599.

  • Dengan senang hati menerima masukannya, saya sedang mengerjakan masukan dari Pak Hanamanteo

Dhio270599 2 Mei 2019 12.41 (UTC)[balas]

Terima kasih kembali :) nah, ini periksaan dari saya:
Bagian pembuka sunting
  • "Menyesuaikan kondisi lingkungan di mana rumah itu didirikan": hindari kata "di mana" karena frasa itu nggak baku. Sebaiknya diganti "tempat"
    Sudah dikerjakan
Latar belakang sunting
  • "1960an": agar baku, ganti dengan "1960-an"
    Sudah dikerjakan
  • "Diantara" -> "Di antara"
    Sudah dikerjakan
  • "Letak wilayah etnis Betawi secara geografis memang berdekatan dengan wilayah kebudayaan Sunda dan Jawa menjadi penyebab utamanya" -> tambah "yang" di antara "Betawi" dan "secara" agar lebih efektif
    Sudah dikerjakan
  • "Dikatakan demikian karena mulai dari penciptaan ....... berbagai budaya tadi, diwariskan secara turun-temurun .......":
    • Tambah "Arsitektur rumah Betawi" sebelum "dikatakan demikian" (agar susunan subjek-predikat di awal lebih jelas)
      Sudah dikerjakan
    • "Mulai dari" bagusnya dihapus (agar "penciptaan struktur" dan seterusnya bisa masuk sebagai subjek, bukan keterangan di kalimat)
      Sudah dikerjakan
    • Tanda koma sebelum "diwariskan" bagusnya dihapus
      Sudah dikerjakan
  • "Pada saat saat itu" --> "Pada saat itu" atau "pada masa itu" (agar lebih efektif)
    Sudah dikerjakan
  • "Akibat aturan tersebut maka letak rumah-rumah ..." -> "Akibat aturan tersebut, letak rumah-rumah ..." (agar lebih efektif)
    Sudah dikerjakan
  • "Penduduk yang tinggal di kawasan pesisir bentuk rumahnya panggung" --> ganti ke "Penduduk yang tinggal di kawasan pesisir memiliki bentuk rumah panggung" biar lebih efektif
    Sudah dikerjakan
  • "Melalui sungai Ciliwung mereka menyebar ..." -> "Melalui sungai Ciliwung, mereka menyebar ..." (tambah koma)
    Sudah dikerjakan
  • "Hal berbeda pada komunitas Betawi Tengah ..." --> "hal ini berbeda pada komunitas Betawi Tengah ..."
    Sudah dikerjakan
  • "Biasanya mereka tinggal ..." --> "Biasanya, mereka tinggal ..." (koma)
    Sepertinya sama saja  Mimihitam  4 Juni 2019 18.57 (UTC)[balas]
  • "Umumnya hunian mereka ..." --> "Umumnya, hunian mereka ..." (koma)
    Sepertinya sama saja  Mimihitam  4 Juni 2019 18.57 (UTC)[balas]
  • "Kolong fungsinya ..." --> ubah ke "Kolong berfungsi ..." (agar predikat jelas)
    Sudah dikerjakan
  • "Lalu konsep tersebut berkembang ..." --> "Lalu, konsep tersebut berkembang ..." (koma)
    Sepertinya sama saja  Mimihitam  4 Juni 2019 18.57 (UTC)[balas]
  • "Pengaruh bisa dilihat ..." -> tambahkan "-nya" ke pengaruh (agar lebih mudah dipahami + konsisten sama "perbedaannya" di bawah)
    Sudah dikerjakan
  • "..tidak terlihat.[38]." -> titik terakhir dihapus
    Sudah dikerjakan
  • "Beberapa diantaranya" --> "Beberapa di antaranya" ("antaranya" bukan kata kerja)
    Sudah dikerjakan
  • "bermaksud untuk mencari nafkah" --> "dengan maksud mencari nafkah" (agar struktur keterangan kalimat jelas)
    Sudah dikerjakan
  • "Biasanya oleh orang Betawi serambi depan ..." -> "Biasanya oleh orang Betawi, serambi depan ..." (koma)
    Aku ganti jadi "Biasanya orang Betawi menjadikan serambi depan sebagai tempat belajar mengaji "  Mimihitam  4 Juni 2019 18.57 (UTC)[balas]
  • "Menurut ajaran Islam dua tiang tersebut ..." -> "Menurut ajaran Islam, dua tiang tersebut ..." (koma)
    Sudah dikerjakan
  • "... dan lain-lain. biasanya di sebelah kanan ..."
  • "... tanpa daun, Sering kali bagian ..."
