Teorema Heine–Borel

Dalam analisis real, teorema Heine–Borel menyatakan bahwa untuk sembarang bilangan asli , suatu himpunan bagian dari ruang Euklides adalah himpunan kompak jika dan hanya jika merupakan himpunan tertutup dan terbatas. Teorema ini dinamai dari Eduard Heine and Émile Borel.

Sejarah dan Motivasi

sunting

Sejarah dari apa yang sekarang dikenal dengan teorema Heine-Borel bermula pada abad ke-19, dengan pencarian fondasi yang kokoh dari analisis real. Inti dari teori ini adalah konsep kontinu seragam dan sebuah teorema yang menyatakan bahwa setiap fungsi kontinu pada suatu selang tertutup dan terbatas bersifat kontinu seragam. Peter Gustav Lejeune Dirichlet adalah orang pertama yang berhasil membuktikan hal ini, dan dia secara implisit menggunakan eksistensi dari subliput hingga dari peliput buka yang diberikan pada sebuah selang tertutup dalam pembuktiannya.[1] Dirichlet menggunakan pembuktian ini pada kuliah tahun 1852 yang ia selenggarakan, yang baru dipublikasikan pada tahun 1904.[1] Eduard Heine, Karl Weierstrass, dan Salvatore Pincherle kemudian menggunakan teknik serupa. Pada tahun 1895, Émile Borel adalah orang pertama yang menyatakan dan membuktikan pernyataan yang sekarang dikenal dengan teorema Heine-Borel. Formulasi yang dia buat dibatasi hanya untuk peliput terhitung. Pierre Cousin (1895), Henri Léon Lebesgue (1898), dan Arthur Moritz Schoenflies (1900) memperumumnya untuk sembarang peliput.[2]

Implikasi "hanya jika"

sunting

Diambil sembarang  . Diketahui   adalah himpunan kompak. Dengan kata lain, setiap peliput buka dari   memiliki subliput berhingga. Misalkan   menyatakan bola berjari-jari   yang berpusat pada titik  .

Sifat keterbatasan

sunting

Akan dibuktikan bahwa   bersifat terbatas. Perhatikan bahwa   merupakan himpunan terbuka pada  , dan

 
Akibatnya,   adalah peliput buka dari  . Oleh karena   adalah himpunan kompak, maka terdapat suatu titik   sedemikian sehingga
 
Misalkan   dengan  . Diambil sembarang titik  . Jika   menyatakan titik pusat dari bola yang memuat titik  , maka menurut pertidaksamaan segitiga :
 
Akibatnya, diameter dari   terbatas oleh  

Sifat ketertutupan

sunting

Akan dibuktikan bahwa   bersifat tertutup melalui kontradiksi. Andaikan   merupakan himpunan kompak, namun bukan merupakan himpunan tertutup, maka terdapat suatu titik limit  . Didefinisikan

 
dengan  . Perhatikan bahwa   merupakan himpunan terbuka pada  , untuk sembarang  , dan
 
Akibatnya,   merupakan peliput buka dari himpunan  . Sekarang perhatikan sembarang subliput hingga dari peliput tersebut, yaitu
 
Tanpa mengurangi keumuman, diasumsikan bahwa  . Berdasarkan definisi dari  , maka himpunan di atas dapat ditulis sebagai
 
Perhatikan bahwa
  • di satu sisi, himpunan   bersifat saling lepas dengan suatu persekitaran dari titik  , yaitu  , dengan  . Dengan kata lain,
     
  • di sisi lain, irisan dari himpunan   dan himpunan   tidaklah kosong, sebab diketahui di awal bahwa titik   merupakan titik limit.

Hal ini jelas mustahil terjadi, sebab suatu himpunan tidak mungkin kosong sekaligus tidak kosong. Oleh karena terjadi kontradiksi, maka asumsi di awal (bahwasanya himpunan   bukan merupakan himpunan tertutup) bernilai salah, sehingga terbukti bahwa   merupakan himpunan tertutup apabila   adalah himpunan kompak.

Dengan argumentasi serupa, maka dapat ditunjukkan bahwa setiap himpunan bagian kompak   dari suatu ruang topologis Hausdorff   bersifat tertutup pada  .

Implikasi "jika"

sunting

Diambil sembarang   dan sembarang bilangan riil  . Pertama-tama, akan dibuktikan bahwa himpunan   merupakan himpunan himpunan kompak melalui kontradiksi.

