Vegetarisme

gaya hidup mengonsumsi sayur-sayuran

Vegetarisme atau vegetarianisme adalah gaya hidup atau pola kegiatan menolak atau berpantang dalam mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan seperti daging, unggas, dan ikan, hanya mengonsumsi makanan dari sayuran dan hasil tumbuhan,[2] tetapi terkadang masih mungkin mengonsumsi produk olahan turunannya dari hasil hewani seperti telur, keju, mentega, yoghurt, gelatin, kolagen, pepsin, madu ataupun susu. Orang-orang yang mempraktikkan pola gaya hidup vegetarisme disebut vegetarian, nabatiwan, atau pemayur.

Vegetarisme
DeskripsiMenu vegetarian mengonsumsi tumbuh-tumbuhan tanpa atau dengan mengandung minyak hewani, telur, dan susu, namun sama sekali tanpa daging.[1]
AsalIndia Kuno, Yunani Kuno; sebelum abad ke-6
VariasiOvo-vegetarisme, Lakto-vegetarisme, Lakto-ovo-vegetarisme, veganisme, veganisme mentah, fruitarianisme, vegetarisme Buddhis, vegetarisme Hindu, vegetarisme Jaina, vegetarisme Kristen

Selain vegetarisme terdapat pula istilah semi-vegetarisme, di mana para penganut gaya hidup ini masih makan beberapa jenis daging tertentu seperti ikan atau ayam. Di Indonesia secara tradisional suku bangsa pelaut seperti Suku Bajo tidak terlalu banyak mengonsumsi daging dan gemar mengonsumsi makanan laut dalam menu mereka sehingga dapat dikatakan menjalankan diet semi-vegetarian.

Etimologi

sunting

Penggunaan Istilah vegetarian diketahui sudah sejak 1839, Kata ini diambil dari ‘vegetus’, yang berasal dari bahasa Latin, yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup; (namun banyak yang mengaitkannya dengan kata vegetable (sayur) dan penambahan sufiks -arian).[3]

Awal mula kemunculan istilah ini, terkait dengan Alcott House, yaitu sebuah tempat edukasi yang berlokasi di sebelah utara dari Ham Common, London, yang dibuka pada bulan Juli 1838 oleh James Pierrepont Greaves, yang pada tahun 1841 dikenal sebagai Concordium, atau Industry Harmony College, yang ketika itu lembaga ini mulai menerbitkan pamflet-pamflet mereka sendiri yang berjudul "The Healthian", yang diyakini merupakan kemunculan terawal penggunaan istilah 'vegetarian' . [4]

Sejarah

sunting
 
Restoran vegetarian di Johor, Malaysia.

Sebelum tahun 1847, mereka yang tidak makan daging secara umum dikenal sebagai Pythagorean dan kegiatan atau gaya hidupnya disebut sebagai Sistem Pythagorean, sesuai dengan Pythagoras 'vegetarian' dari Yunani kuno.

Istilah vegetarisme diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton dan lain-lain, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris.

Definisi asli dari vegetarisme adalah dengan atau tanpa telur dan hasil ternak perah, dan definisi ini masih digunakan oleh Vegetarian Society hingga sekarang. Meskipun begitu, kebanyakan vegetarian di India tidak memasukkan telur ke dalam diet mereka, seperti juga mereka dari wilayah Mediterania klasik.

Semi-vegetarisme

sunting

Para semi-Vegetarian, di samping memakan makanan dengan bahan nabati, juga memakan olahan dari makanan laut, ayam, susu, atau telur, tergantung masing-masing pribadi. Jenis vegetarisme ini adalah kelompok yang paling rendah.

Lakto-ovo-vegetarisme

sunting

Lakto-ovo-vegetarian, selain memakan makanan nabati, juga memakan susu dan telur beserta olahannya.

Lakto-vegetarisme

sunting

Lakto-vegetarian, di samping memakan bahan makanan nabati, susu dan produk olahannya juga masih ditoleransi.

Ovo-vegetarisme

sunting

Para ovo-vegetarian merupakan kebalikan dari kelompok lakto-vegetarian, yaitu menoleransi produk telur dan olahannya, tetapi tidak hanya dengan susu.

Pesko-vegetarisme

sunting

Penganut pesko-vegetarisme tidak ingin memakan daging merah, tetapi masih dapat memakan ikan, susu, dan telur, beserta olahannya.

Veganisme

sunting

'Veganisme merupakan bentuk paling ketat dari vegetarisme, di mana penganut gaya hidup ini hanya boleh memakan produk nabati saja dan sama sekali tidak memakan hewan laut atau produk olahan hewani. Bahkan madu dari lebah pun dihindari. Saking ketatnya, para vegan juga menentang penggunaan produk non-makanan yang berasal dari hewan, seperti pakaian dan sepatu, dan produk yang diujicobakan pada hewan seperti beberapa jenis kosmetik dan obat-obatan.