  • "Tujuan berubah tidak hanya ..." --> tambah "mereka" setelah "tujuan"
    Sudah dikerjakan
  • "... tetapi sekaligus menjajah setelah VOC bubar kemudian berganti menjadi pemerintah Kolonial Hindia Belanda." mungkin bagian yang ditebalkan dihapus saja, biar lebih nyambung?
    Sudah dikerjakan
  • "Pangaruh" --> "Pengaruh"
    Sudah dikerjakan
  • "Sementara kamar mandi, dapur ..." --> "Sementara itu, kamar mandi, dapur ..." (koma)
    Sudah dikerjakan
  • "... dalam budaya Melayu berupa ..." --> "... dalam budaya Melayu yang berupa ..." (agar struktur keterangan jelas)
    Sudah dikerjakan
  • "memiiliki" --> "memiliki"
    Sudah dikerjakan
  • "... seseorang itu hidupnya harus bermanfaat buat orang lain ..."
    • "seseorang itu hidupnya" bagusnya diganti ke "hidup seseorang" biar lebih baku\
      Sudah dikerjakan
    • "buat" --> ganti ke "untuk" biar baku
      Sudah dikerjakan
  • "... rumah etnik Betawi di manapun" --> "pun" pada "manapun" dipisah biar sesuai KBBI
    Sudah dikerjakan
  • "Gigi Belalang" --> bagusnya huruf kapital dikecilkan saja, menyesuaikan dengan penulisan istilah yang huruf pertama per katanya cenderung kecil
    Sudah dikerjakan
Arsitektur sunting
  • "Ada yang menyerupai gaya bangunan Jawa, Sunda, Melayu bahkan bangunan Eropa namun dalam bentuk yang sederhana." Ganti dengan "tetapi" dan tambahkan koma sebelumnya, karena "namun" itu cuma dipakai di kalimat baru (misal "...bahkan bangunan Eropa. Namun, penerapannya tetap dalam bentuk yang sederhana.")
    Sudah dikerjakan
  • Pranalakan Ridwan Saidi (yang paling awal)
    Sudah dikerjakan bagian ini ada dalam literatur tesis, maka saya drop
  • "Hunian Betawi di pesisir tidak tampak adanya pola yang seragam dalam mengikuti arah mata angin atau orientasi tertentu". Biar efektif, ganti ke: "Hunian Betawi di pesisir tidak menampakkan adanya pola yang seragam"
    Sudah dikerjakan
  • "... dan rumah panggung.[1]." --> titik terakhir dihapus
    Sudah dikerjakan
  • "Tidak seperti etnis Tionghoa..." --> "Hal ini berbeda dengan etnis Tionghoa..." ("tidak seperti" lebih cocok dipakai sebagai penyambung dalam satu kalimat yang sama, tetapi kalimat akan lebih panjang dan kurang nyaman dibaca)
    Sudah dikerjakan
  • "Orang Betawi tidak mengenal ketentuan seperti kedua etnis tadi." --> bagusnya dihapus saja, sudah dijelaskan dalam satu/dua kalimat sebelumnya
    Sudah dikerjakan
  • "di Marunda berlaku seperti itu, tujuannya" --> "tujuannya" diganti "dengan tujuan" ("tujuannya" lebih cocok untuk pengawal kalimat baru)
    Sudah dikerjakan
  • "dengan ilmu feng shuinya" --> "feng shui-nya" (karena istilah feng shui adalah istilah asing, gunakan tanda pemisah)
    Sudah dikerjakan
  • "Bagian belakang rumahnya ditempatkan dapur tidak jauh dari aliran sungai." --> "Dapur ditempatkan di bagian belakang rumah yang tidak jauh dari aliran sungai." (menyempurnakan konteks, agar jangan berkesan "dapur menempatkan bagian belakang rumah")
    Sudah dikerjakan
  • "... dengan tujuan serupa dengan masyarakat Betawi Pesisir. Tujuannya hampir mirip dengan komunitas Betawi Pesisir." --> bagian yang ditebalkan dihapus saja agar efektif
    Sudah dikerjakan
  • Keterangan gambar: "membelakangii" --> "membelakangi"
    Sudah dikerjakan
Pembuatan sunting
  • Pranalakan Kayu Nangka dengan artikel "Nangka"
    Sudah dikerjakan
  • "Lokasi paling ideal adalah berdekatan..." biar jelas berdekatan dengan siapa, tambah: "...adalah saling berdekatan..."
    Sudah dikerjakan