Andaikan   bukan merupakan himpunan kompak, maka terdapat suatu peliput buka

 
dari   yang tidak memiliki subliput hingga. Himpunan   kemudian dipartisi menjadi   subhimpunan, masing-masing memiliki diameter yang ukurannya setengah dari diameter himpunan  . Jika semua   subhimpunan dari himpunan   masing-masing dapat diliput oleh suatu subliput hingga dari  , maka himpunan   juga dapat diliput oleh suatu subliput hingga dari   (yaitu dengan menggabungkan semua subliput hingga dari masing-masing   subhimpunan yang telah dipartisi). Akan tetapi, hal ini mustahil terjadi berdasarkan asumsi di awal (bahwasanya himpunan   bukan merupakan himpunan kompak). Akibatnya, setidaknya salah satu dari   subhimpunan dari himpunan   tidak dapat diliput oleh suatu subliput hingga dari  . Misalkan subhimpunan ini dinamai  .

Dengan proses serupa, himpunan   kemudian dipartisi menjadi   subhimpunan, masing-masing memiliki diameter yang ukurannya setengah dari diameter himpunan  . Dengan argumen serupa seperti sebelumnya, hal ini mengakibatkan setidaknya salah satu dari   subhimpunan dari himpunan   tidak dapat diliput oleh suatu subliput berhingga dari  . Misalkan subhimpunan ini dinamai  . Proses ini terus dilanjutkan, sehingga terbentuk barisan

 
Perhatikan bahwa ukuran diameter dari himpunan   ialah  , yang akan menuju 0 saat nilai   menuju tak hingga. Misalkan didefinisikan suatu barisan   dengan sifat  , untuk setiap  . Barisan ini adalah barisan Cauchy, sehingga barisan ini akan konvergen ke suatu nilai limit  . Oleh karena   untuk setiap   dan setiap himpunan   merupakan himpunan tertutup, maka diperoleh   untuk setiap  .

Berdasarkan definisi dari peliput suatu himpunan, maka berlaku  . Oleh karena  , maka diperoleh  . Dengan kata lain, himpunan   meliput titik  . Akibatnya, terdapat suatu   sedemikian sehingga  . Oleh karena   adalah himpunan terbuka, maka terdapat suatu   sedemikian sehingga  . Jika dipilih  , maka  . Akibatnya, diperoleh

 
Berdasarkan hasil di atas, himpunan   memiliki setidaknya satu peliput hingga, yaitu  . Akan tetapi, hal ini mustahil terjadi, sebab telah diperoleh sebelumnya bahwa setiap himpunan   tidak dapat diliput oleh suatu subliput hingga dari  . Oleh karena terjadi kontradiksi, maka asumsi di awal (bahwasanya himpunan   bukan merupakan himpunan kompak) bernilai salah, sehingga terbukti bahwa himpunan   merupakan himpunan himpunan kompak.

Diketahui bahwa himpunan   adalah himpunan tertutup dan terbatas. Oleh karena himpunan   adalah himpunan terbatas, maka terdapat suatu   sedemikian sehingga  . Misalkan   adalah suatu peliput buka dari himpunan  . Oleh karena himpunan   adalah himpunan tertutup, maka   adalah himpunan tertutup, dan himpunan

 
adalah peliput buka dari himpunan  , sebab untuk sembarang elemen  
  1. Jika  , maka  , sehingga diperoleh   (sebab  )
  2. Jika  , maka  , sehingga diperoleh   (sebab  )

Telah dibuktikan sebelumnya bahwa himpunan   merupakan himpunan kompak. Akibatnya, peliput buka   memiliki suatu subliput hingga   yang sekaligus meliput himpunan  .

 
Perhatikan bahwa setiap anggota pada himpunan   bukanlah anggota dari himpunan  . Akibatnya, himpunan   dapat diliput oleh
 
yang merupakan subliput hingga dari  . Oleh karena   adalah sembarang peliput buka dari himpunan  , maka terbukti bahwa himpunan   merupakan himpunan kompak.

Sifat Heine–Borel

sunting

Teorema Heine-Borel tidak berlaku pada ruang vektor topologis dan ruang metrik secara umum, sehingga perlu adanya istilah khusus untuk menggambarkan ruang-ruang yang memenuhi proposisi ini. Ruang-ruang ini disebut memiliki sifat Heine-Borel.

Sifat Heine-Borel pada ruang metrik

sunting

Suatu ruang metrik   dikatakan memiliki sifat Heine-Borel jika setiap himpunan yang bersifat tertutup dan terbatas[3] pada   adalah himpunan kompak.

