Susu kedelai

jenis susu nabati

Susu kedelai (bahasa Mandarin: 豆醬 dòujiāng) adalah sari nabati yang diproses dengan cara merendam dan menggiling kedelai, merebus campuran, dan menyaring partikel yang tersisa. Awalnya susu kedelai berasal dari Tiongkok, sebelum menjadi minuman umum di Eropa dan Amerika Utara pada paruh kedua abad ke-20, terutama karena teknik produksi dikembangkan untuk memberikan rasa dan konsistensi yang lebih mirip dengan susu. Susu kedelai dapat dikonsumsi untuk menggantikan susu sapi dalam pola makan vegan, atau intoleransi laktosa.

Susu kedelai
Susu kedelai
Tempat asal Tiongkok
Diciptakan tahuna. 1365[1][2]
Energi makanan
(per porsi 100 g)
33 kkal (138 kJ)
Nilai gizi
(per porsi 100 g)
Protein2.86 g
Lemak1.61 g
Karbohidrat1.74 g
Indeks glikemik 34 (low)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Susu kedelai juga digunakan dalam pembuatan produk susu imitasi seperti yoghurt kedelai, krim kedelai, kefir kedelai, dan analog keju berbahan dasar kedelai.[3][4] Ini juga digunakan sebagai bahan untuk membuat susu kocok, panekuk, smoothie, roti, mayones, dan makanan yang dipanggang.[5]

Sejarah sunting

Catatan paling awal tentang susu kedelai terdapat pada lempengan batu Dinasti Han yang digali di Tiongkok, yang di atasnya terukir pembuatan susu kedelai di dapur kuno.

Produksi susu kedelai, yang dikenal sebagai kaldu tahu, dimulai pada awal masa Republik Tiongkok pada abad ke-18. Proses ini diindustrialisasikan pada masa awal Republik Tiongkok, dengan pabrik di Shanghai dan Beijing memproduksi lebih dari 1000 botol sehari. Setelah Perang Dunia Kedua dan Perang Saudara Tiongkok, susu kedelai mulai dipasarkan seperti minuman ringan di Hong Kong, Singapura, dan Jepang pada tahun 1950-an.

Susu kedelai disebutkan dalam surat-surat Eropa dari Tiongkok pada abad ke-17 dan masuk dalam bahasa Inggris sebagai "soy-bean milk" dalam laporan USDA tahun 1897. Li Yuying mendirikan Caséo-Sojaïne, "produk susu" susu kedelai pertama pada tahun 1910, dan menerima paten Inggris dan Amerika pertama untuk pembuatan susu kedelai pada tahun 1912 dan 1913.

Kasus pengadilan terhadap Rich Products antara tahun 1949 dan 1974 menetapkan bahwa "susu" non-susu dan produk susu tiruan adalah "makanan baru dan berbeda" dan bukan produk tiruan yang kualitasnya lebih rendah dan ilegal. Pada pertengahan tahun 1980-an, teknologi dan teknik produksi baru memungkinkan minuman kedelai memiliki rasa dan konsistensi yang lebih mirip susu.

Nutrisi sunting

Satu gelas saji susu kedelai komersial tanpa pemanis (243 ml) mengandung 80 kcal dari karbohidrat 4 gram (termasuk gula 1 gram), lemak 4 gram, dan protein 7 gram.[6] Susu kedelai yang diproses mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin D sebanyak 10-45% Nilai Harian, dengan kandungan kalsium dan magnesium yang signifikan pula. Susu kedelai memiliki indeks glikemik (GI) 34±4.[7]

Kandungan gizi per gelas saji (243 g) Susu kedelai[6]
Energi (kcal) 80
Air (g) 226
Protein (g) 6,95
Lemak (g) 3,91
Abu (g) 1,56
Karbohidrat (g) 4,23
Serat (g) 1,2
Gula (g) 1
Kalsium (mg) 301
Zat besi (mg) 1,12
Magnesium (mg) 38,9
Fosfor (mg) 77,8
Kalium (mg) 292
Natrium (mg) 90
Vitamin B12 (µg) 2,7
Vitamin A (IU) 503
Vitamin D (IU) 119
Kolestrol (mg) 0

Referensi sunting

  1. ^ Shurtleff & al. (2013), hlm. 5 & 23–4.
  2. ^ Shurtleff & al. (2014), hlm. 9 & 127.
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bw
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bim
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bharti
  6. ^ a b "FoodData Central". fdc.nal.usda.gov. Diakses tanggal 2020-08-27. 
  7. ^ Atkinson, F. S.; Foster-Powell, K.; Brand-Miller, J. C. (2008-12-01). "International Tables of Glycemic Index and Glycemic Load Values: 2008". Diabetes Care (dalam bahasa Inggris). 31 (12): 2281–2283. doi:10.2337/dc08-1239. ISSN 0149-5992. PMC 2584181 . PMID 18835944. 

Daftar pustaka sunting