Dari saya itu dulu. Saat perubahan-perubahan yang mendasar (dari tinjauan teman-teman pengguna lain) udah selesai, saya bakal lanjut ninjau lagi. Dhio270599 9 Mei 2019 09.09 (UTC)[balas]

  • Dear Pak Dhio, karena saran Pak Mimi Hitam soal Tesis dan Skripsi yang tidak dianjurkan, maka artikel saya jadi berubah, mohon tolong dicek kembali Pak jika berkenan :)
Olobaho: tinjauannya sudah di-update. :) Dhio270599 28 Mei 2019 00.17 (UTC)[balas]

@Dhio270599 aku sudah kerjakan masukan-masukannya, monggo dilanjutkan kalau masih ada lagi.  Mimihitam  4 Juni 2019 19.02 (UTC)[balas]

Mimihitam: Terima kasih banyak atas bantuannya, Bang Dhio270599 29 Juni 2019 01.15 (UTC)[balas]

Komentar dari Masjawad99 sunting

Numpang lewat Saya baru baca sekilas, ini ada beberapa saran:

Bagian pembuka sunting
  • Menurut saya, sebaiknya hindari penggunaan catatan kaki di bagian pembuka, terutama catatan 1-6. Memang tidak wajib, tapi bagian pembuka semestinya menjadi ringkasan dari seluruh artikel, sehingga tidak perlu lagi diberi catatan kaki; kecuali memang ada klaim yang dapat diperdebatkan (seperti masalah "hampir punah" itu). Sebaliknya, pernyataaan di bagian isi harus didukung oleh sebanyak mungkin sumber yang te(r)percaya.
    Sudah dikerjakan Sudah saya drop Pak, apalagi sumber catatan kakinya dari skripsi atau tesis
  • "Rumah Panggung Betawi merupakan salah satu alternatif model rumah tinggal tradisional..." --> "merupakan sebuah model" lebih baik
    Sudah saya ganti Pak, mohon dicek:)
  • @Olobaho: Menurut saya bagian pembukanya malah tambah melenceng ke mana-mana. Kayaknya harus dirombak total, deh. Berikut saran-saran tambahan dari saya, semoga bisa diterima:
    • Paragraf pertama dan kedua sebaiknya dipindahkan ke isi (saya kurang tahu masuk di mana biar pas, mungkin tambahkan #Definisi atau semacamnya?).
      Sudah  Mimihitam  6 Juni 2019 16.02 (UTC)[balas]
    • Pindahkan paragraf ketiga (mulai dari Berbagai etnis... hingga ... dan lain-lain) ke bagian awal #Pengaruh (sebelum membahas pengaruh spesifik).
      Sudah  Mimihitam  6 Juni 2019 16.02 (UTC)[balas]
    • Ringkas seluruh bagian artikel; jelaskan secara singkat definisinya, arsitekturnya (mungkin sentuh sedikit tentang tata ruang), pantangan dan aturan, dsb. Ini tidak perlu ditambah catatan kaki lagi. Atau kalaupun ditambah, tidak perlu terlalu banyak.
      Sudah  Mimihitam  6 Juni 2019 16.02 (UTC)[balas]
  • Satu lagi, #Pantangan & Aturan --> #Pantangan dan aturan.
    Sudah dikerjakan
Sejarah sunting
  • Kalau judul artikelnya "Rumah Panggung Betawi" bahas langsung sejarah rumah panggungnya, jangan menambahkan detail yang tidak perlu. Bagian tentang asal-usul suku Betawi dan subetnisnya bisa dipindahkan ke artikel suku Betawi. Jika ingin membahas, sentuh sedikit saja (mungkin satu atau dua paragraf), dan apa kaitannya dengan model bangunan ini.