Vegan dan Vegetarian

sunting

Pola makan vegetarian atau vegan dianggap lebih sehat dan dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Pola makan yang berfokus pada makanan nabati ini juga diketahui dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit tertentu, seperti:[5]

Diet berbasis tumbuhan, baik vegan atau vegetarian, diketahui efektif untuk menurunkan berat badan dan menjaga berat badan tetap ideal, sehingga dapat mencegah obesitas. Pola makan vegan dan vegetarian juga baik untuk mencegah kolesterol tinggi.

Meskipun demikian, diet vegan dan vegetarian juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan, misalnya anemia dan kekurangan protein. Hal ini dikarenakan kedua pola makan tersebut membatasi bahkan melarang orang yang menjalaninya untuk mendapatkan asupan makanan yang bersumber dari hewani. Padahal, makanan yang berasal dari hewani, seperti daging dan ikan, merupakan salah satu sumber protein dan zat besi yang penting untuk mencegah anemia dan defisiensi protein.

Masakan

sunting

Variasi masakan vegetarian berkembang menjadi tidak hanya menggunakan sayuran sebagai bahan utama untuk memasak, tetapi sekarang telah dikembangkan bahan makanan vegetarian, yakni berupa hasil olahan tepung, gluten, tahu, tempe, atau jamur yang dapat membentuk semacam daging-dagingan yang menyerupai seperti daging asli. Daging vegetarian ini ditujukan untuk membantu proses adaptasi seseorang yang akan menjalani diet vegetarian.

Manfaat

sunting

Menurut penelitian di Amerika, para nabatiwan lebih sehat, panjang umur, bahkan awet muda. Mereka juga terhindar dari penyakit jantung. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa serat dalam sayur dan buah amat berguna bagi kesehatan yang mengakibatkan populernya vegetarianisme di dunia. Diet vegetarian telah menunjukkan efek menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi, dan mencegah terjadinya hipertensi pada orang normal. Penelitian juga menunjukkan wanita vegetarian yang telah memasuki menopause akan berkurang risiko penyakit jantung, kanker endometrium dan kanker payudara dibanding wanita dengan diet normal. Masakan Vegetarian merupakan jenis-jenis masakan yang menggunakan bahan-bahan nabati, atau non hewani yang tidak menggunakan daging sebagai bahan masakannya.

Motivasi

sunting

Beragam motivasi umum orang-orang bervegetarian, ada yang karena kesehatan. Dengan hanya mengonsumsi sayur-sayuran, risiko kita terkena penyakit berbahaya sangatlah kecil. Ada juga yang bervegetarian karena ingin tampil lebih cantik memiliki kulit yang halus dan bersih. Tidak hanya itu saja, bervegetarian juga dapat mengurangi pemanasan global yang ada di muka bumi ini. Industri peternakan menjadi salah satu penyebab pemanasan global di bumi dan juga menyumbang polusi yang cukup banyak, khususnya gas metana penyumbang polusi udara. Selain pemanasan global dan polusi yang dihasilkan dalam industri, polusi juga dihasilkan dari proses pembuatan makanan bagi hewan.[6] [7]

Pada Motivasi religi, Vegetarisme wajib bagi semua pemeluk Jainisme didasarkan pada prinsip tidak/tanpa kekerasan (ahimsa, secara harfiah "tidak melukai"),[8] sedangkan dalam agama Hindu dan Budha Mahayana utamanya dilakukan oleh pe-syi'ar kitab suci dan otoritas keagamaan.[9][10]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Frequently Asked Questions – Definitions". International Vegetarian Union (IVU). Diakses tanggal 6 Agustus 2013. 
  2. ^ "Arti kata vegetarian - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. 
  3. ^ (Inggris) John Davis (1 Juni). "The Vegetus Myth". Vegsource.com. diterbitkan oleh VegSource Interactive, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 12 Oktober 2014. Kata 'vegetarian' tidak ada hubungannya dengan (Inggris:'vegetable'), itu berasal dari bahasa Latin 'vegetus' yang berarti keseluruhan, segar, hidup, kuat "dll... 
  4. ^ (Inggris) Compiled by John Davis (2011). "History of Vegetarianism [Sejarah vegetarian]". diterbitkan oleh International Vegetarian Union (IVU). Diakses tanggal 31 Februari 2016. Extracts from some journals 1843-48 
  5. ^ "Kenali Perbedaan Vegan dan Vegetarian". Alodokter. 2022-07-22. Diakses tanggal 2023-12-26. 
  6. ^ (Inggris) "Apa Penyebab Utama Pemanasan Global". United Nations News Centre. Diakses tanggal 2006. 
  7. ^ (Indonesia) asd "Produksi Gas Metana (CH4) dari Feses Sapi FH Laktasi dengan Pakan Rumput Gajah dan Jerami Padi" Periksa nilai |url= (bantuan). Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 3 (1): 40–44. 2014. 
  8. ^ "Dietary code of practice amongst Jains". International Vegetarian Union (IVU). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 January 2016. Diakses tanggal 28 April 2015. 
  9. ^ Tähtinen, Unto (1976). Ahimsa: Non-Violence in Indian Tradition. London. hlm. 107–111. 
  10. ^ Walters, Kerry S.; Lisa Portmess (2001). Religious Vegetarianism From Hesiod to the Dalai Lama. Albany. hlm. 37–91. 

Pranala luar

sunting