Banyak ruang metrik yang tidak memiliki sifat Heine-Borel, seperti ruang metrik bilangan rasional (atau secara umum, setiap ruang metrik tak lengkap). Ruang metrik lengkap pun belum tentu memiliki sifat Heine-Borel. Misalnya, tidak ada ruang Banach berdimensi tak hingga yang memiliki sifat Heine-Borel (sebagai ruang metrik). Bahkan yang lebih trivial, jika garis bilangan real tidk dilengkapi dengan metrik biasa, maka bisa saja sifat Heine-Borel tidak terpenuhi.

Suatu ruang metrik   memiliki metrik Heine-Borel (yang identik lokal Cauchy dengan  ) jika dan hanya jika ruang tersebut lengkap, kompak  , dan kompak lokal.[4]

Sifat Heine-Borel pada ruang vektor topologis

sunting

Suatu ruang vektor topologis   dikatakan memiliki sifat Heine-Borel [5] jika setiap himpunan tertutup dan terbatas[6] pada   adalah himpunan kompak[7] (R. E. Edwards menggunakan istilah ruang kompak terbatas[8]). Tidak ada ruang Banach berdimensi tak hingga yang memiliki sifat Heine-Borel (sebagai ruang vektor topologis), namun beberapa ruang Fréchet memilikinya. Misalnya, ruang   dari fungsi-fungsi mulus pada himpunan terbuka  [8] dan ruang   dari fungsi-fungsi holomorfik pada suatu himpunan terbuka  .[8]

Lihat juga

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ a b Raman-Sundström, Manya (August–September 2015). "A Pedagogical History of Compactness". American Mathematical Monthly (dalam bahasa Inggris). 122 (7): 619–635. arXiv:1006.4131 . doi:10.4169/amer.math.monthly.122.7.619. JSTOR 10.4169/amer.math.monthly.122.7.619. 
  2. ^ Sundström, Manya Raman (2010). "A pedagogical history of compactness". arΧiv:1006.4131v1 [math.HO]. 
  3. ^ Suatu himpunan   pada ruang metrik   dikatakan terbatas jika   termuat pada suatu bola yang berjari-jari berhingga. Dengan kata lain, terdapat suatu   dan   sedemikian sehingga  
  4. ^ Williamson & Janos 1987.
  5. ^ Kirillov & Gvishiani 1982, Theorem 28.
  6. ^ Suatu himpunan   pada ruang vektor topologis   dikatakan terbatas jika setiap persekitaran   dari vektor nol pada  , terdapat suatu skalar   sedemikian sehingga berlaku  
  7. ^ Jika topologi dari suatu ruang vektor topologis   dibangkitkan dari suatu metrik  , definisi ini tidak ekuivalen dengan definisi dari sifat Heine-Borel pada   sebagai suatu ruang metrik, sebab konsep dari himpunan terbatas pada   sebagai suatu ruang metrik itu berbeda dengan konsep dari himpunan terbatas pada   sebagai suatu ruang topologis. Sebagai contoh, ruang   dari fungsi mulus pada selang   yang dilengkapi dengn metrik   (notasi   menyatakan turunan ke-  dari fungsi  ) memiliki sifat Heine-Borel sebagai ruang vektor topologis, namun sebagai ruang metrik, ruang tersebut tidak memiliki sifat Heine-Borel.
  8. ^ a b c Edwards 1965, 8.4.7.

Referensi

sunting
  • P. Dugac (1989). "Sur la correspondance de Borel et le théorème de Dirichlet–Heine–Weierstrass–Borel–Schoenflies–Lebesgue". Arch. Int. Hist. Sci. 39: 69–110. 
  • BookOfProofs: Sifat Heine-Borel
  • Jeffreys, H.; Jeffreys, B.S. (1988). Methods of Mathematical Physics  [Metode Fisika Matematis] (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 978-0521097239. 
  • Williamson, R.; Janos, L. (1987). "Construction metrics with the Heine-Borel property" [Metrik konstruksi dengan sifat Heine-Borel]. Proc. AMS (dalam bahasa Inggris). 100 (3): 567–573. doi:10.1090/S0002-9939-1987-0891165-X . 
  • Kirillov, A.A.; Gvishiani, A.D. (1982). Theorems and Problems in Functional Analysis [Teorema dan Masalah dalam Analisis Fungsional] (dalam bahasa Inggris). Springer-Verlag New York. ISBN 978-1-4613-8155-6. 
  • Edwards, R.E. (1965). Functional analysis [Analisis Fungsional] (dalam bahasa Inggris). Holt, Rinehart and Winston. ISBN 0030505356. 

Pranala luar

sunting