    Saran Bapak soal sejarah saya ganti jadi Latar belakang Pak, bagaimana? mohon dicek:)
    Hmm, menurut saya sebaiknya bagian #Latar belakang itu cukup membahas suku Betawinya saja; untuk pengaruh dari budaya lain, pisahkan jadi bagian #Pengaruh.(bicara) 16 Mei 2019 20.02 (UTC)[balas]
    Sudah dikerjakan
  • Mungkin bisa ditambahkan kapan pertama kali ada catatan mengenai Rumah Panggung Betawi.
    Sepertinya keterangan yang ini sudah untuk dicari.  Mimihitam  4 Juni 2019 15.13 (UTC)[balas]
  • Hanya huruf pertama subjudul atau subbagian yang perlu dikapitalisasi (kecuali nama); pakai "Mulai punah" alih-alih "Mulai Punah".
    Sudah dikerjakan
Arsitektur sunting
  • Tambahkan catatan kaki di setiap pernyataan yang menambahkan informasi baru agar mudah mengeceknya.
    Sudah dikerjakan
  • Gunakan number list untuk bagian #Atap.
    Sudah dikerjakan
    @Mimihitam ini belum nih. Juga sekalian, sepertinya penggunaan huruf kapital di dalam artikelnya perlu diseragamkan. Seingat saya, nama jenis tidak perlu pakai huruf kapital, misalnya rumah panggung atau rumah joglo. Kecuali jika menunjukkan kekhasan budaya, seperti rumah panggung Betawi. Masjawad99💬
    @Masjawad99 aku ganti jadi bentuk paragraf, dan kapitalisasinya sudah dibenarkan.  Mimihitam  7 Juni 2019 07.35 (UTC)[balas]
Pembuatan sunting
  • Gunakan cetak miring untuk nama subbagian yang asing, seperti balaksuji dan zoning.
    Sudah dikerjakan
  • #Proses Pembangunan --> #Proses pembangunan
    Sudah dikerjakan
Tambahan sunting
  • @Mimihitam: Pengaruh Bugis terlihat jelas pada rumah panggung si Pitung di kawasan Betawi Pesisir, Marunda Jakarta Utara. --> Perlu dijabarkan lagi bagian mananya yang pengaruh Bugis. Yang sekarang isinya malah sejarah Rumah si Pitung.
    @Masjawad99 Menurut pengakuan penulisnya di bawah:

Jadi paragrafnya aku hapus, dan bagian "lain-lain" aku ganti jadi Melayu (isinya pun sebenarnya sebelumnya sudah saya pindahkan ke Rumah si Pitung).  Mimihitam  8 Juni 2019 11.23 (UTC)[balas]


Mungkin itu saja dulu untuk saat ini, nanti kalau sempat saya periksa lebih detail lagi.  Masjawad99  (bicara) 2 Mei 2019 20.34 (UTC)[balas]

  • Terimakasih Pak Masjawad99 buat masukannya, saya akan revisi

Komentar dari HaEr48 sunting

Bagian pembuka sunting
  • Kalimat pertama harusnya menuliskan definisi yang jelas. Yang sekarang ini sepertinya definisinya tautologis ("rumah Betawi.. yang tidak menggunakan panggung"). Coba dijelaskan dengan definisi yang positif, misal "rumah ... yang lantainya tidak berada di permukaan tanah", dan seterusnya, lalu di kalimat selanjutnya baru dijelaskan kontrasnya dengan rumah tradisional yang lain.
    Sudah dikerjakan
  • Seperti disebutkan penijau lain, bagian pembuka harusnya berisi rangkuman dari bagian-bagian lain.
    saya sudah ganti Pak, mohon dicek
Sejarah sunting

Bagian ini menjelaskan latar belakang suku Betawi, lalu tau-tau lompat pada saat Rumah Panggung "mulai punah". Agar runut, seharusnya dibicarakan dulu asal-usul rumah panggung, kapan masa puncaknya, dan sejak kapan mulai punah.

  • saya sudah ganti Pak, mohon dicek
Gaya bahasa sunting
  • Gaya bahasa yang dianjurkan di Wikipedia sedikit berbeda dengan yang banyak ditemu di media massa. Contohnya, kita lebih suka bahasa yang dingin dan netral, menggunakan istilah jelas/eksplisit (misal "termasuk X, Y" alih-alih "sebut saja X, Y", atau "Rumah tradisional Betawi yang lebih dikenal masyarakat adalah Rumah Darat" alih-alih "Banyak yang mengenali rumah tradisional Betawi sebagai Rumah Darat"), dan menyingkat embel-embel kata yang tidak perlu. Aku sudah ubah beberapa di sini, agar diperhatikan untuk selanjutnya.
    Baik Pak, terimakasih buat tutorialnya :)
  • Selain itu, seperti disebutkan peninjau lain, referensi itu bisa dibilang wajib. Tulisan artikel ini dasarnya harusnya bukanlah pengetahuan pribadi Bung sebagai penulis, tetapi dari buku-buku, jurnal, atau sumber tepercaya lainnya, sehingga bisa diverifikasi.
    saya sudah revisi Pak, memang telah diminta oleh Pak Mimi Hitam :)

-- Segitu dulu, nanti aku lanjutkan baca lagi dan kasih saran lagi. HaEr48 (bicara) 3 Mei 2019 14.09 (UTC)[balas]

  • Terimakasih Pak buat masukannya, saya akan revisi
Latar belakang sunting
  • Rumah-rumah komunitas Betawi Pinggir terpengaruh oleh arsitektur Sunda: maksud istilah "Betawi Pinggir" belum dijelaskan, mungkin bisa dijelaskan dalam tanda kurung. ,osa; "Betawi Pinggir (Betawi yang ….)"
    Betul Pak, sudah saya kerjakan. Saya bikin subbab tersendiri :)
  • Hanya saja penyebutannya berbeda. Pada orang Sunda tangga tadi disebut golodog, sedang orang Betawi menyebutnya balaksuji. Tolong perpendek kalimat-kalimat seperti ini. Tidak perlu berbunga-bunga, lebih baik ringkas saja tapi padat. Misal: "Orang Sunda menyebut tangga ini golodog, sementara orang Betawi menyebutnya balaksuji."
    Sudah dikerjakan
  • Sementara pada potongan rumah Joglo Betawi, hal demikian tidak terlihat Tolong dijelaskan, maksudnya tidak ada tiang, ataukah ada tiang tetapi tidak berfungsi membagi ruangan?
    sudah saya revisi :)
  • Lalu soal tiang. Jarang ditemui pada rumah orang-orang Betawi bertiang polos. Biasanya tiang memiliki ukiran. Penggunaan ukiran ini adalah pengaruh dari kebudayaan etnis Tionghoa Perbaiki kalimatnya agar lebih ringkas dan tidak berbunga-bunga
    sudah saya revisi :)
  • Belanda menjajah Bumi Nusantara selama 350 tahun Angka ini menurutku tidak bisa dipertanggungjawabkan. Misal 1945 dikurangi 350 saja sudah 1595 dan ketika itu Belanda belum punya kekuasaan apa-apa di Nusantara. Menurutku lebih baik diganti saja dengan tahun mulai berkuasanya Belanda di Batavia, misal "Bangsa Belanda mulai berkuasa di Batavia sejak … hingga …"
    Sudah dikerjakan
  • Pangaruh Belanda cukup kental pada arsitektur rumah Betawi. Beberapa pengaruh dimaksud adalah ruangan utama yang terhubung langsung dengan beranda depan dan posisi kamar tidur terletak di sebelah kanan dan kiri ruang utama. Lalu kamar mandi, dapur, serta gudang terpisah dari ruang utama. Posisi biasanya ada di bagian belakang bangunan utama Ringkas lagi kata-katanya, dan diperdingin.
    sudah saya revisi :)
  • konsol besi: Apakah bisa diberi pranala atau penjelasan singkat apa yang dimaksud dengan "konsol besi"?
    sudah saya revisi :)
  • ornamen-ornamen pucuk rebung yang bentuknya lancip mirip tombak: Oke, bentuknya mirip tombak, tetapi apa jenis ornamen ini? Letaknya di mana? Dan apa itu pucuk rebung?
    sudah saya revisi :)
  • Sama dengan "lisplang gigi balang"
    sudah saya definisikan :)
  • Pengaruh Bugis terlihat jelas pada rumah panggung si Pitung di kawasan Betawi Pesisir: Apa bisa dijelaskan apa yang spesial dengan rumah ini sehingga disebutkan segala?
    saya sudah mencoba mencari dimana mirip/pengaruhnya rumah bugis/makassar terhadap rumah si pitung (termasuk sumber2 dari pemprov DKI Jakarta sendiri), namun tidak ditemukan. Literatur yang saya dapatkan selalu dinyatakan bahwa si pemilik rumah keturunan orang Bugis/Makassar, namun tanpa menjelaskan dengan rinci bagaimana arsitektur rumah Bugis diaplikasikan pada rumah yang dibangunnya (rumah si pitung). Mohon arahannya pak :)
    Karena agak ngambang, paragrafnya sudah aku pindahkan ke Rumah si Pitung  Mimihitam  8 Juni 2019 11.26 (UTC)[balas]
  • "bukanlah milik si Pitung" Tolong ijelaskan ringkasnya siapa itu Si Pitung.
    sudah saya pranalakan Pak :)
Arsitektur sunting
  • Yang membuat rumah tradisional Betawi berbeda dengan daerah-daerah yang disebutkan tadi adalah detail dan peristilahannya: Tolong dijelaskan apa yang dimaksud dengan "detail" dan "peristilahan"
    sudah saya revisi, dengan menjelaskan sedikit apa yang dimaksud dengan detail dan peristilahan :)
  • "Kolong panggung rumah di Marunda biasanya tidak dimanfaatkan": Supaya relevansi Marunda di sini jelas, sebelumnya tolong disebutkan Rumah si Pitung ini berada di Marunda.
    Sudah dikerjakan
  • Pada atapnya terdapat lembayung: Tolong dijelaskan atau dipranalakan apa itu lembayung
    Sudah dikerjakan saya salah kutip, yang dimaksud adalah selembayung, bukan lembayung. Sudah saya pranalakan
  • Pada Rumah Gudang bentuk atapnya ada yang pelana dan ada yang perisai yang tersusun dari kerangka kuda-kuda. Apakah ada pranala mengenai kedua istilah ini dalam konteks bentuk atap? Kalau tidak, tolong diberi penjelasan singkat dalam tanda kurung
    sudah saya revisi :)
  • ditambah sebuah elemen struktur yang disebut jure: Tolong dijelaskan "jure" ini. Kalau cuma menyebutkan istilah-istilah tanpa dijelaskan, bagaimana pembaca bisa mengerti apa yang dimaksud?
    sudah saya ganti literaturnya yang lebih mudah dimengerti :)
  • "batang tekan miring", "batang tarik tegak": Tolong dijelaskan atau digunakan kata yang lebih mudah dimengerti
    sudah saya ganti literaturnya yang lebih mudah dimengerti :)
  • topi, dak, atau markis: ini juga
    sudah saya ganti literaturnya yang lebih mudah dimengerti :)
  • Atapnya berbentuk pelana tolong dijelaskan
    sudah saya revisi :)
  • Jika Rumah Joglo di Jawa menggunakan soko guru: Tolong soko guru dijelaskan atau digunakan kata yang lebih mudah dimengerti
    sudah saya revisi :)
  • Rumah Betawi yang menggunakan konsep panggung struktur pondasinya menggunakan umpak. Pondasi umpak sendiri merupakan batu berbentuk persegi berukuran sekitar 20 cm x 25 cm.: Bisa dipersingkat, misal: "Rumah Betawi yang menggunakan konsep panggung struktur pondasinya menggunakan umpak, yaitu batu berbentuk persegi berukuran sekitar 20 cm x 25 cm."
    Sudah dikerjakan
  • Pembagian ruang rumah etnik Betawi, khususnya yang berpanggung, dipengaruhi oleh budaya Sunda dan Jawa. Hanya saja berbeda dalam hirarkinya. Ruang-ruang pada rumah adat Sunda dan Jawa melambangkan hirarki antara laki-laki dan perempuan. Pada rumah Betawi hirarki jenis kelamin tersebut tidak diberlakukan. Bisa disingkat jadi satu atau dua kalimat dengan mengurangi pengulangan informasi
    Sudah dikerjakan
  • Tapang adalah bale bale yang terbuat dari bambu...  : bale bale itu apa belum dijelaskan
    Sudah aku ganti  Mimihitam  6 Juni 2019 15.40 (UTC)[balas]
  • Hal ini merupakan wujud kepedulian sosial orang Betawi kepada orang lain. Didinginkan/dinetralkan sedikit kalimatnya. Mungkin bisa digabung dengan kalimat sebelumnya juga
    Sudah kuhapus  Mimihitam  6 Juni 2019 15.39 (UTC)[balas]
Pembuatan sunting
  • Aku ubah sedikit cara penulisan beberapa kalimat agar lebih terasa netral, dingin dan ringkas. [1] Silakan diperiksa.
     Trims
  • Awalnya tanah dikeraskan terlebih dahulu menggunakan pecahan: Tolong dijelaskan apa "pecahan" yang dimaksud
    Sudah ditambahkan: pecahan karang.
  • "Setelah urusan tanah siap, kini saatnya membuat rangka" Gunakan gaya bahasa ensiklopedia, bukan buku panduan. Misal, "Pembuatan rangka dilakukan setelah perataan tanah"
    Sudah dikerjakan
  • Sama juga dengan berikut tolong ditulis dengan gaya ensiklopedia:
    • Setelah lantai selesai lalu berlanjut membuat dinding rumah.
      Sudah dikerjakan
    • Setelah selesai kini waktunya membuat langit-langit rumah
      Sudah dikerjakan
    • Setelah bagian-bagian penting dibuat dan dipasang, lalu saatnya membuat ruangan.
      Sudah dikerjakan
    • Dengan formasi tiang 4x5m, berarti terdapat empat ruang yang berderetan
      Sudah dikerjakan
    • Hal yang dilaksanakan kemudian adalah membuat bangunan tambahan.
      Menurutku kalimat ini nggak masalah, namanya juga mendeskripsikan proses, asalkan sudut pandangnya tetap orang ketiga.  Mimihitam 
  • Pemasangan papan dilakukan tanpa jarak dengan menggunakan paku: Apa maksud "tanpa jarak"?
    Sudah aku ganti.  Mimihitam  6 Juni 2019 15.39 (UTC)[balas]
  • Banyak kalimat fragmen - seharusnya tiap kalimat ada subjek dan prediket. Bisa ditambahkan agar jadi kalimat yang benar, atau digabung dengan kalimat sebelumnya saja.
    • Didirikan di atas 12 umpak dengan pondasi 3x4 m.
      Sudah dikerjakan
    • Tidak begitu besar, hanya 1x1 m dan dibangun tanpa atap
      Sudah dikerjakan
  • Atap bangunan tambahan merupakan genteng merah yang disusun sedemikian rupa: Tolong dijelaskan maksudnya "sedemikian rupa".
    Sudah aku hapus  Mimihitam  6 Juni 2019 15.39 (UTC)[balas]
Pantangan dan aturan sunting
  • Aku ubah sedikit cara penulisannya, silakan dilihat [2] Sebagai ensiklopedia, Wikipedia seharusnya tidak menuliskan kepercayaan adat seperti "Kalau X melakukan Y maka hidupnya akan penuh musibah" dan sebagainya. Seharusnya, kalau memang ada adat seperti itu Wikipedia menyebutkan bahwa "berdasarkan adat, …." atau semacamnya, agar jelas bahwa ini bukan pernyataan ensiklopedia secara langsung.

 Trims


Penutup sunting

Dari segi materi, aku rasa artikel ini sudah sangat bagus dan layak untuk diusahakan berstatus AP. Masalah terbesar adalah penulisannya yang sering kurang cocok dengan gaya bahasa ensiklopedia. Misalnya, kalimat-kalimat fragmen, pengulangan informasi untuk menggemukkan paragraf, informasi yang agak lebay atau kurang dingin, dan seterusnya. Tolong diperiksa poin-poin di atas, dan dibaca ulang juga artikelnya kalau-kalau ada masalah serupa yang bisa diperbaiki. Terima kasih atas kerja keras penulis Olobaho. HaEr48 (bicara) 27 Mei 2019 19.56 (UTC)[balas]


@Olobaho maaf Pak Olo, saya lihat artikelnya masih perlu dilanjutkan peninjauannya (dan masih ada beberapa masukan di atas yang perlu dikerjakan). Walaupun untuk Wiki Jelajah sudah lewat tenggat waktunya, semoga Bapak berkenan untuk melanjutkan peninjauannya sampai jadi AP supaya mutu artikelnya makin baik lagi dan supaya nanti bisa dipajang di Halaman Utama . Terima kasih.  Mimihitam  14 Mei 2019 17.55 (UTC)[balas]

  • siap pak mimi Hitam, sudah saya kerjakan sampe jam 24:00 tadi hehehe :)

@HaEr48 @Masjawad99 mengingat Pak Olo sepertinya sedang sibuk, pengusulan ini aku ambil alih, dan aku sudah kerjakan saran-sarannya. Silakan kalau masih ada masukan lagi.  Mimihitam  6 Juni 2019 16.03 (UTC)[balas]

Terima kasih bung Mimihitam. Aku rasa sekarang sudah OK. Bagaimana peninjau lain, Hanamanteo, Dhio270599 dan Masjawad99? HaEr48 (bicara) 27 Juni 2019 06.37 (UTC)[balas]
@HaEr48 dan Mimihitam: Dari saya sudah gak ada lagi. Mendukung Mendukung sebagai AP. Masjawad99💬 27 Juni 2019 07.34 (UTC)[balas]

Kesimpulan sunting

Artikel ini telah ditinjau oleh setidaknya 5 pengguna,

  • Hanamanteo: komentar dari Hanamanteo telah selesai diperbaiki oleh pengusul.
  • Mimihitam: komentar dari Mimihitam telah selesai, juga ada perbaikan yang dikerjakannya.
  • Dhio270599: komentar dari Dhio270599 telah selesai diperbaiki oleh pengusul dan pengguna lain.
  • Masjawad99: komentar [awal] dari Masjawad99 telah selesai diperbaiki oleh pengusul, namun demikian tidak ada saran perbaikan lebih lanjut, dan telah selesai memeriksa.
  • HaEr48: komentar dari HaEr48 telah selesai diperbaiki oleh pengusul dan pengguna lain.

Sebelum melakukan penutupan ini, saya juga memperbaiki sedikit dengan mencoba menghapus referensi dengan galat tanggal, juga perubahan kosmetik yang mana menggunakan spasi sebelum tanda titik dua.

Dengan 5 tinjauan dan seluruh saran telah dikerjakan, maka pengusulan artikel ini ditutup dan dinyatakan disetujui. Albertus Aditya (bicara) 29 Juni 2019 04.55 (UTC)[balas]


Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.